Google menambahkan pengamanan baru pada fitur Factory Reset Protection (FRP) di Android, fitur yang sejak awal dirancang untuk membuat ponsel curian menjadi barang mati. Namun selama bertahun-tahun, para pencuri dan penadah menemukan celah untuk melewati proses pengaturan awal dan tetap memakai perangkat seolah milik sendiri.
Kini, Google mengakui bahwa sistem yang ada belum cukup kuat. Dalam ajang The Android Show: I/O Edition, raksasa pencarian itu mengumumkan peningkatan signifikan pada FRP, yang akan mendeteksi trik untuk melewati setup wizard dan memaksa perangkat menjalani reset ulang hingga identitas pemilik sah benar-benar bisa diverifikasi.
FRP saat ini bekerja jika ponsel di-reset secara sah melalui menu recovery Android atau alat Find My Device. Dalam kondisi itu, sistem akan mengunci perangkat dan meminta informasi akun Google terakhir atau sandi layar terakhir yang digunakan. Jika informasi tidak cocok, ponsel pun terkunci permanen.
Masalahnya, metode reset ilegal atau manipulasi pengaturan awal masih bisa membuka celah. Google menyadari hal ini dan berjanji akan memperkeras sistem keamanan agar seluruh fungsi perangkat dibatasi total jika reset dilakukan tanpa izin pemilik.
Pembaruan ini akan membuat Android mampu mengenali jika setup wizard sengaja dilewati. Jika terdeteksi, sistem akan langsung memaksa reset ulang dan menahan perangkat dalam kondisi terkunci, menjadikannya tak lebih dari batu bata, hingga kepemilikan sah bisa dibuktikan.
Google belum mengungkap rincian teknis secara lengkap, tetapi sempat memperlihatkan tangkapan layar yang menunjukkan fitur ini sedang bekerja. Pembaruan FRP baru ini dijadwalkan hadir "akhir tahun ini", kemungkinan besar lewat pembaruan Quarterly Platform Releases (QPR), bukan peluncuran awal Android 16.
Langkah ini patut diapresiasi, meski mungkin sudah terlambat. Di pasar gelap, ponsel Android yang "dibersihkan" tetap laku karena kelemahan FRP. Dengan sistem baru ini, Google akhirnya memberi sinyal serius: jika Anda bukan pemilik sah, perangkat Android akan berubah jadi besi tua digital.
Namun tetap ada pertanyaan besar: mengapa perlu hampir satu dekade untuk memperbaiki fondasi keamanan yang seharusnya jadi standar sejak awal?