Langsung ke konten utama

Teknologi Baru, Deteksi Corona Hanya Dalam 20 Menit

Perusahaan Sherlock Biosciences mengumumkan bahwa mereka akan bermitra dengan perusahaan Binx Health untuk mengetes alat tes diagnostik cepat di berbagai tempat. Mulai dari ruang pemeriksaan dokter sampai dengan supermarket.

Kerjasama ditujukan untuk mengenalkan CRISPR serta mengubah paradigma baru dalam kesehatan dan diagnostik.


Clustered Regularly Interspaces Short Palindromic Repeats atau disingkat menjadi CRISPR adalah bagian dari DNA prokariota yang mengandung urutan dasar pendek dan berulang. CRISPR biasanya digunakan untuk mencari DNA yang spesifik dalam sel. CRISPR juga ikut andil dalam pengeditan genom hingga mendiagnosis penyakit.


Alat diagnostik milik Sherlock Bioessense bernama Specific High-sensitivity Enzymatic Reporter Unlocking (Sherlock) adalah teknik yang menggunakan CRISPR untuk mengidentifikasi urutan genetik yang sangat spesifik.

Sherlock merupakan alat yang sempurna untuk mendiagnosis Covid-19 dengan strain yang baru, karena dapat melihat urutan RNA spesifiknya. 

Sistem CRISPR diadaptasi dari sistem kekebalan bakteri dan terkenal karena kemampuannya mengedit gen. Biasanya, CRISPR menggunakan guide RNA sebagai "WANTED" poster yang akan mencari gen target yang diinginkan. Kemudian gen target dipotong oleh enzim Cas9 atau disebut dengan "molecular scissors”.



Sementara alat diagnostic Sherlock tidak menggunakan enzim Cas9, tapi menggunakan prinsip yang sama dengan enzim tersebut. Strand Guide RNA berfungsi sebagai pengintai untuk sequence atau urutan spesifik materi genetik.

Ketika Guide RNA bertemu virus, gunting enzimatik diaktifkan dan memotong urutan reporter-probe-quencher dalam qPCR, yang nantinya  menghasilkan sinyal fluoresens yang menunjukkan keberadaan virus.

Saat dijalankan di lab, proses diagnostik Sherlock menghasilkan hasil dalam waktu kurang dari satu jam. Dalam program terbarunya dengan Binx, Sherlock Bioessence akan meningkatkan teknologi ini dan mengurangi waktu pengujian menjadi hanya 20 menit saja.

Binx io atau alat system tes yang telah disetujui FDA. Alat ini merupakan instrumen yang mudah digunakan dan compact, alatnya sendiri hanya seukuran printer. Alat ini telah digunakan dalam pengujian penyakit infeksi menular seksual. Dengan sistem kartrid sekali pakai dan alat Sherlock.

Unit Binx io dapat menganalisis sampel swab hidung dan melaporkan hasil "terdeteksi" atau "tidak terdeteksi" untuk Coronavirus strain baru dalam waktu kurang dari 30 menit.



Baca juga:

Sampai saat ini, pendekatan Amerika Serikat untuk pengujian Covid-19 mengikuti tren umum yang sama dengan Negara lain dalam hal diagnosis. Kelangkaan tes Covid-19 memaksa penyedia layanan kesehatan untuk melakukan triase pasien potensial dan memprioritaskan individu bergejala untuk di tes positif atau tidaknya.

Meskipun perlu, jarang hasil diagnostik ini membuat perbedaan dalam perawatan klinis para pasien yang positif. Dan tidak jarang pula hasilnya menipu karena kesamaan ciri-ciri dengan pasien Covid-19.



Alat uji dari Sherlock  dan Binx merupakan terobosan terbaru dalam dunia PCR dalam 5 tahun terakhir. Teknologi ini memungkinkan para peneliti untuk lebih memahami bagaimana suatu penyakit berpengaruh pada berbagai macamgen dan sebarannya  ke seluruh populasi.

Selain Alat Sherlock yang berbasis CRISPR, teknologi terbaru lainnya dari perusahaan ini adalah platform biologi cell-free sintetis Internal Splint-Pairing Expression Cassette Translation Reaction atau disingkat menjadi INSPECTR. INSPECTR yang merupakan alat pengujian penyakit lainnya.Alat ini bahkan dapat digunakan dirumah,

Postingan Populer

Review Asus ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop Gaming Tipis Futuristis

Dalam dunia laptop gaming yang semakin kompetitif, Asus kembali mengukuhkan posisinya di industri laptop gaming tipis lewat seri ROG Zephyrus G14. Di pasaran, salah satu model laptop gaming tipis yang jadi andalan Asus adalah seri ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop gaming tipis yang hadir pada kisaran tahun 2024 ini membawa kombinasi menarik antara performa tinggi, teknologi terkini, dan desain yang super portabel. Dengan layar OLED 3K yang memanjakan mata, GPU RTX 4050 yang efisien, serta dukungan AI dari prosesor Ryzen 7 8845HS, laptop ini ditujukan untuk gamer dan kreator yang menuntut performa dalam dimensi ringkas. Yang menjadi daya tarik utama dari G14 adalah bagaimana Asus berhasil meramu laptop 14 inci ini menjadi sebuah mesin bertenaga tanpa mengorbankan kenyamanan dan keindahan desain. Bobot hanya 1,5 kg, menjadikannya salah satu laptop gaming teringan di kelasnya. Di sisi lain, perangkat ini juga membawa berbagai fitur profesional seperti layar Pantone Validated dan Dolby Atmo...

AMD Catat Rekor, 41 Persen Pangsa Pasar Server. Intel Kian Terdesak

Laporan terbaru dari Mercury Research untuk kuartal kedua 2025 menandai titik balik penting dalam persaingan chip server global. AMD berhasil merebut 41 persen pangsa pendapatan server, rekor tertinggi sepanjang sejarahnya, sekaligus memperdalam luka Intel yang terus kehilangan pijakan di segmen paling menguntungkan ini.  Lonjakan 7,2 poin dibanding tahun lalu dan kenaikan 1,5 poin dari kuartal sebelumnya menunjukkan tren yang konsisten: AMD semakin dominan, sementara Intel masih bergulat dengan keterlambatan manufaktur dan kehilangan kepercayaan pasar. Capaian AMD tidak terbatas pada server. Secara keseluruhan, pangsa pendapatan perusahaan mencapai 33 persen, naik 8,8 poin dibanding tahun sebelumnya. Di segmen klien, AMD juga mencatat pertumbuhan dengan pangsa 27,8 persen, didorong permintaan yang kuat dari sektor cloud maupun enterprise. Bahkan di pasar desktop, performa Ryzen tampak mengesankan. Pangsa pendapatan desktop AMD melonjak 20,5 poin dari tahun lalu dan hampir 5 poin d...

Monitor Gaming OLED Terbaik Samsung, Odyssey OLED G6 dan G7

Pasar monitor gaming kembali diguncang oleh Samsung dengan pengumuman trio terbaru dalam lini Odyssey. Sorotan utama jatuh pada Odyssey OLED G6 berukuran 27 inci, yang digadang sebagai monitor OLED gaming pertama di dunia dengan refresh rate 500Hz.  Angka ini terdengar berlebihan bagi sebagian orang, namun jelas menyasar segmen gamer kompetitif ekstrem yang menganggap refresh rate 240Hz atau 360Hz sudah tidak lagi cukup. Spesifikasi G6 memang tidak main-main. Monitor ini hadir dengan resolusi QHD, respons 0,03ms, kecerahan hingga 1.000 nits, serta sertifikasi VESA DisplayHDR True Black 500. Teknologi QD-OLED memastikan warna lebih kaya, sementara dukungan Nvidia G-SYNC dan AMD FreeSync Premium Pro membuat pengalaman gaming bebas tearing.  Samsung bahkan menambahkan lapisan “Glare Free” agar tetap nyaman digunakan di berbagai kondisi pencahayaan, serta teknologi OLED Safeguard+ untuk mengurangi risiko burn-in yang selama ini menjadi momok layar OLED. Dengan validasi Pantone, wa...

Siap Kuliah Lagi? Ini Laptop Generasi AI yang Kencang dan Stabil untuk Mahasiswa

Tahun ajaran baru sudah di depan mata. Mahasiswa di berbagai penjuru negeri bersiap kembali ke kampus, bersua teman-teman seperjuangan, hingga beradaptasi dengan jadwal kuliah yang baru. Tapi back to campus bukan sekadar tentang bertemu dosen favorit atau suasana kelas yang dirindukan.  Di era saat ini, terutama bagi kamu yang tergolong dalam Generasi AI, persiapan menuju semester baru juga berarti memilih perangkat yang bisa mendukung segala aktivitas akademik dan kreatif secara maksimal. Bukan Sekadar Laptop, Tapi Partner Belajar Mahasiswa Generasi AI Tantangan mahasiswa saat ini jauh berbeda dari dulu. Kini, tugas-tugas perkuliahan tak lagi hanya menulis dan presentasi, tapi juga mencakup riset data, desain grafis, produksi video pendek, hingga eksplorasi tool berbasis AI seperti Copilot, ChatGPT, CapCut AI, atau Canva Magic Studio.  Agar semua berjalan lancar, kamu butuh laptop yang bukan hanya kencang, tapi juga cerdas, efisien, dan bisa diandalkan sepanjang hari. Laptop ...

Teknologi Semikonduktor China Terhambat. Peluncuran Deepseek R2 Ditunda

Kasus DeepSeek dan Huawei Ascend menunjukkan bahwa ambisi Tiongkok untuk mandiri dalam teknologi semikonduktor AI masih menghadapi jalan terjal. Startup AI yang sempat naik daun dengan model R1 pada Januari lalu itu dipaksa menunda peluncuran penerusnya, R2, setelah gagal melatih model menggunakan chip Ascend buatan Huawei.  Upaya yang didorong langsung oleh regulator Beijing itu akhirnya berujung kompromi: training tetap memakai GPU Nvidia, sementara inference dijalankan di atas Ascend. Kegagalan ini bukan sekadar soal teknis, melainkan cermin dari kesenjangan mendasar antara ekosistem chip Tiongkok dan Nvidia. Training model AI berskala besar menuntut perangkat keras dengan kecepatan, reliabilitas, serta ekosistem perangkat lunak yang matang. Ascend terbukti masih rentan terhadap bug, kecepatan interkoneksi yang tidak stabil, dan software stack yang belum selevel CUDA milik Nvidia. Bahkan dengan dukungan langsung dari tim engineer Huawei di lokasi, DeepSeek tak berhasil menyelesa...