Industri komputasi kembali dikejutkan dengan pengumuman kolaborasi strategis antara Nvidia dan Intel. Kedua raksasa teknologi ini sepakat untuk mengembangkan beberapa generasi produk data center dan PC, baik untuk pasar enterprise maupun konsumen.
Dalam siaran pers resmi, terungkap bahwa Nvidia menggelontorkan investasi sebesar $5 miliar untuk membeli saham Intel dengan harga $23,28 per lembar. Langkah ini menjadikan Nvidia sebagai pemegang saham terbesar kedua Intel, tepat di belakang pemerintah Amerika Serikat yang menguasai hampir 10%. Saat ini, Nvidia memiliki sekitar 5% kepemilikan saham.
Fokus kerja sama ini adalah menghubungkan arsitektur Intel dan Nvidia melalui NVLink. Di segmen data center, Intel akan membangun CPU x86 khusus untuk Nvidia yang akan diintegrasikan ke platform infrastruktur AI. Sementara di segmen PC konsumen, Intel akan merancang SoC berbasis x86 yang menggabungkan chiplet GPU Nvidia RTX.
CEO Nvidia, Jensen Huang, menyebut kolaborasi ini sebagai momen bersejarah. Menurutnya, AI sedang menggerakkan revolusi industri baru dan mengubah setiap lapisan komputasi. Dan kolaborasi ini akan menyatukan ekosistem x86 dengan kekuatan AI dan accelerated computing Nvidia.
Sementara CEO Intel, Lip-Bu Tan, menegaskan bahwa keunggulan Intel di bidang CPU, teknologi manufaktur, serta advanced packaging akan melengkapi kepemimpinan Nvidia dalam AI. Ia menambahkan bahwa investasi Nvidia menunjukkan keyakinan terhadap arah inovasi Intel.
Pengumuman tersebut tentu memberi tekanan besar kepada para pesaing, khususnya AMD dan TSMC, yang kini harus membuktikan daya saing mereka di tengah aliansi dua nama besar ini.