Langsung ke konten utama

Alasan Ilmiah Perokok Tidak Selalu Terkena Kanker Paru-Paru

Dari banyaknya iklan rokok saat ini di Indonesia yang mencantumkan bahaya merokok, salah satunya bahaya yang sering disebut adalah adalah kanker paru-paru. Dengan demikian, yang kita tahu adalah merokok merupakan penyebab utama kanker paru-paru. 

Namun ternyata, hanya sebagian kecil saja perokok yang mengidap penyakit paru-paru. Meskipun bukan berarti merokok tidak berbahaya.


Sebuah studi yang dipimpin oleh para ilmuwan di Albert Einstein College of Medicine, New York, Amerika Serikat yang jurnalnya diterbitkan di Nature Genetics menunjukkan bahwa beberapa perokok mungkin memiliki mekanisme kuat yang melindungi mereka dari kanker paru-paru. Kok bisa?

Ternyata, tubuh mereka beradaptasi dengan membatasi mutasi. Temuan ini dapat membantu mengidentifikasi perokok yang menghadapi peningkatan risiko penyakit.


"Penemuan ini mungkin terbukti menjadi satu langkah penting menuju pencegahan dan deteksi dini risiko kanker paru-paru dan untuk memerangi stadium akhir dari penyakit ini, di mana sebagian besar penurunan kesehatan dan penderitaan terjadi," ungkap Dr. Simon Spivack.

Simon Spiyack merupakan penulis senior studi ini, profesor kedokteran, epidemiologi & kesehatan populasi, dan genetika di Einstein, dan ahli paru di Montefiore Health System, Amerika Serikat.

Metode sekuensing seluruh genom sel tunggal dapat menyebabkan kesalahan pengurutan yang sulit dibedakan dari mutasi yang sebenarnya atau cacat serius saat menganalisis sel yang mengandung mutasi langka dan acak. 

Seperti yang dilaporkan di Nature Methods pada tahun 2017, metode ini memperhitungkan dan mengurangi kesalahan pengurutan. Ketika itu masalah terpecahkan dengan mengembangkan teknik pengurutan baru yang disebut single-cell multiple displacement amplification (SCMDA).

Para peneliti Einstein menggunakan SCMDA untuk membandingkan lanskap mutasi sel-sel epitel paru-paru normal dari dua jenis orang: 14 orang yang tidak pernah merokok, usia 11 hingga 86 tahun; dan 19 perokok, usia 44 hingga 81 tahun, yang telah merokok maksimal 116 bungkus/tahun. 

Kemudian sel dikumpulkan dari pasien yang menjalani bronkoskopi untuk tes diagnostik yang tidak berhubungan dengan kanker. 

"Sel paru-paru ini bertahan selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, dan dengan demikian dapat mengakumulasi mutasi dengan usia dan merokok," kata Dr. Spivack. "Dari semua jenis sel paru-paru, ini adalah yang paling mungkin menjadi kanker," ucapnya.

Mutasi yang disebabkan oleh rokok
Para peneliti menemukan bahwa mutasi terakumulasi dalam sel paru-paru non-perokok seiring bertambahnya usia dan bahwa lebih banyak mutasi ditemukan secara signifikan di sel paru-paru perokok.


Baca juga:


"Hasil ini secara eksperimental menegaskan bahwa merokok meningkatkan risiko kanker paru-paru dengan meningkatkan frekuensi mutasi, seperti yang dihipotesiskan sebelumnya," kata Spivack. "Jadi salah satu alasan mengapa begitu sedikit non-perokok terkena kanker paru-paru, sementara 10% hingga 20% perokok seumur hidup mengalaminya," sebutnya.

Temuan lain dari penelitian ini: Jumlah mutasi sel yang terdeteksi dalam sel paru-paru meningkat sejalan dengan jumlah tahun merokok, risiko kanker paru-paru juga meningkat. Tapi yang menarik, peningkatan mutasi sel terhenti setelah 23 bungkus per tahun paparan.

"Perokok terberat tidak memiliki beban mutasi tertinggi," kata Spivack. "Data kami menunjukkan bahwa orang-orang ini mungkin bertahan begitu lama meskipun mereka merokok berat karena mereka berhasil menekan akumulasi mutasi lebih lanjut," sebutnya.


Menurut Spivack, penurunan mutasi ini dapat berasal dari orang-orang ini yang memiliki sistem yang sangat mahir untuk memperbaiki kerusakan DNA atau mendetoksifikasi asap rokok dalam tubuhnya.

Artinya perokok berat ternyata mengembangkan sistem imunitas yang bisa memperbaiki kerusakan gen yang disebabkan oleh asap rokok.

Temuan ini telah mengarah ke arah penelitian baru. Para peneliti sekarang sedang mengembangkan tes baru yang dapat mengukur kapasitas seseorang untuk perbaikan DNA atau detoksifikasi, yang dapat menawarkan cara baru untuk menilai risiko seseorang terkena kanker paru-paru. 

Untuk saat ini belum ada penelitian terkait kapasitas merokok seseorang. Kerentanan gen yang dimiliki seseorang tentunya bervariasi, belum tentu jika perokok berat maka ia akan kebal terhadap asap rokok. Faktanya, 80% kasus kanker di dunia masih disebabkan oleh rokok. Merokok tetaplah berbahaya bagi kesehatan.

Postingan Populer

Laptop Gaming Murah dengan GeForce RTX 5000 Series, Beredar!

Asus kembali menghadirkan inovasi terbarunya di lini laptop gaming melalui Asus Gaming V16. Seperti diketahui, Asus gaming merupakan lini laptop gaming murah yang memadukan performa AI modern, grafis bertenaga, efisiensi daya tinggi, serta ketahanan fisik berstandar militer.  Produk ini menyasar tak hanya bagi para gamer dan profesional yang membutuhkan kinerja optimal dalam paket yang portabel dan andal, tapi juga pengguna umum yang membutuhkan laptop kencang, namun dalam wujud yang standar, tidak menyolok seperti laptop gaming mahal. Ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ 5 atau 7 generasi terbaru, Asus Gaming V16 menawarkan performa komputasi tinggi untuk berbagai kebutuhan, mulai dari gaming AAA, multitasking berat, hingga pemrosesan berbasis AI. Chip grafis NVIDIA® GeForce RTX™ 5060 menjadi jantung pengolahan visual, menghadirkan teknologi ray tracing dan DLSS 3.5 yang memberikan pengalaman gaming lebih realistis, dengan frame rate yang stabil dan visual yang imersif. Layar WUXG...

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

Asus Luncurkan Expert P Series untuk Dukung Kebutuhan Bisnis Modern

Asus Indonesia resmi meluncurkan lini produk komersial terbaru, Expert P Series, yang terdiri dari laptop ExpertBook P3405CVA, desktop ExpertCenter P500MV, dan All-in-One ExpertCenter P440VA. Ketiganya dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi digital di dunia bisnis, dengan daya tahan tinggi, performa stabil, fitur AI terintegrasi, serta keamanan kelas enterprise. “Expert P Series bukan sekadar perangkat kerja, tapi partner produktivitas yang ringan, tangguh, dan aman untuk berbagai skenario kerja hybrid,” ujar Yulianto Hasan, Director Commercial Products Asus Indonesia. Setiap perangkat sudah dilengkapi AI on-device, termasuk platform ExpertMeet untuk kolaborasi yang lebih efisien tanpa perlu aplikasi tambahan. Tren kerja hybrid dan adopsi teknologi AI menjadi latar belakang kehadiran lini ini. Menurut laporan Gallup, 60% karyawan memilih model hybrid, sementara survei McKinsey 2024 mencatat 78% organisasi telah menggunakan AI dalam operasional mereka. Asus menghadirkan solusi ...

China Siapkan Prosesor x86 Sendiri. Semua Berkat AMD

China kembali mengguncang industri chip silikon. Kali ini lewat penggabungan dua pemain penting dalam industri chip dan server: Hygon dan Sugon. Merger ini menjadi langkah besar dalam ambisi Beijing untuk menciptakan ekosistem superkomputasi yang sepenuhnya mandiri, dari desain CPU hingga produksi server. Bagi yang belum familiar, Hygon adalah nama yang muncul setelah AMD pada 2016 memutuskan untuk melisensikan desain CPU Zen dan teknologi x86-64 ke perusahaan bernama Tianjin Haiguang Advanced Technology Investment Co. Tujuannya jelas: memenuhi kebutuhan chip server di Tiongkok dengan solusi non-Intel yang tetap “legal” lewat lisensi. Hasil dari kolaborasi itu adalah prosesor Hygon Dhyana, yang meskipun tidak populer secara global, cukup mendapat tempat di kalangan raksasa teknologi Tiongkok seperti Tencent, berkat dorongan besar dari pemerintah Tiongkok terhadap penggunaan perangkat keras lokal. Di sisi lain, Sugon adalah produsen server dan superkomputer yang kerap menggunakan chip H...

Hell Is Us, Game Paling Berat, Bahkan RTX 4090 Pun Tak Cukup

Para pemilik GPU kelas atas seperti Nvidia RTX 50 dan 40 Series yang mencoba menjalankan demo Hell Is Us tercengang. Alih-alih menikmati adegan sinematik pembuka, banyak pemain justru mengalami crash sebelum cutscene selesai, meninggalkan pertanyaan besar: untuk apa semua kekuatan grafis ini? Dalam pembaruan terbaru di Steam, pengembang Rogue Factor menyarankan solusi sementara yang cukup ironis: turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan semua fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, dan FSR. Ya, bahkan teknologi unggulan seperti DLSS 3.5 pun diminta dimatikan agar game bisa berjalan. “Harap turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, FSR, dll. dari menu utama sebelum memulai game,” tulis Rogue Factor dalam catatannya. Tom’s Hardware mengonfirmasi bahwa ini satu-satunya cara agar game bisa melewati bagian intro tanpa crash. Setelah berhasil mencapai karakter utama bernama RĂ©mi, pemain kemudian dipersilakan menaikkan kembali pengaturan grafis. ...