Apple kembali mengguncang pasar keuangan setelah muncul kabar bahwa perusahaan sedang mempertimbangkan untuk melepas Google sebagai mesin pencari default di Safari. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Eddy Cue, Vice President of Services Apple, dalam sidang pengadilan terkait dugaan praktik monopoli Google.
Kabar tersebut langsung memicu reaksi negatif di Wall Street. Saham Alphabet, induk perusahaan Google, sempat anjlok hingga 9 persen sebelum ditutup melemah 7,5 persen. Apple pun ikut terseret, dengan sahamnya turun 1,1 persen usai laporan Bloomberg membocorkan pernyataan Cue.
Dalam sidang itu, Cue mengungkapkan bahwa Apple tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah perusahaan AI seperti Perplexity dan DeepSeek dari Tiongkok sebagai alternatif mesin pencari di Safari. Ini membuka kemungkinan bagi pengguna iPhone dan iPad untuk memilih layanan pencarian selain Google, sesuatu yang sebelumnya nyaris tidak terpikirkan dalam ekosistem Apple.
Potensi pemutusan kerja sama ini menyoroti kembali kesepakatan bernilai miliaran dolar antara Apple dan Google, di mana Google membayar hingga $20 miliar per tahun agar tetap menjadi mesin pencari default di perangkat iOS. Selain menjadi sumber pendapatan besar bagi Apple, kesepakatan ini juga memberi Google akses ke ratusan juta pengguna, area yang sangat strategis untuk bisnis iklan digitalnya.
Namun keputusan pengadilan antimonopoli di AS tahun lalu yang menyatakan Google menjalankan praktik monopoli ilegal di pasar pencarian, membuat posisi kerja sama ini semakin goyah. Cue bahkan mengakui bahwa kemajuan AI kini menghadirkan alternatif yang kredibel terhadap dominasi Google.
Analis Baird, Colin Sebastian, mengatakan bahwa penurunan saham Alphabet mencerminkan kecemasan investor atas ancaman AI percakapan terhadap bisnis inti Google, yaitu pencarian dan periklanan. Meski begitu, ia memperkirakan butuh waktu bertahun-tahun sebelum kompetitor mampu menyaingi dominasi Google dalam pasar iklan digital.
Sementara itu, Apple juga tengah membenamkan teknologi AI ke dalam ekosistemnya, termasuk integrasi ChatGPT dari OpenAI ke Siri. Meski sejumlah fitur AI lainnya masih tertunda, minat Apple pada pemain AI seperti Anthropic dan xAI menunjukkan bahwa raksasa Cupertino ini belum menyerah, meskipun lagi-lagi telat start dibanding kompetitor seperti Google, Amazon, dan Microsoft.