Google tampaknya masih belum belajar dari kesalahan lamanya. Pixel 10 Pro XL yang seharusnya menjadi etalase kecanggihan hardware dan AI andalannya, justru tampil seperti ponsel yang alergi terhadap gaming.
Sebuah video yang beredar di X menunjukkan ponsel flagship senilai £1.000 itu terseok-seok memainkan Genshin Impact. Frame rate anjlok, tampilan berkedip, dan lag yang parah. Semua berpadu menjadi sebuah tontonan yang bahkan membuat ponsel keluaran lima tahun lalu terlihat lebih gagah.
Biang keladinya? Tensor G5, chip buatan Google yang diproduksi oleh TSMC. Di atas kertas, ia adalah otak pintar yang mampu menjalankan berbagai fitur AI dan trik kamera dengan mulus. Namun begitu dia diminta mengeluarkan tenaga mentah untuk game berat, hasilnya justru seperti overheat dalam ujian fisika dasar.
Pixel 10 Pro XL memang nyaman untuk urusan email, kamera, atau eksperimen AI kecil-kecilan. Tapi saat game sungguhan dijalankan, performanya langsung rontok. Ironisnya, Tensor G5 yang digadang-gadang sebagai solusi atas masalah performa generasi sebelumnya malah justru tampil lebih buruk dibanding Tensor G4.
Bandingkan dengan kompetitor: iPhone 17 Pro Max dan ponsel berbasis Snapdragon 8 Gen 4 bisa memainkan Genshin Impact tanpa drama, dengan suhu stabil dan frame rate konsisten. Pixel 10 Pro XL, sebaliknya, terlihat ngos-ngosan, sering drop frame, dan kadang membeku total. Dalam video yang diunggah kreator Abhinov di X, karakter di layar bahkan sulit digerakkan karena frame rate terjun bebas ke satu digit.
Bukan bug, bukan kerusakan layar, hanya Tensor G5 yang kesulitan menghasilkan frame. Bahkan menarik panel notifikasi pun terasa seperti mengoperasikan sistem di bawah air.
Masalah ini sebenarnya bukan hal baru. Setiap generasi Tensor datang dengan janji “pengalaman gaming setara konsol,” tapi yang diberikan lebih sering setara dengan PowerPoint slideshow. Google tampaknya masih lebih sibuk membuat chip yang bisa mengenali kucing dan menerjemahkan menu sushi daripada menghadirkan performa stabil di game 3D.
Pixel 10 Pro XL sekali lagi membuktikan bahwa obsesi Google terhadap AI justru menekan sisi performa murni. Semua “kecerdasan kontekstual” dan fitur pintar itu percuma jika ponsel flagship berubah jadi pemanggang saku begitu aplikasi game dibuka.
Tensor G5 mungkin cerdas, tapi jelas bukan untuk gamer. Kecuali, tentu saja, Anda menikmati sensasi menonton frame rate yang perlahan mati di tangan Anda sendiri.