Setelah lebih dari dua dekade janji dan penundaan, Seagate akhirnya merilis hard drive berbasis heat-assisted magnetic recording (HAMR) ke pasar konsumen. Model terbaru seperti IronWolf Pro dan Exos M kini tersedia dengan kapasitas hingga 30TB, dibanderol sekitar US$600 atau sekitar Rp9,8 jutaan.
Bagi yang sedikit lebih hemat, varian 28TB ditawarkan seharga US$570 atau sekitar Rp9,3 jutaan.
Teknologi HAMR telah lama dikembangkan oleh Seagate, dengan prinsip kerja memanaskan bagian mikroskopis dari platter menggunakan laser untuk memperluas material magnetis sebelum ditulis dan didinginkan dalam hitungan nanodetik.
Pendekatan ini memungkinkan peningkatan kerapatan data jauh lebih tinggi dibandingkan metode sebelumnya seperti shingled magnetic recording (SMR), tanpa mengorbankan kinerja.
Drive 30TB ini berbasis platform Mosaic 3+ milik Seagate yang mampu menampung data hingga 3TB per piringan. Untuk pasar enterprise, Seagate bahkan menyebut kapasitas dapat mencapai 36TB, namun model 30TB menjadi yang pertama tersedia secara umum.
Meski Seagate menyebut kata “AI” sebanyak 21 kali dalam siaran persnya, realitanya, hard drive ini lebih cocok untuk siapa pun yang butuh kapasitas besar dalam ruang terbatas. Mulai dari kolektor media hingga pusat penyimpanan data perusahaan. Dengan rasio harga per gigabyte yang masih tak terkalahkan, hard drive konvensional tetap menjadi andalan penyimpanan data massal, terutama di saat SSD berkapasitas besar masih sangat mahal.
Sementara itu, kompetitor Seagate masih tertinggal. Western Digital baru menjanjikan HDD HAMR pertamanya pada 2027, sementara Toshiba berencana melakukan sampling terbatas akhir 2025 tanpa jadwal rilis pasti. Saat ini, Western Digital masih mengandalkan SMR untuk mencapai kapasitas 32TB.
Peluncuran massal HAMR ini menjadi penanda penting: meskipun SSD mendominasi segmen performa tinggi, HDD masih memiliki masa depan, khususnya untuk kebutuhan kapasitas besar dengan efisiensi biaya maksimal. Setelah bertahun-tahun roadmap yang selalu molor, Seagate akhirnya membuktikan bahwa “spinning rust” belum akan punah.