Asal-usul air Bumi kembali menjadi perdebatan setelah sebuah studi terbaru di Nature, 30 Oktober 2025 lalu menunjukkan bahwa air tidak harus dibawa oleh komet atau asteroid. Sebaliknya, air dapat terbentuk secara alami saat planet masih berada dalam fase awal pembentukannya.
Temuan ini menantang pandangan klasik yang telah bertahan selama puluhan tahun dan membuka kemungkinan bahwa air, dan potensi kehidupan, lebih umum di alam semesta daripada yang diperkirakan.
Seperti diketahui, selama ini ada dua teori besar tentang air. Ia berasal dari benda es luar tata surya, atau air tercipta dari bahan dasar pembentuk planet itu sendiri. Teori kedua memiliki dukungan teoretis tetapi belum pernah diuji dalam kondisi laboratorium realistis, hingga penelitian ini dilakukan.
Tim yang dipimpin Anat Shahar dari Carnegie Institution for Science mensimulasikan kondisi ekstrim yang terjadi ketika sebuah planet masih berupa lautan magma diselimuti atmosfer kaya hidrogen.
Dengan menggunakan diamond anvil cell, mereka menekan sampel batuan cair kaya besi hingga 600.000 kali tekanan atmosfer Bumi dan memanaskannya sampai 4.000°C. Kondisi ekstrem ini dirancang untuk meniru interior planet muda, khususnya jenis planet sub-Neptune yang umum ditemukan di galaksi kita.
Simulasi ini mengungkap bahwa hidrogen dapat larut dengan mudah ke dalam batuan cair, lalu bereaksi dengan oksida besi untuk menghasilkan air dalam jumlah besar. Artinya, air bukan hanya mungkin terbentuk secara internal. Air adalah konsekuensi alami dari interaksi batuan dan gas dalam planet yang baru lahir.
Implikasinya signifikan. Jika air dapat terbentuk langsung dari proses geokimia pembentukan planet, maka keberadaan air bukanlah kejadian langka. Sebaliknya, air bisa menjadi produk sampingan standar dari evolusi planet, memperbesar peluang menemukan dunia yang berpotensi layak huni di luar Tata Surya.
Temuan ini merupakan langkah besar dalam memahami bagaimana bahan-bahan dasar kehidupan muncul dan bagaimana kita mencari planet yang mampu mendukung kehidupan di seluruh galaksi.


