Valve baru saja merilis pembaruan klien Steam 9 September yang boleh dibilang salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Catatan patch-nya penuh sesak: mulai dari perbaikan bug, polesan antarmuka, peningkatan aksesibilitas, sampai fitur monitoring kinerja yang lebih dalam.
Sorotan utamanya? Steam kini bisa memantau suhu CPU, asal pengguna rela membuka pintu gerbang terdalam Windows. Apalagi kalau bukan kernel.
Fitur ini bukan otomatis aktif, tentu saja. Valve cukup jujur sejak awal, membaca suhu CPU di Windows butuh hak istimewa kernel-mode driver. Jadi, pengguna dipaksa memilih. Ingin data suhu CPU yang akurat atau tetap menjaga jarak aman dari software yang beroperasi setingkat dewa sistem operasi. Untungnya, driver ini opsional, bisa dinyalakan per game, dan bisa dimatikan kapan saja. Ironisnya, di Linux fungsi ini bisa dilakukan tanpa drama kernel-level sama sekali.
Tak berhenti di situ, Valve juga mengutak-atik cara Steam membaca pemakaian GPU di Windows, terutama untuk pengguna Nvidia. Hasilnya, angka pemakaian GPU mungkin terlihat lebih tinggi dibandingkan Task Manager bawaan Windows. Jadi jangan kaget kalau game lama tiba-tiba tampak “haus” GPU setelah update ini, padahal mesin Anda baik-baik saja.
Pembaruan ini juga menyentuh ranah estetika dan kenyamanan. Ada dukungan DPI scaling agar teks lebih ramah di monitor resolusi tinggi, mode kontras tinggi, label aksesibilitas yang diperbaiki, halaman toko lebih lebar, sampai menu yang lebih rapi. Intinya: Steam ingin terlihat lebih bersih, lebih inklusif, dan lebih mudah diakses oleh mata yang lelah menatap backlog game yang tak pernah disentuh.
Bagi kolektor digital, kabar baik datang lewat menu kustomisasi baru. Kini mengganti cover art atau memberi nama julukan pribadi untuk game bisa dilakukan lebih gampang. Sementara di balik layar, dukungan terhadap Microsoft GameInput API menambah fleksibilitas input: satu payung untuk XInput, DirectInput, Raw Input, HID, dan WinRT. Artinya, lebih sedikit drama ketika mencolokkan controller jadul atau perangkat input eksperimental.
Namun, jangan lupa. Pengguna beta Steam sudah lama menguji pembaruan yang lebih radikal sejak Juli, termasuk perombakan front page untuk memperbaiki penemuan game. Valve belum memberi tanggal rilis pastinya, tapi arah perubahannya jelas: Steam ingin jadi etalase game yang lebih terkurasi, bukan sekadar rak penuh judul acak.
Singkatnya, update ini mencerminkan dilema klasik PC gaming: demi fitur ekstra, kita harus memberi sedikit kepercayaan lebih pada software yang sudah menguasai hampir seluruh hidup gaming kita. Trust Valve with kernel access? Atau cukup puas dengan backlog Anda yang sudah terlalu panjang untuk peduli suhu CPU?