Langsung ke konten utama

Star Wars: Squadron, Terbangkan X-Wing Ternyata Sulit Juga

Selama franchise Star Wars masih ada, para penggemar akan selalu bermimpi untuk berada di kokpit pesawat-pesawat starfighters ikonik dari seri ini. Mereka mungkin akan berimajinasi dan mengikuti jejak Luke Skywalker atau bahkan  Darth Vader untuk bertarung di antara bintang-bintang dan Death Stars. 

Kini, para penggemar dapat merasakan sensasinya melalui game simulator Star Wars: Squadron yang baru saja hadir. 



Luke dan Vader memiliki kekuatan untuk menambah kemampuan terbang mereka saat mengendarai starfighter. Sedangkan para penggemar yang memiliki konsol PlayStation 4, akan dapat menikmati game Star Wars Squadron tersebut.

Pada saat dimainkan dalam mode pemain tunggal atau solo player, Skuadron terasa seperti tutorial yang diperpanjang selama beberapa jam untuk membantu  pemain melatih keterampilan pilot mereka sebelum terjun ke pertarungan langsung secara online. 

Setiap faksi memiliki empat kapal yang tersedia d iantaranya an all-purpose fighter, a speedy interceptor, a powerful bomber dan  support craft. 



Misi pertama yang dijalankan akan memberi Anda peran khusus untuk dimainkan yang mungkin untuk membantu pemain merasakan bagaimana setiap pesawat bekerja. Sementara untuk level selanjutnya, pemain akan lebih banyak diberikan pilihan misi dan kemampuan untuk beralih pesawat di tengah pertempuran.

Mode solo player yang sebenarnya menempatkan pemain di kokpit duel Rebelion dan Imperial, bertukar bolak-balik antara dua sudut pandang seputar pembangunan Starhawk, kapal perang New Republic yang dapat mengubah sifat perang. 

Game ini memberikan pemain dua sudut pandang yang berbeda dari kedua buah kubu yang berseteru (Rebel dan Imperial). Hal ini memberi pemain kesempatan untuk mengobrol dengan rekan satu skuadron di antara pertempuran dan mendapatkan perspektif mereka tentang berbagai hal.

Mengingat solo player ini memang terasa seperti tutorial yang diperpanjang, ada beberapa batasan yang jelas, seperti jumlah tahapan yang tersedia untuk permainan. 

Meski begitu, game Skuadron memanfaatkan toolboxnya secara maksimal bahkan ketika hal-hal berulang. Misalnya, membuat pemain diam-diam mendekati battlecruiser, sementara misi berikutnya membalik skrip tadi dan  mempertahankan pos terdepan atau memburu musuh.

Pemain umumnya dilengkapi dengan perisai, mesin, dan senjata, dan harus terus-menerus menyulap kekuatan mereka di antara sistem tersebut. 

Perlu segera keluar dari situasi yang buruk sat game berlangsung? Buang power ke engine kapal tetapi keputusan tersebut akan mengorbankan perisai dan senjata yang dimiliki. 

Musuh di belakangmu? Cepat gandakan pelindung belakang dengan mengalihkan power di sana. Langkah tersebut merupakan tindakan penyeimbangan yang konstan di game ini.



Baca juga:


Pengembang Skuadron berharap pemain puas saat  menerbangkan pesawat tempur X-Wing atau TIE pada game tersebut. Game ini hanya dapat dimainkan dalam tampilan orang pertama yang kokpitnya telah dirancang dengan perhatian penuh dan sedemikian rupa sehingga game tersebut benar-benar memungkinkan pemain untuk menonaktifkan HUD dalam game dan hanya mengandalkan instrumen kokpit mereka. 

Ada dukungan untuk HOTAS (throttle-and-stick hands-on) dan pengontrol joystick, untuk pemain yang menginginkan pengalaman penerbangan penuh.

Game  Skuadron juga komprehensif untuk VR di seluruh mode game baik tunggal maupun multiplayer. Meskipun game dibatasi oleh kemampuan teknis PlayStation. 

Kelemahan lainnya adalah VR dan tampilan yang sudah ketinggalan zaman yang terasa akan membuat pemain sulit membayangkan game dengan cara lain.



Skuadron mungkin bukan game Star Wars untuk semua orang. Kurva kesulitan yang curam dikombinasikan dengan campaign yang relatif terbatas membuatnya lebih seperti jenis permainan khusus jika dibandingkan dengan game pertempuran luar angkasa Star Wars lainnya yang lebih mudah diakses. 

Tetapi bagi pemain yang bersedia meluangkan waktu dan tentunya berinvestasi dalam perangkat keras, game ini akan sangat cocok, terlebih jika Anda terobsesi menerbangkan starfighter seperti X-wing

Postingan Populer

10 PC All in One Terbaik. Solusi Praktis untuk Rumah dan Kantor Modern

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar perangkat komputer telah mengalami pergeseran signifikan. Penggunaan PC All in One (AIO) semakin populer, terutama di kalangan pengguna rumahan, pekerja remote yang work from home, pelajar di lab sekolah, hingga kantor kecil ataupun UMKM. Faktor utamanya adalah, ruang kerja makin terbatas, dan banyak orang mencari solusi komputer yang ringkas, mudah dipasang, dan tetap bertenaga. Dengan integrasi layar, CPU, penyimpanan, dan periferal dalam satu perangkat, tanpa banyak kabel, PC All in One menjanjikan tampilan meja yang bersih, setup cepat, dan mobilitas lebih mudah bila ruang berpindah. Desain ramping dan fungsional kian diminati seiring gaya hidup minimalis dan kebutuhan fleksibilitas ruang. Selain itu, kinerja perangkat AIO yang kini menggunakan CPU dan GPU modern sudah cukup untuk menunjang pekerjaan sehari-hari, belajar, bahkan kreativitas ringan. Tren ini menunjukkan bahwa Komputer All in One bukan lagi sekadar alternatif. Tetapi bisa jadi pil...

Rekomendasi Laptop 5 Jutaan yang Terasa Premium? Polytron Luxia i3 Jawabannya!

Mencari laptop yang terjangkau namun tetap memenuhi kebutuhan komputasi sehari-hari bisa menjadi tantangan tersendiri. Jika Anda membutuhkan perangkat untuk bekerja, belajar, atau sekadar penggunaan harian, laptop dengan harga sekitar 5 jutaan bisa menjadi pilihan tepat. Di kisaran harga ini, Anda masih dapat menemukan laptop dengan performa memadai, desain yang menarik, dan fitur modern. Rekomendasi Laptop 5 Jutaan yang Bisa Dipertimbangkan Di bawah ini merupakan rekomendasi laptop 5 jutaan yang layak Anda pertimbangkan, lengkap dengan spesifikasi dan keunggulannya: 1. Polytron Luxia i3 (PL 14M3I3A G82H) Polytron Luxia i3 merupakan laptop yang menawarkan kombinasi desain premium dan performa yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Laptop ini dibekali prosesor Intel® Core™ i3-1215U yang mampu menangani multitasking ringan hingga menengah secara lancar.  Layar 14 inci WUXGA dengan rasio 16:10 dan panel IPS menghadirkan sudut pandang luas serta warna yang akurat, meningkatkan produk...

Asus ExpertBook PM3 PM3406CKA. Laptop Bisnis untuk Jangka Panjang

Segmen laptop bisnis selama bertahun-tahun terjebak pada satu pola: performa tinggi di tahun pertama, dan tuntutan upgrade mahal pada tahun ketiga atau keempat. Di era PC AI saat ini, masalah tersebut semakin terasa. Alasannya, workload berbasis kecerdasan buatan saat ini membutuhkan ruang penyimpanan lebih besar, RAM lebih lega, dan perangkat yang bisa mengikuti dinamika operasional perusahaan. Sayangnya, sebagian besar laptop bisnis modern masih terjebak pada desain kaku, RAM solder, satu slot SSD, dan skalabilitas minim. Di tengah kondisi tersebut, Asus ExpertBook PM3 PM3406CKA hadir dengan pendekatan yang berbeda. Bukan sekadar laptop bisnis berlabel “AI-ready”, tetapi sebuah platform kerja yang menawarkan sesuatu yang jarang ada di kelasnya. Dua slot SSD dan dua slot SO-DIMM.  Ini bukan gimmick marketing. Fasilitas tersebut adalah dasar dari konsep yang Asus sebut sebagai true future-proofing, atau cara memastikan laptop tetap relevan hingga 5 sampai 7 tahun ke depan. Artinya...

Ayaneo Next II Akan Hadir dengan Layar 3:2 dan 165Hz

Ayaneo akhirnya membongkar salah satu misteri terbesar dari Next II, yakni aspek layarnya. Setelah mengumumkan perangkat ini tanpa detail lengkap, perusahaan kini mengonfirmasi bahwa handheld flagship tersebut akan mengusung panel OLED 9 inci dengan resolusi tak lazim, yakni 2400 × 1504. Ini berarti, Ayaneo merupakan yang pertama menghadirkan rasio layar 3:2 yang hampir tidak pernah dipakai pada perangkat gaming portabel. Di pasar handheld PC modern, mayoritas perangkat seperti GPD Win 5 serta Onexfly Apex ataupun Lenovo Legion Go 2 masih bertahan di resolusi 1920 × 1200 dengan rasio 16:10. Bahkan handheld Gaming PC lainnya seperti Asus ROG Xbox Ally series menggunakan rasio 16:9. Karena itu, rasio dan resolusi Next II terasa eksperimental.  Layarnya lebih tinggi dan sedikit kurang lebar dibanding kompetitornya, sesuatu yang bisa menghasilkan tampilan game yang lebih imersif, namun juga berpotensi menimbulkan masalah kompatibilitas UI pada beberapa judul-judul game lama. Tidak hany...

Review Asus Vivobook S14 M3407HA, Laptop AI Bertenaga dari AMD

Segmen laptop AI performa tinggi kini menjadi medan persaingan paling panas di industri komputasi portabel. Setelah era Qualcomm Snapdragon X Elite dan X Plus lalu Intel Core Ultra mencuri perhatian dengan integrasi NPU (Neural Processing Unit) di dalam prosesornya, AMD tidak tinggal diam.  Kehadiran prosesor Ryzen 7 260 dengan XDNA NPU hingga 16 TOPS menandai langkah strategis AMD dalam menghadirkan laptop cerdas yang tak hanya cepat, tapi juga hemat daya dan efisien dalam menjalankan beban kerja berbasis AI. Semuanya mentransformasi tugas-tugas yang biasanya dilakukan CPU, kini menjadi dikerjakan oleh NPU. Khususnya tugas berbasis AI. Laptop AI Asus Vivobook S14 M3407HA menjadi contoh nyata transformasi tersebut: menghadirkan kinerja tinggi, kemampuan AI lokal, dan efisiensi baterai yang sebelumnya sulit dicapai. Dengan fokus pada portabilitas dan ketahanan daya, Asus mencoba menghadirkan laptop yang bukan hanya untuk kerja kantoran, tapi juga untuk kreasi konten, komunikasi, dan...