Langsung ke konten utama

Beda Asus ROG Strix, Scar dan Hero

Asus Indonesia secara resmi telah mengekspansi lini laptop ROG Strix menjadi tiga bagian. ROG Strix Traditional, ROG Strix Scar dan ROG Strix Hero. Ketiganya ditujukan untuk segmen gamers yang berbeda-beda. Apa beda Asus ROG Strix, Scar dan Hero?

Sebagai laptop varian mainstream dari ROG Strix, seri ROG Strix traditional ditujukan bagi kalangan gamers secara umum ataupun para designer grafis, video editor dan 3D modeler. Laptop ini memiliki desain baru yang futuristis namun tetap hadir dalam dimensi yang tipis meski mengantongi spesifikasi komponen kelas atas di dalamnya. Layarnya mencapai 50% lebih terang dibandingkan produk kompetitor.


Varian terbaru, yakni ROG Scar dan Hero, ditujukan untuk pengguna gamers spesifik. ROG Scar ditujukan pada penggemar game-game berbasis first person shoot (FPS) seperti Counter Strike, Battlefield, Call of Duty, Overwatch dan semacamnya. Laptop ini cocok untuk mereka karena memiliki layar dengan frame-rate yang sangat tinggi, hingga 120Hz, serta refresh rate yang sangat cepat, mencapai 5 milidetik.


Layar seperti yang dimiliki oleh ROG Strix Scar Edition akan membuat game dapat ditampilkan dengan sangat smooth di layar tanpa ada stutter ataupun tearing. Refresh rate cepat juga akan menghilangkan efek ghosting saat pengguna sedang sibuk bertempur, menerjang semburan peluru lawan.

Baca juga:
Terakhir, ROG Strix Hero Edition. Varian ini ditujukan pada penggemar game genre MOBA (Multiplayer Online Battle Arena). Sama seperti Strix, ia juga punya monitor 120Hz refresh rate.


Berbeda dengan varian Scar, kelebihan lainnya adalah pada kontras warna yang lebih tinggi, 100% sRGB gamut. Dengan warna yang mencapai 100% sRGB, pengguna akan mendapatkan kenyamanan lebih. Misalnya saaat bermain Dota 2 ataupun League of Legends.

Yang menarik, 1 Februari mendatang, Asus dikabarkan akan menghadirkan varian terbaru dari seri ROG dan Strix tersebut. Apa saja? Menarik untuk kita tunggu kedatangannya.

Postingan Populer

Review Asus ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop Gaming Tipis Futuristis

Dalam dunia laptop gaming yang semakin kompetitif, Asus kembali mengukuhkan posisinya di industri laptop gaming tipis lewat seri ROG Zephyrus G14. Di pasaran, salah satu model laptop gaming tipis yang jadi andalan Asus adalah seri ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop gaming tipis yang hadir pada kisaran tahun 2024 ini membawa kombinasi menarik antara performa tinggi, teknologi terkini, dan desain yang super portabel. Dengan layar OLED 3K yang memanjakan mata, GPU RTX 4050 yang efisien, serta dukungan AI dari prosesor Ryzen 7 8845HS, laptop ini ditujukan untuk gamer dan kreator yang menuntut performa dalam dimensi ringkas. Yang menjadi daya tarik utama dari G14 adalah bagaimana Asus berhasil meramu laptop 14 inci ini menjadi sebuah mesin bertenaga tanpa mengorbankan kenyamanan dan keindahan desain. Bobot hanya 1,5 kg, menjadikannya salah satu laptop gaming teringan di kelasnya. Di sisi lain, perangkat ini juga membawa berbagai fitur profesional seperti layar Pantone Validated dan Dolby Atmo...

Review ASUS Gaming K16 (K3605). Laptop Gaming Murah, Laptop untuk Sekolah dan Kuliah

Banyak laptop murah yang memang mampu menjalankan game ringan, namun mudah kewalahan saat berhadapan dengan judul-judul AAA atau kebutuhan multitasking berat. Padahal, tren laptop gaming saat ini tidak hanya terbatas pada hiburan.  Mahasiswa jurusan desain, arsitektur, hingga komunikasi visual juga membutuhkan laptop dengan GPU diskrit untuk menunjang software grafis dan editing. Akhirnya, laptop gaming murah pun berkembang menjadi solusi serbaguna, bukan sekadar perangkat untuk bermain, tetapi juga untuk belajar dan bekerja. Asus, sebagai pemain besar di industri laptop, menangkap peluang tersebut melalui seri Asus Gaming K16 K3605. Dengan kombinasi prosesor Intel Core H-series, GPU NVIDIA GeForce RTX 3050, layar 144Hz, dan RAM 16GB, laptop ini menjanjikan performa yang seimbang untuk gaming sekaligus produktivitas.  Tak hanya itu, harga yang masih terjangkau untuk segmennya, bahkan tergolong laptop gaming murah, membuat Asus Gaming K16 menjadi opsi menarik bagi pengguna muda...

ARM Hadirkan "DLSS" untuk Android. Game Mobile Akan Lebih Realistis

ARM resmi memperkenalkan teknologi Neural Super Sampling (NSS) di ajang SIGGRAPH 2025, solusi upscaling berbasis AI yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas grafis gaming di perangkat Android. Teknologi ini diklaim mampu menghadirkan visual setara PC gaming tanpa mengorbankan performa atau daya tahan baterai. NSS bekerja dengan prinsip mirip Nvidia DLSS: game dirender pada resolusi rendah lalu di-upscale menggunakan neural network.  Pada demo awal, gambar 540p dapat ditingkatkan ke 1080p hanya dalam waktu 4 milidetik per frame, cukup cepat untuk menjaga frame rate tetap stabil. ARM menyebut pendekatan ini lebih efisien dibanding metode upscaling tradisional yang sering menghasilkan artefak visual seperti ghosting atau blur. Teknologi ini akan dijalankan pada akselerator neural bawaan Mali GPU generasi terbaru, yang telah dioptimalkan khusus untuk perangkat mobile. Selain untuk gaming, on-chip neural engine juga bisa digunakan untuk ray tracing denoising serta fitur kamera berbasi...

Siap Kuliah Lagi? Ini Laptop Generasi AI yang Kencang dan Stabil untuk Mahasiswa

Tahun ajaran baru sudah di depan mata. Mahasiswa di berbagai penjuru negeri bersiap kembali ke kampus, bersua teman-teman seperjuangan, hingga beradaptasi dengan jadwal kuliah yang baru. Tapi back to campus bukan sekadar tentang bertemu dosen favorit atau suasana kelas yang dirindukan.  Di era saat ini, terutama bagi kamu yang tergolong dalam Generasi AI, persiapan menuju semester baru juga berarti memilih perangkat yang bisa mendukung segala aktivitas akademik dan kreatif secara maksimal. Bukan Sekadar Laptop, Tapi Partner Belajar Mahasiswa Generasi AI Tantangan mahasiswa saat ini jauh berbeda dari dulu. Kini, tugas-tugas perkuliahan tak lagi hanya menulis dan presentasi, tapi juga mencakup riset data, desain grafis, produksi video pendek, hingga eksplorasi tool berbasis AI seperti Copilot, ChatGPT, CapCut AI, atau Canva Magic Studio.  Agar semua berjalan lancar, kamu butuh laptop yang bukan hanya kencang, tapi juga cerdas, efisien, dan bisa diandalkan sepanjang hari. Laptop ...

Gara-gara Netflix Dkk, Pembajakan Kembali Naik

Dulu, kehadiran layanan streaming dianggap sebagai obat mujarab untuk memberantas pembajakan. Semua konten tersedia secara legal, dengan harga terjangkau, tanpa repot mencari situs gelap.  Namun, satu dekade setelah ledakan Netflix dan kawan-kawan, kenyataannya berbalik. Ekosistem streaming hari ini begitu terpecah, mahal, dan penuh batasan hingga justru mendorong orang kembali ke pembajakan, yang ironisnya, terasa lebih rasional dan “dewasa” bagi sebagian penonton. Data dari MUSO, perusahaan pemantau pembajakan berbasis di London, memperlihatkan tren ini dengan gamblang. Pada 2020, kunjungan ke situs pembajakan global berada di angka 130 miliar. Namun pada 2024, jumlah itu melonjak menjadi 216 miliar. Lebih dari 96 persen berasal dari streaming ilegal.  Di Swedia, seperempat responden, terutama kelompok usia 15-24 tahun, mengaku menonton konten bajakan. Angka-angka ini menegaskan: pembajakan tidak mati, hanya menunggu momen untuk bangkit kembali. Persoalan utamanya adalah fra...