Langsung ke konten utama

Mantap! Nanti Kecepatan Internet Minimal di Indonesia 100Mbps

Ada ide menarik yang dilontarkan oleh Menkominfo Budi Arie Setiadi. Kabarnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berencana menetapkan kebijakan terkait batas kecepatan minimal internet broadband tetap yang ditawarkan oleh penyedia layanan internet (ISP) di Indonesia.

Usulan tersebut dilontarkan saat ia mengunjungi Balai Monitor (Balmon) Spektrum Frekuensi Radio (SFR) Kelas I Palembang pada Senin lalu.

Dalam keterangannya, Menkominfo mengumumkan rencana untuk melarang penyedia layanan internet (internet service provider) berbasis kabel menjual layanan di bawah kecepatan 100Mbps. Artinya, kecepatan yang ditawarkan ke pengguna, minimal adalah 100Mbps.



"Internet merupakan kebutuhan pokok. Mengapa masih ada penjualan layanan dengan kecepatan 5 Mbps atau 10Mbps untuk internet broadband tetap? Mengapa tidak langsung menjual dengan kecepatan 100 Mbps?,” sebut Budi.

Oleh karena itu, Budi menambahkan, pihaknya akan membuat kebijakan yang mewajibkan mereka menjual layanan internet broadband tetap dengan kecepatan 100 Mbps.

Budi juga meminta kerjasama lembaga terkait, seperti Balmon SFR Kelas I Palembang, untuk bekerja sama dalam mengukur kecepatan internet sebagai dasar kebijakan pemerintah.

Menurut Menkominfo, rata-rata kecepatan internet di Indonesia masih tergolong rendah, yakni 24,9Mbps. Angka ini dianggap lebih rendah dibandingkan beberapa negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Kamboja, dan Laos.

Budi berencana memanggil semua operator seluler dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) untuk berdiskusi mengenai rencana kebijakan tersebut.

Sebagai gambaran, data riset perusahaan pembuat aplikasi Speedtest, Ookla, pada Desember 2023, menunjukkan bahwa kecepatan download rata-rata internet kabel di Indonesia adalah 27,87Mbps dengan median kecepatan upload sebesar 16,85 Mbps dan latensi 7 ms.

Meskipun demikian, Indonesia masih berada di peringkat 126 dari 178 negara yang terdaftar dalam daftar tersebut.

Baca juga:


Sementara itu, kecepatan internet seluler di Indonesia menempati peringkat 97 dari 146 negara pada Desember 2023. Dengan kecepatan download rata-rata sebesar 24,96 Mbps, kecepatan upload rata-rata 13,20 Mbps, dan latensi rata-rata 26 milidetik (ms).

Meskipun mengalami kenaikan tiga peringkat dari bulan sebelumnya, kecepatan internet seluler di Indonesia masih dianggap rendah secara global, dengan median kecepatan download internet mobile di dunia sebesar 49,25Mbps.

Semoga, setelah menetapkan kecepatan minimal layanan Internet, pemerintah juga mengatur tarifnya agar tidak memberatkan pengguna. Rp100 ribu per bulan untuk unlimited 100Mbps? Semoga ISP nggak bangkrut ya guys.

Postingan Populer

Savefrom, Online Video Downloader Terbaik?

Savefrom, Online Video Downloader Terbaik - Bagi Anda yang suka nonton video dari media sosial, mungkin Anda kadang lebih memilih untuk menontonnya secara offline. Hal ini bukan tanpa alasan, karena memang menonton video secara online akan lebih menguras kuota. Apalagi jika budget Anda sedang menipis, atau kuota sudah mau habis, pastinya solusi terbaik adalah dengan men-download dulu videonya. Dengan men-download videonya, Anda bisa melihat ulang videonya kapan pun tanpa harus mengkhawatirkan kehabisan kuota. Nah, salah satu layanan online video downloader yang bisa Anda pilih adalah Savefrom. Kira-kira, apa saja keunggulan dan kekurangan layanan yang satu ini? Yuk, simak informasinya di bawah:   Review dan Cara Download dari Savefrom: Savefrom merupakan sebuah layanan online gratis yang bisa digunakan untuk mengunduh video maupun musik secara gratis. Savefrom disebut juga sebagai pengunduh video tertua sekaligus terpopuler yang bisa digunakan dengan mudah dan bebas. Beberap...

Chip Google Tensor G5 Belum Lancar untuk Gaming

Google tampaknya masih belum belajar dari kesalahan lamanya. Pixel 10 Pro XL yang seharusnya menjadi etalase kecanggihan hardware dan AI andalannya, justru tampil seperti ponsel yang alergi terhadap gaming. Sebuah video yang beredar di X menunjukkan ponsel flagship senilai £1.000 itu terseok-seok memainkan Genshin Impact. Frame rate anjlok, tampilan berkedip, dan lag yang parah. Semua berpadu menjadi sebuah tontonan yang bahkan membuat ponsel keluaran lima tahun lalu terlihat lebih gagah. Biang keladinya? Tensor G5, chip buatan Google yang diproduksi oleh TSMC. Di atas kertas, ia adalah otak pintar yang mampu menjalankan berbagai fitur AI dan trik kamera dengan mulus. Namun begitu dia diminta mengeluarkan tenaga mentah untuk game berat, hasilnya justru seperti overheat dalam ujian fisika dasar. Pixel 10 Pro XL memang nyaman untuk urusan email, kamera, atau eksperimen AI kecil-kecilan. Tapi saat game sungguhan dijalankan, performanya langsung rontok. Ironisnya, Tensor G5 yang digadang-g...

Pegatron Akhirnya "Made in USA" Setelah Beli Pabrik di Texas

Pegatron akhirnya resmi mengibarkan bendera “Made in the USA”. Perusahaan manufaktur asal Taiwan yang sempat spin-off dari Pegasus, induk perusahaan Asus itu mengumumkan pembelian fasilitas pabrik dan lahan di Georgetown, Texas, sebagai bagian dari ekspansi besar untuk lini produksi dan operasionalnya di Amerika Serikat. Kesepakatan ini dijalankan melalui anak perusahaan Pegatron Technologies, yang mengakuisisi fasilitas di kawasan Blue Springs Business Park beserta lahan seluas 12,52 acre (sekitar 5 hektar). Pabrik tersebut memiliki luas lantai sekitar 168.784 kaki persegi dan dibeli dengan nilai sekitar US$3,07 juta. Langkah ini menjadi tonggak baru bagi Pegatron, yang selama ini lebih dikenal sebagai mitra manufaktur global untuk Apple dan sejumlah produsen perangkat elektronik ternama. Menurut laporan, fasilitas baru di Texas itu akan difungsikan terutama untuk produksi server dan perangkat elektronik otomotif, dengan fokus awal pada server enterprise. Analis industri memperkirakan...

TSMC Siap Modali Intel? Strategi Baru di Industri Semikonduktor

Rumor panas kembali berhembus di industri semikonduktor: TSMC disebut-sebut tengah mempertimbangkan langkah investasi besar terhadap rival sekaligus kliennya, Intel. Kabar ini mencuat setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa Intel telah menjajaki kemungkinan kemitraan manufaktur maupun kerja sama yang lebih luas bersama TSMC.  Meski kedua pihak memilih bungkam, sikap tersebut justru semakin menyulut spekulasi di pasar. Beberapa faktor memperkuat gosip ini. Nvidia, salah satu pelanggan terbesar TSMC, dikabarkan tengah menyiapkan dana sekitar 50 miliar dolar AS untuk membeli empat persen saham Intel. Pemerintah Amerika Serikat juga ikut bermain, sementara Apple disebut-sebut berada dalam tahap negosiasi serupa. Sebelumnya, SoftBank Group dilaporkan telah menyuntikkan 20 miliar dolar AS ke Intel pada Agustus lalu, menambah lapisan kompleksitas pada drama investasi ini. Langkah potensial TSMC menimbulkan dilema. Di satu sisi, TSMC dikenal sebagai “foundry untuk semua,” melayani ber...

Windows 11 Siap Jadi “AI PC” Sesungguhnya

Microsoft kembali memoles Windows 11 dengan lapisan kecerdasan buatan yang lebih tebal. Dalam pembaruan terbaru, pengguna akan bisa memanggil asisten digital hanya dengan mengucapkan, “Hey Copilot.” Konsepnya mirip dengan “Hey Siri” di iPhone atau “Hey Google” di Android, tapi kini hadir langsung di desktop.  Di permukaannya, ini terlihat seperti langkah maju untuk membuat interaksi dengan PC lebih natural. Namun, di balik kemudahan tersebut, ada pertanyaan besar tentang seberapa jauh Microsoft ingin AI mengambil alih kendali pengalaman pengguna. Salah satu fitur paling menarik (dan mungkin paling kontroversial) adalah Copilot Vision. Dengan izin pengguna, Copilot bisa “melihat” seluruh layar. Mulai dari aplikasi yang terbuka, dokumen kerja, hingga tab browser, lalu memberikan jawaban atau analisis kontekstual. Misalnya, Copilot dapat meninjau presentasi PowerPoint atau memeriksa formula di Excel tanpa Anda perlu menjelaskan apa pun. Tidak seperti fitur Recall yang menuai kritik ka...