Langsung ke konten utama

ZTE Nubia Z17 Mini, Smartphone RAM 6GB Murah Meriah

Saat ini, RAM besar sudah semakin menjadi persyaratan penting untuk sebuah smartphone Android. Kapasitas memori utama alias RAM sebesar 2GB apalagi 1GB rasanya sudah sangat tidak memadai. RAM 3GB sudah menjadi standar minimal bagi sebuah smartphone masa kini dan menjadikan kapasitas RAM di bawahnya menjadi standar masa lalu.

Semakin besar, tentu semakin baik. Kalau saat ini ada smartphone baru dengan RAM 4GB, tentu tidak istimewa. Ingat saat Asus merilis smartphone Android pertama di pasaran dengan RAM sebesar 4GB? Itu sudah lebih dari 3 tahun lalu. Kalau mau istimewa, RAM smartphone Anda harusnya berkapasitas 8GB. Atau minimal 6GB.


Nah, buat Anda yang tipikal malas menutup aplikasi, malas menutup tab, malas keluar dari satu game untuk bermain game lainnya, ada solusi bagi Anda. Murah pula. Jawabannya adalah ZTE Nubia Z17 Mini. Jangan salah, Meski namanya Mini, tapi RAM-nya Maxi. Kapasitasnya 6GB. Harganya? Murah. Seberapa murah? Hanya Rp3 jutaan.


Smartphone mini yang punya ukuran hanya 14,6 x 7,25 x 0,75 cm ini bobotnya hanya 155 gram. Ia juga mendukung dual SIM card mendukung 4G. Meskipun jenis SIM tray-nya masih hybrid. Alias dua SIM card atau satu SIM card plus satu micro SD card saja yang terpasang di sana.

Sesuai namanya, Mini, ia punya ukuran layar yang hanya 5,2 inci. Relatif mini untuk ukuran smartphone Android masakini. Meski demikian, ia sudah mendukung resolusi Full HD 1920 x 1080 pixel. Layar jenis IPS tersebut juga sudah dilindungi oleh lapisan penguat yakni Corning Gorilla Glass.

Baca juga:

Sayangnya, meski rilisan terbaru, ia masih menggunakan sistem operasi yang relatif jadul yakni Android 6.0.1 Marhsmallow. Ia juga punya prosesor yang relatif jadul. Tetapi jangan khawatir, prosesor tersebut masih cukup mumpuni untuk digunakan sampai saat ini. Tak lain tak bukan adalah Qualcomm Snapdragon 652 dengan GPU berbasis Adreno 510. Tentunya dengan RAM 6GB serta storage 64GB.


Ada dua kamera di belakang. Kamera utamanya punya resolusi 13MP, bukaan f/2.2 dengan ukran pixel 1.12 micron. Ia mendukung phase detection auto focus dan dual LED flash. Kamera depannya sendiri punya resolusi dan aperture lebih baik. Yakni 16MP dengan f/2.0.

Baterainya berkapasitas 2.950mAh dan dapat diisi ulang lewat charger berbasis USB Type-C. Di Indonesia, perangkat ini sudah mulai dipasarkan di harga Rp3.399.000. Murah? Pasti.

Postingan Populer

Laptop Gaming Murah dengan GeForce RTX 5000 Series, Beredar!

Asus kembali menghadirkan inovasi terbarunya di lini laptop gaming melalui Asus Gaming V16. Seperti diketahui, Asus gaming merupakan lini laptop gaming murah yang memadukan performa AI modern, grafis bertenaga, efisiensi daya tinggi, serta ketahanan fisik berstandar militer.  Produk ini menyasar tak hanya bagi para gamer dan profesional yang membutuhkan kinerja optimal dalam paket yang portabel dan andal, tapi juga pengguna umum yang membutuhkan laptop kencang, namun dalam wujud yang standar, tidak menyolok seperti laptop gaming mahal. Ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ 5 atau 7 generasi terbaru, Asus Gaming V16 menawarkan performa komputasi tinggi untuk berbagai kebutuhan, mulai dari gaming AAA, multitasking berat, hingga pemrosesan berbasis AI. Chip grafis NVIDIA® GeForce RTX™ 5060 menjadi jantung pengolahan visual, menghadirkan teknologi ray tracing dan DLSS 3.5 yang memberikan pengalaman gaming lebih realistis, dengan frame rate yang stabil dan visual yang imersif. Layar WUXG...

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

China Siapkan Prosesor x86 Sendiri. Semua Berkat AMD

China kembali mengguncang industri chip silikon. Kali ini lewat penggabungan dua pemain penting dalam industri chip dan server: Hygon dan Sugon. Merger ini menjadi langkah besar dalam ambisi Beijing untuk menciptakan ekosistem superkomputasi yang sepenuhnya mandiri, dari desain CPU hingga produksi server. Bagi yang belum familiar, Hygon adalah nama yang muncul setelah AMD pada 2016 memutuskan untuk melisensikan desain CPU Zen dan teknologi x86-64 ke perusahaan bernama Tianjin Haiguang Advanced Technology Investment Co. Tujuannya jelas: memenuhi kebutuhan chip server di Tiongkok dengan solusi non-Intel yang tetap “legal” lewat lisensi. Hasil dari kolaborasi itu adalah prosesor Hygon Dhyana, yang meskipun tidak populer secara global, cukup mendapat tempat di kalangan raksasa teknologi Tiongkok seperti Tencent, berkat dorongan besar dari pemerintah Tiongkok terhadap penggunaan perangkat keras lokal. Di sisi lain, Sugon adalah produsen server dan superkomputer yang kerap menggunakan chip H...

Hell Is Us, Game Paling Berat, Bahkan RTX 4090 Pun Tak Cukup

Para pemilik GPU kelas atas seperti Nvidia RTX 50 dan 40 Series yang mencoba menjalankan demo Hell Is Us tercengang. Alih-alih menikmati adegan sinematik pembuka, banyak pemain justru mengalami crash sebelum cutscene selesai, meninggalkan pertanyaan besar: untuk apa semua kekuatan grafis ini? Dalam pembaruan terbaru di Steam, pengembang Rogue Factor menyarankan solusi sementara yang cukup ironis: turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan semua fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, dan FSR. Ya, bahkan teknologi unggulan seperti DLSS 3.5 pun diminta dimatikan agar game bisa berjalan. “Harap turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, FSR, dll. dari menu utama sebelum memulai game,” tulis Rogue Factor dalam catatannya. Tom’s Hardware mengonfirmasi bahwa ini satu-satunya cara agar game bisa melewati bagian intro tanpa crash. Setelah berhasil mencapai karakter utama bernama RĂ©mi, pemain kemudian dipersilakan menaikkan kembali pengaturan grafis. ...

Asus Luncurkan Expert P Series untuk Dukung Kebutuhan Bisnis Modern

Asus Indonesia resmi meluncurkan lini produk komersial terbaru, Expert P Series, yang terdiri dari laptop ExpertBook P3405CVA, desktop ExpertCenter P500MV, dan All-in-One ExpertCenter P440VA. Ketiganya dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi digital di dunia bisnis, dengan daya tahan tinggi, performa stabil, fitur AI terintegrasi, serta keamanan kelas enterprise. “Expert P Series bukan sekadar perangkat kerja, tapi partner produktivitas yang ringan, tangguh, dan aman untuk berbagai skenario kerja hybrid,” ujar Yulianto Hasan, Director Commercial Products Asus Indonesia. Setiap perangkat sudah dilengkapi AI on-device, termasuk platform ExpertMeet untuk kolaborasi yang lebih efisien tanpa perlu aplikasi tambahan. Tren kerja hybrid dan adopsi teknologi AI menjadi latar belakang kehadiran lini ini. Menurut laporan Gallup, 60% karyawan memilih model hybrid, sementara survei McKinsey 2024 mencatat 78% organisasi telah menggunakan AI dalam operasional mereka. Asus menghadirkan solusi ...