Langsung ke konten utama

Sony Experia 1 II, Smartphone Terbaik di Dunia

Mobile World Congress, Barcelona 2020 awalnya akan menjadi saksi sejarah akan pemunculan sebuah teknologi luar biasa yang dihadirkan pada perangkat smartphone. Bukan Samsung, bukan Apple ataupun Huawei yang menghadirkan telepon seluler yang paling inovatif di dunia tersebut.

Adalah Sony, produsen smartphone asal Jepang yang terengah-engah bersaing di industri smartphone global. Ya, jika saja tidak ada wabah Corona, mereka akan memperkenalkan smartphone 5G pertamanya ke pasaran. Adalah seri Xperia 1 II (baca: Xperia One Mark Two), nama lengkap smartphone tersebut.


Smartphone yang tentunya flagship ini, sangat mengandalkan fitur-fitur di kamera dan layarnya. Hal ini terbilang wajar karena Sony memang produsen TV dan kamera yang sangat andal.

Soal spesifikasi, Xperia 1 II mengusung prosesor Qualcomm Snapdragon 865 dan modem 5G X55 yang kompatibel dengan jaringan sub-6GHz. Ponsel ini juga didukung oleh RAM 8GB dan memori internal 256GB.


Sony juga menggunakan display 4K HDR OLED berukuran 6,5 inci dengan rasio 21:9. Tanpa notch atau punch-hole, layarnya masih menggunakan bezel yang cukup tebal di bagian atas dan bawah layar.


Pada dasarnya, Xperia 1 II tidak dibekali display dengan refresh rate tinggi seperti ponsel flagship lainnya. Tapi ponsel ini dibekali Motion Blur Reduction yang manfaatnya disebut-sebut sama seperti display 90Hz.

Baca Juga :

Saat vendor lain beramai-ramai menggunakan kamera dengan resolusi besar, Xperia 1 II justru dibekali kamera belakang utama 12MP. Ada juga sensor ultrawide 12MP, sensor telephoto 12MP dan sensor 3D iToF untuk fokus yang lebih tajam yang menemani di belakang.

Sedangkan di bagian depan terdapat kamera 8MP, untuk kebutuhan selfie. Konfigurasi ini sama seperti Xperia 1 yang diluncurkan tahun lalu, tapi setup baru ini mengusung sensor yang lebih besar dan lensa yang lebih cepat. Semua kamera yang digunakan juga dikalibrasi oleh ZEISS.

Walau ukuran pixelnya terbilang kecil, Sony menyematkan fitur-fitur yang biasa ditemui di lini kamera Alpha-nya. Seperti fitur yang mendukung pengambilan foto hingga 20fps dalam burst mode, dan kemampuan untuk mengkalkulasi AF/AE hingga 60 kali per detik.

Untuk spesifikasi dan fitur lainnya Xperia 1 II, dilengkapi dengan baterai 4.000 mAh yang mendukung pengisian cepat, headphone jack 3,5 mm, sensor sidik jari di sisi samping dan sertifikasi IP65/IP68 untuk melindungi dari air dan debu.

Sony Xperia 1 II akan melenggang di Eropa dan Amerika Serikat pada akhir musim semi mendatang dengan tiga pilihan warna yaitu Black, White dan Purple. Saat ini Sony belum mengungkap harganya. Sayangnya, kemungkinan untuk hadir di pasaran Indonesia sangat kecil.

Postingan Populer

Laptop Gaming Murah dengan GeForce RTX 5000 Series, Beredar!

Asus kembali menghadirkan inovasi terbarunya di lini laptop gaming melalui Asus Gaming V16. Seperti diketahui, Asus gaming merupakan lini laptop gaming murah yang memadukan performa AI modern, grafis bertenaga, efisiensi daya tinggi, serta ketahanan fisik berstandar militer.  Produk ini menyasar tak hanya bagi para gamer dan profesional yang membutuhkan kinerja optimal dalam paket yang portabel dan andal, tapi juga pengguna umum yang membutuhkan laptop kencang, namun dalam wujud yang standar, tidak menyolok seperti laptop gaming mahal. Ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ 5 atau 7 generasi terbaru, Asus Gaming V16 menawarkan performa komputasi tinggi untuk berbagai kebutuhan, mulai dari gaming AAA, multitasking berat, hingga pemrosesan berbasis AI. Chip grafis NVIDIA® GeForce RTX™ 5060 menjadi jantung pengolahan visual, menghadirkan teknologi ray tracing dan DLSS 3.5 yang memberikan pengalaman gaming lebih realistis, dengan frame rate yang stabil dan visual yang imersif. Layar WUXG...

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

China Siapkan Prosesor x86 Sendiri. Semua Berkat AMD

China kembali mengguncang industri chip silikon. Kali ini lewat penggabungan dua pemain penting dalam industri chip dan server: Hygon dan Sugon. Merger ini menjadi langkah besar dalam ambisi Beijing untuk menciptakan ekosistem superkomputasi yang sepenuhnya mandiri, dari desain CPU hingga produksi server. Bagi yang belum familiar, Hygon adalah nama yang muncul setelah AMD pada 2016 memutuskan untuk melisensikan desain CPU Zen dan teknologi x86-64 ke perusahaan bernama Tianjin Haiguang Advanced Technology Investment Co. Tujuannya jelas: memenuhi kebutuhan chip server di Tiongkok dengan solusi non-Intel yang tetap “legal” lewat lisensi. Hasil dari kolaborasi itu adalah prosesor Hygon Dhyana, yang meskipun tidak populer secara global, cukup mendapat tempat di kalangan raksasa teknologi Tiongkok seperti Tencent, berkat dorongan besar dari pemerintah Tiongkok terhadap penggunaan perangkat keras lokal. Di sisi lain, Sugon adalah produsen server dan superkomputer yang kerap menggunakan chip H...

Hell Is Us, Game Paling Berat, Bahkan RTX 4090 Pun Tak Cukup

Para pemilik GPU kelas atas seperti Nvidia RTX 50 dan 40 Series yang mencoba menjalankan demo Hell Is Us tercengang. Alih-alih menikmati adegan sinematik pembuka, banyak pemain justru mengalami crash sebelum cutscene selesai, meninggalkan pertanyaan besar: untuk apa semua kekuatan grafis ini? Dalam pembaruan terbaru di Steam, pengembang Rogue Factor menyarankan solusi sementara yang cukup ironis: turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan semua fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, dan FSR. Ya, bahkan teknologi unggulan seperti DLSS 3.5 pun diminta dimatikan agar game bisa berjalan. “Harap turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, FSR, dll. dari menu utama sebelum memulai game,” tulis Rogue Factor dalam catatannya. Tom’s Hardware mengonfirmasi bahwa ini satu-satunya cara agar game bisa melewati bagian intro tanpa crash. Setelah berhasil mencapai karakter utama bernama RĂ©mi, pemain kemudian dipersilakan menaikkan kembali pengaturan grafis. ...

Asus Luncurkan Expert P Series untuk Dukung Kebutuhan Bisnis Modern

Asus Indonesia resmi meluncurkan lini produk komersial terbaru, Expert P Series, yang terdiri dari laptop ExpertBook P3405CVA, desktop ExpertCenter P500MV, dan All-in-One ExpertCenter P440VA. Ketiganya dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi digital di dunia bisnis, dengan daya tahan tinggi, performa stabil, fitur AI terintegrasi, serta keamanan kelas enterprise. “Expert P Series bukan sekadar perangkat kerja, tapi partner produktivitas yang ringan, tangguh, dan aman untuk berbagai skenario kerja hybrid,” ujar Yulianto Hasan, Director Commercial Products Asus Indonesia. Setiap perangkat sudah dilengkapi AI on-device, termasuk platform ExpertMeet untuk kolaborasi yang lebih efisien tanpa perlu aplikasi tambahan. Tren kerja hybrid dan adopsi teknologi AI menjadi latar belakang kehadiran lini ini. Menurut laporan Gallup, 60% karyawan memilih model hybrid, sementara survei McKinsey 2024 mencatat 78% organisasi telah menggunakan AI dalam operasional mereka. Asus menghadirkan solusi ...