Langsung ke konten utama

Review Asus VivoBook 14 A420UA, Laptop Murah di Bawah 5 Juta

Sebagai penguasa pangsa pasar laptop di Indonesia, lini produk notebook Asus tentu ada banyak dan beragam. Untuk segmen premium, mereka punya rangkaian produk yang sangat bervariatif. Untuk segmen gaming, rangkaian produknya pun lengkap. Dan untuk segmen mainstream consumer, mereka menghadirkan seri VivoBook, yang tipenya juga tidak kalah jumlahnya.

Di Indonesia, segmen ini pun masih terbagi-bagi lagi menjadi beberapa varian produk. Mulai dari Asus VivoBook S, VivoBook Pro, VivoBook Flip sampai ke VivoBook polos yang tanpa diberi embel-embel, tersedia untuk pengguna. Dan semuanya ditujukan untuk target pasar dan penggunaan yang berbeda-beda.


Lebih jelasnya, seri VivoBook S merupakan varian flagship dari seri laptop mainstream Asus. VivoBook Pro untuk memenuhi segmen performa, VivoBook Flip untuk convertible, dan VivoBook biasa untuk pengguna kelas entry. Contohnya, mereka yang membutuhkan laptop untuk pekerjaan ringan hingga multimedia sederhana.


Meskipun ditujukan untuk pengguna segmen entry level yang nota bene butuh laptop yang harganya murah, tentunya tidak serta merta spesifikasi, desain dan teknologi yang dihadirkan pada laptop kelas tersebut harus murahan. Notebook di jajaran ini pun perlu dilengkapi fitur terkini yang sangat dibutuhkan oleh pengguna modern.

Sebagai contoh adalah Asus VivoBook 14 A420UA yang akan kita bahas kali ini. Seri terbaru laptop VivoBook yang relatif terjangkau tersebut belum lama ini mendarat di pasaran Indonesia. Dan begitu tersedia, pemunculannya pun menjadi salah satu topik yang menarik untuk dibicarakan. Apa pasal? Apalagi kalau bukan desain, performa dan tentu, harganya!

Desain
Sebagai sebuah laptop entry level (baca: murah-meriah), VivoBook 14 menawarkan hal yang serupa dengan varian VivoBook atau bahkan seri premium dari laptop Asus. Sebut saja, four-sided NanoEdge Display, ketipisan dimensi, bobot yang sangat ringan, sampai engsel jenis ErgoLift yang inovatif. Tak kalah dengan seri ZenBook yang lebih premium. Luar biasa bukan?


Seperti diketahui, desain “frameless” NanoEdge display membuat pengguna akan merasakan sensasi melihat tampilan layar secara sangat luas selaksa tanpa batas. NanoEdge di keempat sisi tersebut hanya memiliki ketebalan 5,7 milimeter saja, hanya sekitar setengah centimeter saja tebalnya. Dengan tipisnya bingkai di sekeliling layar, pengguna dapat menikmati konten di layar serasa tanpa ada batas, seperti layaknya pengalaman menggunakan laptop mahal.


Dari sisi dimensi, laptop ini juga sangat kompak dengan profil yang tipis. Ketebalannya hanya 17,7 milimeter dan dengan bobot yang juga sangat ringan, yakni 1,4 kilogram. Ini tentunya sangat bermanfaat bagi para pelajar, mahasiswa, ataupun mereka yang butuh perangkat komputasi sederhana yang bisa mereka bawa ke mana-mana.


Meskipun tipis, Asus tetap menghadirkan konektivitas secara cukup lengkap pada notebook mainstream terbarunya yang satu ini. Sebut saja, mereka menyediakan sebuah port USB 3.0 dan sebuah port USB 3.0 Type-C yang bermanfaat untuk mendukung perangkat-perangkat masa depan di sisi kiri notebook.


Adapun di sisi sebaliknya, tersedia sebuah port HDMI berukuran penuh, sebuah port USB 2.0, sebuah port audio combo jack, serta satu slot microSD card reader. Penggunaan microSD card reader, bukan SD card sangat sesuai dengan pengguna di segmen yang dituju oleh notebook ini.

Alasannya, para pelajar, mahasiswa atau pengguna millenials lain, umumnya kerap mengambil foto ataupun video dengan smartphone. Setelah itu mereka perlu mentransfer lalu mengolah atau re-touch foto yang mereka ambil. Nah, itu dapat dilakukan langsung pada laptop Asus VivoBook 14 A420.

Fitur
Untuk mempermudah saat penggunanya bekerja, dan sekaligus membuatnya lebih nyaman saat digunakan, Asus juga membuat engsel pada laptop murah-meriah ini sama seperti seri premiumnya, yakni dengan desain ErgoLift.


Menggunakan desain ErgoLift, keyboard pada laptop ini akan terangkat dengan sudut kemiringan hingga 3 derajat saat digunakan. Setelah itu, pengalaman penggunaan laptop inipun bisa sama nyaman dengan saat menggunakan keyboard PC desktop ataupun seri laptop flagship. Ini tentunya merupakan kemewahan yang ditawarkan Asus pada penggunanya.


Tak hanya dari sisi desain engsel inovatif dan sangat memudahkan, Asus juga menyediakan fitur sensor fingerprint yang ditempatkan di area touchpad laptop. Sensor sidik jari ini menyediakan akses cepat, hanya dengan satu sentuhan ke dalam desktop sistem operasi. Touchpad-nya sendiri juga sudah mendukung multi gesture touch agar lebih mudah saat bekerja tanpa mouse.

Dikombinasikan dengan fitur Windows Hello milik Windows 10, login ke sistem operasi bisa dilakukan tanpa perlu mengetikkan password ataupun PIN. Selain lebih memudahkan, login menggunakan metode ini juga meningkatkan keamanan, karena dapat mencegah akses oleh orang yang tidak berkepentingan.

Baca juga:

Untuk mengetik, Asus juga menyediakan keyboard berukuran penuh pada laptop ini. Meskipun tidak menyediakan fitur backlit, namun keyboard-nya didesain secara ergonomis, kokoh dan menggunakan konstruksi yang menyatu sehingga terasa lebih mantap saat ditekan. Travel distance yang berjarak 1,3 milimeter juga terasa pas, tidak terlalu dalam dan juga cukup membal saat mengetik.


Performa
VivoBook 14 A420UA merupakan laptop yang punya performa cukup mumpuni. Ia diperkuat oleh prosesor Intel generasi ke-8 dan dilengkapi dengan penyimpanan yang juga kencang berbasis solid state drive (SSD). Di Indonesia, laptop seri ini hadir dengan prosesor Pentium Gold 4417U.

Sebagai gambaran, prosesor ini merupakan prosesor versi hemat dari Core i3 generasi ke-8. Ia punya arsitektur yang sama, namun tentunya dengan beberapa fitur yang dikurangi. Berikut ini perbandingannya:


Boleh dibilang, Pentium Gold 4417U memang adalah prosesor Intel Core i3-8130U yang beberapa fiturnya dipangkas. Ia tidak dilengkapi fitur turbo boost untuk mendongkrak performa CPU menjadi lebih cepat. Meski begitu, kecepatan minimal Pentium Gold 4417U sedikit lebih tinggi dari versi Inel Core i3-8130U.

Dari sisi cache, storage temporer di dalam CPU tersebut juga memang lebih kecil 50 persen dibandingkan dengan versi Core i3. Dari sisi grafis, kecepatan maksimum GPU saat bekerja juga hanya sedikit lebih rendah. Meski demikian, saat digunakan untuk menunjang aktivitas sehari-hari, performanya tidak berbeda secara signifikan.

Sebelum kita membahas terkait performa, berikut ini spesifikasi teknis Asus VivoBook 14 A420:


Sebagai sebuah laptop sehari-hari yang ditujukan untuk produktivitas, multitasking, multimedia sederhana dan casual gaming, laptop ini dilengkapi dengan beberapa faktor penting di dalamnya. Sebut saja, tersedia konektivitas wifi dual-band 802.11ac yang menyediakan kecepatan transfer data hingga 867Mbps.

Kecepatan ini 6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan laptop entry level ataupun mid end biasa pada umumnya yang kadang masih menggunakan wifi berbasis standar 802.11n. Tentunya sangat bermanfaat saat penggunaya sedang melakukan video streaming. Kamera web-nya sendiri sudah mendukung resolusi HD agar video call ataupun streaming menjadi lebih baik.


Berikut ini performa yang ditawarkan oleh Asus VivoBook 14 A420UA:



Dari sisi CPU, performa Pentium Gold 4417U tidak jauh dengan Core i3-8130U. Berikut perbandingannya:






Dari sisi grafis, Intel HD Graphics 610 yang termasuk di dalam prosesor Intel Pentium Gold 4417U memang bukan ditujukan untuk menjalankan aplikasi 3D berat apalagi bermain game. Namun demikian, untuk multimedia sederhana, misalnya menyaksikan video Full HD, mengolah file presentasi ataun mengedit foto sederhana, dapat dilakukan dengan lancar.


Salah satu faktor yang membuat laptop ini punya performa gegas untuk ukuran sebuah laptop murah-meriah adalah penggunaan penyimpanan berbasis SSD di dalamnya. Meskipun bukan menggunakan SSD jenis tercepat, namun dibandingkan dengan harddisk, performanya tentu jauh lebih pesat.

Sebagai gambaran, harddisk dengan kecepatan 5400rpm yang umumnya dipasang di laptop memiliki transfer data hanya 90 sampai 160MB/s untuk kecepatan baca dan 55 sampai 155MB/s untuk tulis.


Bagaimana dengan performa baterainya? Dari pengujian yang kami lakukan baterai pada laptop Asus VivoBook A420UA ternyata hanya mampu memasok energi untuk sekitar 2 jam saja. Tetapi ini tentunya tergantung dengan aplikasi apa yang Anda gunakan dan juga setting battery performance serta tingkat kecerahan layar.

Meski baterainya tidak besar, tetapi Anda tidak perlu khawatir. Laptop yang satu ini mendukung teknologi fast charging yang memungkinkan pengguna mengisi baterainya hingga 60 persen, hanya dalam waktu 49 menit. Teknologi Battery Health Charging yang disediakan juga menyediakan perlindungan lebih lanjut atas pengisian baterai dan membuat baterai lebih awet dan tidak lekas drop.


Kesimpulan
Ya. Laptop yang satu ini memang bukanlah yang terbaik dari sisi performa. Namun demikian, dengan harga tak sampai Rp5 juta, Anda sudah mendapatkan laptop sehari-hari yang ringkas, ringan, modern dan performanya pun lumayan.

Tidak ada backlit keyboard, kapasitas baterai yang tidak besar dan juga penggunaan SSD bukan yang versi kecepatan tinggi memang menjadi kekurangan yang kami temukan pada laptop ini. Tetapi kembali lagi. Untuk laptop harga di bawah Rp5 juta, ini sudah sangat bagus dan sangat kami rekomendasikan kalau aktivitas atau kebutuhan Anda tidak terlalu berat.


Postingan Populer

Review Asus Vivobook 14 A1405VA. Laptop Kerja Rp9 Jutaan

Dunia kerja yang semakin dinamis menuntut perangkat yang tidak hanya portabel, tetapi juga andal, aman, dan mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan multitasking. Tren laptop kerja kini tak lagi sekadar berfokus pada bodi yang tipis dan ringan, tetapi juga memperhatikan aspek performa. Mulai dari prosesor kencang, kapasitas RAM besar dan upgradable, semua kini menjadi faktor esensial. Tak lupa juga dengan kehadiran fitur-fitur penunjang produktivitas seperti layar rasio 16:10, port konektivitas lengkap, dan sistem keamanan biometrik. Selain itu, laptop kerja modern dituntut memiliki daya tahan fisik yang tangguh. Standar militer seperti MIL-STD 810H kini menjadi nilai tambah penting, terutama bagi para profesional muda yang sering berpindah tempat kerja atau bekerja dalam kondisi lingkungan yang tidak selalu ideal. Terakhir, dukungan sistem operasi terkini dan paket software produktivitas seperti Microsoft Office Home & Student juga kini menjadi bagian dari “value” yang dicari oleh p...

Layar OLED untuk Gaming Akan Makin Hebat

LG Display kembali menunjukkan dominasinya sebagai pionir teknologi layar global. Perusahaan asal Korea Selatan ini mengumumkan keberhasilan produksi massal panel monitor OLED tercanggih di dunia dengan mengandalkan teknologi milik sendiri. Ya, lewat teknologi yang disebut sebagai Primary RGB Tandem, LG Display mengemas kombinasi luar biasa. Kecerahan hingga 1.500 nits, refresh rate 280Hz, dan respons waktu secepat 0,03ms. Tiga elemen utama dalam kualitas gambar monitor gaming OLED. Teknologi Primary RGB Tandem merupakan terobosan generasi keempat OLED dari LG. Alih-alih menggunakan satu lapisan RGB, teknologi ini menumpuk empat lapisan warna primer merah, hijau, dan biru secara independen. Hasilnya adalah kecerahan puncak tertinggi untuk OLED ukuran 27 inci, mencapai 1.500 nits (APL 1,5%), sambil mempertahankan akurasi warna hingga 99,5%. Capaian ini sangat ideal, tidak hanya untuk gamer, tapi juga untuk profesional kreatif di bidang produksi film dan color grading. Tidak berhenti di ...

Blue Screen of Death (BSOD) Akan Hilang dari Windows!

Setelah hampir empat dekade menjadi simbol frustrasi pengguna Windows, layar biru legendaris alias Blue Screen of Death (BSOD) akhirnya akan dipensiunkan. Ya, Microsoft mengonfirmasi bahwa penghapusan BSOD akan mulai akhir musim panas 2025. Tapi jangan gembira dulu. BSOD akan tetap muncul. Meski begitu, Windows 11 akan menghadirkan versi baru dari layar error ini. Dengan latar belakang hitam dan tampilan yang lebih sederhana, dan nanti akan dijuluki Black Screen of Death. Perubahan ini bukan sekadar kosmetik. Microsoft menghapus ikon wajah sedih dan kode QR yang biasanya tampil di BSOD, menggantinya dengan satu kode stop yang menjelaskan penyebab crash, seperti driver bermasalah atau komponen spesifik. Desain ramping ini pertama kali diuji di Windows Insider dan meniru tampilan layar progres sistem saat pembaruan berlangsung. Tujuannya jelas: membuat pesan error lebih mudah dipahami, tidak hanya oleh profesional IT, tapi juga oleh pengguna biasa. Menurut David Weston, Wakil Presiden Ke...

Peneliti Temukan Cara Aman Ambil Emas dari Elektronik Bekas

Sebuah terobosan penting dalam dunia pertambangan dan daur ulang limbah elektronik datang dari Australia. Tim peneliti dari Flinders University berhasil mengembangkan metode baru untuk mengekstraksi emas yang jauh lebih aman dan ramah lingkungan dibanding metode konvensional yang selama ini mengandalkan bahan kimia beracun seperti merkuri dan sianida. Emas adalah logam mulia bernilai tinggi yang digunakan luas di berbagai sektor, dari perhiasan dan investasi hingga elektronik, kedokteran, dan industri kedirgantaraan. Namun, metode ekstraksi tradisionalnya sering kali membawa dampak besar terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.  Merkuri, misalnya, masih banyak digunakan oleh penambang skala kecil di berbagai belahan dunia, meskipun sudah diketahui menyebabkan keracunan akut dan kerusakan ekosistem. Masalah ini semakin mendesak dengan melonjaknya limbah elektronik global. Pada tahun 2022, dunia menghasilkan sekitar 62 juta ton e-waste, sebagian besar mengandung logam berharga sep...

Review Advan AI Gen. Laptop AI Murah yang Menjanjikan

Pasar laptop di Indonesia saat ini tengah menyaksikan datangnya gelombang besar masuknya perangkat berlabel AI. Kondisi tersebut sejalan dengan tren di pasar global, terkait komputasi yang mulai mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam sistem operasi maupun aplikasi kreatif.  Mulai dari brand global ternama hingga pemain lokal, semuanya berlomba menghadirkan laptop AI, khususnya yang dilengkapi dengan kemampuan AI terintegrasi. Dan yang paling diincar adalah segmen produktivitas dan kreator konten.  Dalam konteks ini, Advan, salah satu produsen lokal yang selama ini dikenal lewat perangkat terjangkau, mencoba masuk ke kategori baru yang lebih premium. Tentunya juga menyasar segmen laptop AI performa tinggi, melalui produk terbarunya, Advan AI Gen.  Dengan jargon “The Fastest, Strongest, Professional AI Notebook”, laptop AI ini mencoba menggaet kalangan profesional muda, content creator, dan bahkan gamer kasual lewat kombinasi spesifikasi mentereng dan desain ringkas....