Langsung ke konten utama

Cara Instalasi Windows 10 di Laptop Jadul

Anda punya laptop lawas yang masih bisa bekerja dengan baik? Jangan dijual dulu. Dengan sedikit usaha, Anda bisa menggunakan kembali laptop tersebut bahkan seperti serasa laptop baru. Tentunya dengan beberapa keterbatasan.

Sebagai informasi, laptop lawas, keluaran lima tahun lalu misalnya, kadang masih bisa berfungsi dengan baik kalau kita apik menggunakannya. Kalau rajin dibersihkan, tidak meletakkan sembarangan atau berhati-hati saat menjinjingnya, laptop tersebut akan mampu menemani kita untuk bekerja sampai sekarang. Meskipun mungkin hanya untuk mengerjakan pekerjaan ringan.


Kita ambil contoh, laptop Asus X200MA yang digunakan penulis. Laptop ini sudah penulis pakai sejak sekitar Juni 2014 lalu. Saat ini ia masih bisa dipakai untuk browsing, menonton video di YouTube, chatting menggunakan WhatsApp Web, atau mengetik dengan aplikasi Microsoft Word. Harddisknya memang sudah mulai melambat, tetapi itu wajar. Kalau ingin kembali ngebut, harus ditukar dengan yang baru atau menggunakan SSD.


Tetapi, kalau belum ada budget untuk mengganti komponen hardware dan hanya ingin mengupgrade sistem operasinya saja, bisa. Berikut ini cara instalasi Windows 10 di laptop jadul, Asus X200MA dengan RAM 2GB.



•    Periksa versi BIOS laptop Anda. Lalu bandingkan dengan BIOS versi terbaru yang ada di situs web produsen laptop tersebut.
•    Lakukan update BIOS kalau ada versi yang lebih baru. Caranya, download file BIOS dan kopikan ke USB flashdisk.
•    Restart laptop dan masuk BIOS. Dari dalam BIOS, lakukan update dengan mencari file yang Anda simpan di USB flashdisk tadi.


•    Pastikan laptop tetap nyala dan tidak tersenggol saat proses update BIOS sedang berlangsung untuk menghindari kegagalan flashing yang bisa menyebabkan laptop mati total.
•    Setelah update BIOS selesai, restart laptop dan jangan lupa pasangkan bootable Windows 10 USB flashdisk dan lakukan format harddisk seperti biasa.

Baca juga:

Dari percobaan yang penulis lakukan saat menginstalasikan system operasi Windows 10 64-bit, bahkan di BIOS versi 506 saja, Windows 10 tidak bisa diinstalasikan meski harddisk sudah dipartisi dan diformat. Masalah bisa teratasi setelah update BIOS ke versi 601.

Sebagai informasi, dulunya laptop ini dijual tanpa Windows, alias hanya DOS. Pengguna yang butuh bisa membelinya lengkap dengan Windows 8 di dalamnya. Anda harus melakukan upgrade ke BIOS versi 500 agar dapat dipasangi Windows 7. Ya benar, seperti Anda ketahui, Windows 8 dan 8.1 kurang diminati dan sebagian pengguna lebih memilih memasang Windows 7.


Kini, dengan mengupgrade BIOS ke versi terbaru, Anda masih bisa melakukan upgrade ke Windows 10 tanpa harus mengganti hardware apapun. Lumayan, setidaknya Anda bisa menghemat anggaran dan menabung untuk membeli laptop baru di kemudian hari, dan sampai akhirnya Anda bisa membeli laptop yang lebih bertenaga.

Selamat mencoba!

Postingan Populer

10 PC All in One Terbaik. Solusi Praktis untuk Rumah dan Kantor Modern

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar perangkat komputer telah mengalami pergeseran signifikan. Penggunaan PC All in One (AIO) semakin populer, terutama di kalangan pengguna rumahan, pekerja remote yang work from home, pelajar di lab sekolah, hingga kantor kecil ataupun UMKM. Faktor utamanya adalah, ruang kerja makin terbatas, dan banyak orang mencari solusi komputer yang ringkas, mudah dipasang, dan tetap bertenaga. Dengan integrasi layar, CPU, penyimpanan, dan periferal dalam satu perangkat, tanpa banyak kabel, PC All in One menjanjikan tampilan meja yang bersih, setup cepat, dan mobilitas lebih mudah bila ruang berpindah. Desain ramping dan fungsional kian diminati seiring gaya hidup minimalis dan kebutuhan fleksibilitas ruang. Selain itu, kinerja perangkat AIO yang kini menggunakan CPU dan GPU modern sudah cukup untuk menunjang pekerjaan sehari-hari, belajar, bahkan kreativitas ringan. Tren ini menunjukkan bahwa Komputer All in One bukan lagi sekadar alternatif. Tetapi bisa jadi pil...

Review Asus Vivobook S14 M3407HA, Laptop AI Bertenaga dari AMD

Segmen laptop AI performa tinggi kini menjadi medan persaingan paling panas di industri komputasi portabel. Setelah era Qualcomm Snapdragon X Elite dan X Plus lalu Intel Core Ultra mencuri perhatian dengan integrasi NPU (Neural Processing Unit) di dalam prosesornya, AMD tidak tinggal diam.  Kehadiran prosesor Ryzen 7 260 dengan XDNA NPU hingga 16 TOPS menandai langkah strategis AMD dalam menghadirkan laptop cerdas yang tak hanya cepat, tapi juga hemat daya dan efisien dalam menjalankan beban kerja berbasis AI. Semuanya mentransformasi tugas-tugas yang biasanya dilakukan CPU, kini menjadi dikerjakan oleh NPU. Khususnya tugas berbasis AI. Laptop AI Asus Vivobook S14 M3407HA menjadi contoh nyata transformasi tersebut: menghadirkan kinerja tinggi, kemampuan AI lokal, dan efisiensi baterai yang sebelumnya sulit dicapai. Dengan fokus pada portabilitas dan ketahanan daya, Asus mencoba menghadirkan laptop yang bukan hanya untuk kerja kantoran, tapi juga untuk kreasi konten, komunikasi, dan...

Ayaneo Next II Akan Hadir dengan Layar 3:2 dan 165Hz

Ayaneo akhirnya membongkar salah satu misteri terbesar dari Next II, yakni aspek layarnya. Setelah mengumumkan perangkat ini tanpa detail lengkap, perusahaan kini mengonfirmasi bahwa handheld flagship tersebut akan mengusung panel OLED 9 inci dengan resolusi tak lazim, yakni 2400 × 1504. Ini berarti, Ayaneo merupakan yang pertama menghadirkan rasio layar 3:2 yang hampir tidak pernah dipakai pada perangkat gaming portabel. Di pasar handheld PC modern, mayoritas perangkat seperti GPD Win 5 serta Onexfly Apex ataupun Lenovo Legion Go 2 masih bertahan di resolusi 1920 × 1200 dengan rasio 16:10. Bahkan handheld Gaming PC lainnya seperti Asus ROG Xbox Ally series menggunakan rasio 16:9. Karena itu, rasio dan resolusi Next II terasa eksperimental.  Layarnya lebih tinggi dan sedikit kurang lebar dibanding kompetitornya, sesuatu yang bisa menghasilkan tampilan game yang lebih imersif, namun juga berpotensi menimbulkan masalah kompatibilitas UI pada beberapa judul-judul game lama. Tidak hany...

Rekomendasi Laptop 5 Jutaan yang Terasa Premium? Polytron Luxia i3 Jawabannya!

Mencari laptop yang terjangkau namun tetap memenuhi kebutuhan komputasi sehari-hari bisa menjadi tantangan tersendiri. Jika Anda membutuhkan perangkat untuk bekerja, belajar, atau sekadar penggunaan harian, laptop dengan harga sekitar 5 jutaan bisa menjadi pilihan tepat. Di kisaran harga ini, Anda masih dapat menemukan laptop dengan performa memadai, desain yang menarik, dan fitur modern. Rekomendasi Laptop 5 Jutaan yang Bisa Dipertimbangkan Di bawah ini merupakan rekomendasi laptop 5 jutaan yang layak Anda pertimbangkan, lengkap dengan spesifikasi dan keunggulannya: 1. Polytron Luxia i3 (PL 14M3I3A G82H) Polytron Luxia i3 merupakan laptop yang menawarkan kombinasi desain premium dan performa yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Laptop ini dibekali prosesor Intel® Core™ i3-1215U yang mampu menangani multitasking ringan hingga menengah secara lancar.  Layar 14 inci WUXGA dengan rasio 16:10 dan panel IPS menghadirkan sudut pandang luas serta warna yang akurat, meningkatkan produk...

Asus ExpertBook PM3 PM3406CKA. Laptop Bisnis untuk Jangka Panjang

Segmen laptop bisnis selama bertahun-tahun terjebak pada satu pola: performa tinggi di tahun pertama, dan tuntutan upgrade mahal pada tahun ketiga atau keempat. Di era PC AI saat ini, masalah tersebut semakin terasa. Alasannya, workload berbasis kecerdasan buatan saat ini membutuhkan ruang penyimpanan lebih besar, RAM lebih lega, dan perangkat yang bisa mengikuti dinamika operasional perusahaan. Sayangnya, sebagian besar laptop bisnis modern masih terjebak pada desain kaku, RAM solder, satu slot SSD, dan skalabilitas minim. Di tengah kondisi tersebut, Asus ExpertBook PM3 PM3406CKA hadir dengan pendekatan yang berbeda. Bukan sekadar laptop bisnis berlabel “AI-ready”, tetapi sebuah platform kerja yang menawarkan sesuatu yang jarang ada di kelasnya. Dua slot SSD dan dua slot SO-DIMM.  Ini bukan gimmick marketing. Fasilitas tersebut adalah dasar dari konsep yang Asus sebut sebagai true future-proofing, atau cara memastikan laptop tetap relevan hingga 5 sampai 7 tahun ke depan. Artinya...