PC dengan dukungan AI mulai merambah pasar global, meski adopsinya belum sesuai ekspektasi. Gartner Research memprediksi pengiriman AI PC mencapai 77,8 juta unit pada 2025, atau 31 persen dari pasar, dan menembus 50 persen pada 2026.
Namun pertumbuhan ini tertahan oleh tarif impor, ketidakpastian ekonomi, serta minat beli konsumen yang rendah. “Adopsi AI PC di 2025 melambat karena faktor eksternal, meski teknologi ini jelas akan membentuk ulang pasar,” ujar Ranjit Atwal, Senior Director Gartner.
Di sisi lain, IDC lebih optimistis, memperkirakan pangsa AI PC melonjak dari 5 persen pada 2023 menjadi 94 persen pada 2028, seiring pergeseran pemrosesan AI dari cloud ke perangkat lokal demi efisiensi dan keamanan data.
Secara teknis, AI PC dibekali neural processing unit (NPU), GPU, dan CPU yang mampu menangani beban kerja AI seperti pengenalan wajah hingga generative AI. Produsen chip besar sudah bersiap: Intel (Meteor Lake), AMD (Ryzen AI), Qualcomm (Snapdragon X Elite), dan Nvidia RTX GPU.
Gartner memprediksi laptop x86 berbasis Windows akan menguasai pasar bisnis dengan 71 persen pangsa pada 2025, sementara laptop berbasis Arm mendapat sekitar 24 persen. Dari sisi software, Microsoft menanamkan Copilot di Windows 11 dan Office, Adobe dengan Firefly, dan developer lain diperkirakan makin fokus pada AI PC tools hingga 40 persen di 2026.
Meski begitu, survei Forrester menunjukkan konsumen belum sepenuhnya yakin. 61 persen merasa belum cukup butuh AI PC, dan lebih dari 60 persen menunggu harga lebih terjangkau.
Dengan tren jangka panjang yang menjanjikan, pertanyaan utama tetap: apakah konsumen siap beralih sekarang, atau masih menunggu harga turun?