Qualcomm bersiap mengubah peta persaingan chipset flagship lewat strategi baru di Snapdragon 8 Elite 3. Berbeda dari generasi sebelumnya, Elite 3 akan hadir dalam dua varian berbeda, namun keduanya sama-sama diproduksi menggunakan proses fabrikasi 2 nm dari TSMC. Langkah ini menandai upaya Qualcomm memperluas jangkauan produknya, menawarkan performa tinggi dengan pilihan harga yang lebih fleksibel untuk berbagai segmen pasar.
Keputusan membagi Elite 3 menjadi dua tier membuka peluang bagi para OEM. Produsen smartphone bisa memilih varian premium untuk model flagship, atau memilih opsi lebih terjangkau untuk lini mid-range tanpa harus mengorbankan teknologi mutakhir. Strategi ini dinilai sangat relevan, terutama di tengah persaingan ketat dan tekanan harga yang dihadapi banyak produsen ponsel.
Meski menggunakan teknologi 2 nm yang sama, biaya produksi chipset ini dipastikan lebih mahal. Bocoran harga menunjukkan adanya lonjakan signifikan, yang berpotensi mendorong kenaikan harga smartphone. Beberapa OEM kemungkinan akan lebih selektif, hanya menggunakan varian hemat dari Elite 3 untuk menjaga harga tetap kompetitif.
Langkah Qualcomm juga menambah tekanan bagi Samsung. Kegagalan Exynos 2500 masuk ke lini Galaxy S25 membuat Samsung harus mempercepat pengembangan Exynos 2600 untuk seri Galaxy S26. Di lini foldable, Samsung diperkirakan akan membagi penggunaan chipset: Galaxy Z Flip 7 dengan Exynos 2500, sementara Galaxy Z Fold 7 memakai Snapdragon 8 Elite series. Jika varian Elite 3 yang lebih terjangkau sudah tersedia lebih awal, Samsung bisa saja mempertimbangkan opsi tersebut untuk menyeimbangkan pasokan chipset.
Selain Samsung, Qualcomm juga harus memperhitungkan manuver MediaTek yang terus agresif di pasar menengah. Dengan menyediakan varian Elite 3 yang fleksibel, Qualcomm berupaya menjaga para OEM tetap menggunakan chipset Snapdragon, sekaligus menghalau potensi dominasi MediaTek di segmen harga yang lebih sensitif.
Snapdragon 8 Elite 3 dijadwalkan meluncur pada 2026, berbarengan dengan kehadiran Apple A20 yang juga mengusung teknologi 2 nm. Persaingan chipset generasi baru ini tidak lagi hanya soal performa, melainkan juga bagaimana setiap pemain mampu mengatur strategi harga, fleksibilitas produk, serta penguasaan pangsa pasar.