Langsung ke konten utama

Review iPhone 6 Plus di 2019, Masih Layak Beli?

Bagi para pengguna ataupun penggemar kubu iOS, smartphone di dunia ini hanya satu pilihan. iPhone saja. Sisanya, buat mereka, bukan smartphone. Berbeda dengan pengguna smartphone berbasis Android, pilihan untuk mereka terbuka luas seluas-luasnya. Mau fanatik di salah satu kubu produsen smartphone silakan, mau fanatik di kubu price performance terbaik, pun bisa.

Nah, di pasaran saat ini, iPhone seri terbaru yakni iPhone Xs sudah tersedia secara resmi di pasaran Indonesia. Harganya mulai dari Rp20,499 juta untuk versi Xs dan mulai dari Rp22,499 juta untuk versi Xs Max.


Tetapi tentunya, fans pendukung iPhone tidak seluruhnya datang dari kalangan borjuis, meski sebagian besar mereka datang dari kaum itu, atau setidaknya ingin dianggap sebagai bagian dari kaum tersebut. Ada pula yang terpaksa sudah jatuh hati dengan ekosistem Apple dengan MacOS dan iOS-nya sehingga sulit untuk belajar move on ke sistem operasi lain.

Beruntungnya, untuk pengguna seperti ini, produk-produk Apple seri lawas pun masih tersedia di pasaran, bahkan sampai tahun 2019 ini. Salah satunya adalah iPhone 6 Plus yang akan kita bahas kali ini. Apakah untuk saat ini iPhone 6 Plus masih layak untuk dibeli? Mari kita lihat.

Sebenarnya iPhone 6 sudah diluncurkan secara global sejak September tahun 2014 lalu dan masuk ke pasaran Indonesia pada kisaran Februari 2015, atau sekitar 4 tahun dari saat ini. Saat diluncurkan, varian iPhone 6 Plus versi 16GB yang akan kita bahas kali ini dipatok di harga Rp12,399 juta.

Ketika dirilis, harganya memang sangat premium dan terkesan tidak masuk akal. Tetapi tentunya tidak bagi para penggemar Apple alias Apple Fanboys. Lalu, apa yang membuat iPhone 6 Plus ini menarik bagi para pengguna?

Desain
iPhone 6 dan iPhone 6 Plus merupakan perangkat pertama Apple yang menarik. Mengapa menarik? Dibanding versi sebelumnya, versi iPhone 5s misalnya, layar iPhone 6 series jauh lebih besar. Sebagai gambaran, iPhone 6 Plus yang kami coba layarnya berukuran 5,5 inci. Kurang lebih sama dengan ukuran layar smartphone Android di masanya. Padahal, sejak dahulu kala, Apple dikenal paling malas membuat smartphone berlayar besar. Namun kebutuhan zaman cara pengguna memanfaatkan smartphone membuat Apple harus membesarkan dimensi layar.

iPhone 6 Plus juga punya desain yang lebih premium dibanding versi terdahulu. Dan kalau dilihat, sampai tahun 2019 pun, desainnya boleh dibilang, tidak terlalu ketinggalan. Ia hadir dengan material anodized aluminium dan stainless steel. Kombinasi ini menjadikan bodi iPhone 6 Plus terlihat mewah dan premium.


Di bagian depan terdapat kamera depan alias Face Time camera resolusi 1,2MP dengan f/2.2, front microphone receiver dan juga proximity sensor. Desain sisi membulat membuat menggenggam smartphone ini terasa spesial, jauh berbeda dari kebanyakan smartphone yang ada.


Di sisi bawah, tersedia home button atau Touch ID sensor alias fingerprint sensor yang bisa berfungsi pula untuk pengamanan. Di sisi kanan tersedia speaker output serta audio jack 3,5mm di sisi sebelah kiri. Untuk layarnya sendiri, kualitas layar sangat baik. Layar 5,5 inci pada iPhone 6 Plus memiliki resolusi 1.920 x 1.080 piksel. Tampilannya tajam, mampu menampilkan warna hitam yang pekat dan putih yang jernih. Kualitasnya tetap memukau bahkan ketika dilihat dari sudut samping sekali pun. Agar lebih kuat, ia menggunakan material Ion-strengthened glass dengan oleophobic coating.

  

Di bagian belakang, terdapat iSight camera alias kamera utama dengan resolusi 8MP f/2.2, rear microphone dan LED True Tone Flash. Dibanding smartphone Android di masanya, resolusi kamera iPhone 6 Plus ini memang sudah ketinggalan. Namun dengan teknologi iShight, kamera dapat menangkap fokus dengan cepat, hasil foto low light optimal, dukungan OIS agar foto tetap tajam, serta efek bokeh yang halus. Soal kamera akan kita bahas di bagian berikutnya.


Sama seperti di bagian atas, di bagian bawah body belakang iPhone 6 Plus juga tersedia garis yang merupakan antena untuk memperkuat penangkapan sinyal GSM dan juga WiFi.

Jika dibandingkan dengan iPhone generasi sebelumnya yakni Apple iPhone 5s, smartphone ini sedikit lebih tinggi dan lebar. Namun demi mengantisipasi kesulitan pengguna saat akan menggenggam, setiap ujung layar iPhone 6 dibuat lebih tipis dengan bagian pinggir yang melengkung.

Kamera dan Fitur
Fitur utama dari iPhone 6 Plus tentu adalah pada layarnya, yang disebut-sebut punya ketajaman retina display. Tak hanya retina display, tetapi Retina HD Display dan ini merupakan pertama kalinya Apple menyediakan layar sehebat itu di smartphone besutannya. Luar biasa. Apa sih maksudnya?

Retina HD Display sebenarnya merupakan istilah marketing yang diperkenalkan Apple dan debut pertamanya ada di iPhone 6 dan iPhone 6 Plus. Retina HD Display sendiri memiliki resolusi berkualitas definisi tinggi serta dengan kepadatan piksel setidaknya 326 piksel per inci. Tingkat kepadatan ini cukup tinggi bagi mata rata-rata manusia sehingga sulit untuk membedakan antara piksel yang satu dengan piksel lainnya di layar, dalam jarak pandang normal.

Sebagai contoh, iPhone 6 punya layar Retina HD Display berukuran 4,7 inci dengan resolusi 1.334 x 750 atau 326 piksel per inci. Yang menarik adalah pada iPhone 6 Plus. Layar 5,5 inci-nya punya Retina HD Display dengan resolusi 1.920 x 1.080 piksel alias 401 piksel per inci.

Tak hanya kepadatan piksel, fitur lainnya milik Retina HD Display antara lain adalah dual-domain piksel, yang memungkinkan akurasi warna sangat tepat mulai dari sudut yang satu hingga sudut lainnya agar menghasilkan viewing angle yang lebih luas. Efek lainnya adalah, warna hitam lebih pekat dan teks tampak lebih tajam.

Layar LED-backlit yang digunakan juga punya viewing angle yang luas karena teknologi dual-domain pixel yang digunakan membuat tampilan visual menjadi sangat baik. Demikian pula panel IPS yang tersedia membuat warna tampak lebih terang dan cerah. Rasio kontras mencapai 1300:1 membuat peningkatan kualitas layar menjadi sangat terasa dibanding versi sebelumnya yakni iPhone 5s.


Dari sisi fitur, iPhone 6 Plus ini merupakan salah satu varian iPhone lawas yang masih terus mendapatkan update sistem operasi. Ini merupakan salah satu kelebihan perangkat-perangkat Apple. Tetapi tentunya sangat wajar karena Apple membuat sendiri perangkat kerasnya, dan tentunya ia juga wajib menyediakan pula perangkat lunaknya serta perbaikan-perbaikan pada sistem operasinya. Berbeda dengan Android yang dikembangkan oleh Google tetapi digunakan oleh perangkat yang dibuat oleh ratusan produsen hardware.

Sistem operasi milik Apple iPhone 6 Plus ini juga mendukung tampilan secara horizontal. Tidak seperti iPhone generasi sebelumnya, tampilan menu pada iPhone 6 Plus bisa ditampilkan dalam format landscape. Fitur ini akan memudahkan Anda ketika mengetik ketika browsing atau membuka email misalnya.

Baca juga:

Pada iOS 12, Apple memperbarui sistem pengamanan. Ia kini dapat menunjukkan password dari aplikasi manajemen password pihak ketiga dalam QuickType suggestion, menggunakan Password Manager API terbaru. Pengguna juga bisa melakukan sharing password antara iOS dan Mac OS mereka dengan mudah. Bahkan jika Anda menggunakan password yang sudah dipakai di akun lain, ia akan memberikan notifikasi.

Dari sisi fitur, iOS 12 juga tak kalah lengkap dengan fitur penghemat energi yang sudah jauh lebih baik, fitur perekaman layar dan lain-lain. Fitur battery health information juga memungkinkan penggunanya untuk mengetahui berapa banyak energi yang dihabiskan untuk menjalankan tiap aplikasi. Untuk mengetahui apakah baterai sudah mulai usang, kini juga bisa dilakukan. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Apple dengan secara sengaja membuat iPhone menjadi lemot dan bermasalah kalau baterainya sudah mulai drop.

Dari sisi kamera, tidak ada yang meragukan hasil foto kamera besutan Apple. Tetapi pada iOS `1 terbaru, ada peningkatan signifikan pada fitur Portrait mode. Ia akan membuat tanda saat kamera mendeteksi manusia untuk memisahkan orang tersebut dari ruangan sekitarnya saat gambar akan diproses. Hasilnya, efek bokeh menjadi lebih halus dan rapi. Tak hanya itu, kini pengguna juga bisa mengimpor foto dalam format RAW untuk dapat diedit di perangkat iOS lainnya.

Lalu, seberapa bagus kamera iPhone 6 Plus? Berikut ini beberapa hasil foto yang kami dapatkan:








Dari hasil percobaan yang kami lakukan, tampak hasil foto kamera iPhone 6 Plus memang bagus. Efek bokeh yang menjadi peningkatan pada iOS versi terbaru terbukti mampu menghasilkan depth effect yang halus. Namun demikian, rasanya kualitasnya menjadi biasa saja jika dibandingkan dengan hasil foto kamera smartphone Android masa kini. Namun ini tentunya sangat wajar mengingat smartphone Android terbaru sudah diperkuat teknologi kamera yang mutakhir dan iPhone 6 Plus ini merupakan produk keluaran lima tahun lalu.

Spesifikasi dan Performa
Dari sisi spesifikasi, iPhone 6 Plus ini menggunakan prosesor Apple A8 dual core berkecepatan 1,4GHz. Prosesor tersebut merupakan prosesor berbasis ARM yang diproduksi dengan teknik manufaktur 20 nanometer. Untuk ukuran saat ini, memang sudah cukup uzur mengingat prosesor-prosesor smartphone terbaru banyak yang sudah diproduksi dengan proses 7 nanometer. Hasilnya, performa lebih cepat, daya lebih hemat dan tidak cepat hangat.

Menemani CPU, tersedia GPU PowerVR GX6450 yang sebenarnya sudah cukup sanggup untuk memainkan game-game yang dirilis 2-3 tahun terakhir. Adapun untuk RAM dan storage, unit yang kita bahas kali ini berukuran RAM 1GB dan kapasitas internal sebesar 16GB. Kapasitas tersebut sayangnya tidak bisa diekspansi karena Apple tidak menyediakan slot microSD di smartphone-nya. Secara lengkap, berikut ini spesifikasi Apple iPhone 6 Plus yang kami kutip dari GSMArena:


iPhone 6 Plus menggunakan baterai berkapasitas besar (untuk ukuran iPhone) yakni sebesar 2.915mAh. Dengan baterai sebesar ini, dalam penggunaan kami secara normal, baterai bisa bertahan seharian, menemani aktivitas dari pagi sampai sore atau malam hari.

Lalu, bagaimana dengan performanya? Seperti pada pengujian smartphone lainnya, tentu kami melakukan uji benchmark juga pada iPhone 6 Plus yang telah diperbarui ke versi iOS 12.2 Berikut hasilnya:


Pada pengujian performa prosesor menggunakan AnTuTu benchmark, Apple iPhone 6 Plus berhasil mencatatkan skor 79 ribuan. Dari catatan kami, angka ini lebih baik dibandingkan dengan smartphone Android berbasis prosesor Qualcomm Snapdragon 450 ataupun 625. Namun jika dibandingkan dengan performa smartphone dengan prosesor Snapdragon 630, angkanya masih tertinggal cukup jauh. Apalagi dengan smartphone berbasis Snapdragon 636 ke atas.

Dari sisi grafis, pengujian kami menggunakan 3DMark Ice Storm Unlimited, iPhone 6 Plus meraih angka 18 ribuan. Artinya, performanya nyaris mendekati performa GPU Adreno 509 milik Snapdragon 636 dan lebih bagus dari performa GPU Mali-T830 MP3 milik prosesor Samsung Exynos 7880 ataupun Mali-G71 MP2 milik prosesor Samsung Exynos 7885. Tetapi kalau dibandingkan GPU milik prosesor Snapdragon 660, performanya tertinggal cukup jauh.

Bagaimana kalau performanya dalam gaming?

Kami coba memainkan game-game favorit kami pada iPhone 6 Plus. Ternyata, game seperti Arena of Valor, kami hanya bisa mendapatkan setting Kualitas Tampilan hingga Menengah saja. Demikian pula untuk setting Kualitas Partikel. Tidak bisa diset ke posisi Max. Meski Resolusi HD sudah didukung, tetapi tidak muncul opsi untuk mengaktifkan opsi High Frame Rate Mode.

Bermain AoV di iPhone 6 Plus relatif nyaman. Saat kami bandingkan dengan smartphone Android daily driver kami, penangkapan sinyal WiFi iPhone 6 Plus sedikit lebih baik. Masalahnya, setelah bermain 2-3 game, smartphone terasa panas dan sangat tidak nyaman lagi untuk dipegang. Tampaknya ini karena prosesornya memang masih prosesor lawas yang tidak sehemat energi prosesor smartphone masa kini.


Saat kami coba memainkan game favorit lainnya yakni NBA 2K Mobile, aplikasi tidak jalan. RAM kurang merupakan masalah yang terjadi jika ingin memainkan game ini.


Untungnya, game favorit kami lainnya seperti FreeFire masih dapat dimainkan dengan lancar. Opsi Graphics di setting Ultra serta Brightness di Very Bright masih bisa dipilih dan game masih bisa dijalankan dengan sangat mulus. Setidaknya ini cukup menjadi pelipur lara. Kecuali di luar masalah panas yang cukup signifikan setelah bermain selama 15 menit atau lebih.


Kesimpulan
Sebagai sebuah smartphone, Apple iPhone 6 Plus memang sudah relatif uzur umurnya. Tetapi yang menarik, dibanding sistem operasi Android terbaru, yang biasanya hanya didukung oleh smartphone keluaran 2-3 tahun yang lalu, sistem operasi terbaru iOS masih mendukung produk yang dirilis sampai 5 tahun ke belakang. Ya wajar, soalnya Apple sendiri yang membuat perangkatnya itu.

Jika dijadikan sebagai daily driver, iPhone 6 Plus saat ini masih cukup relevan dan masih layak dipilih. Sebagai gambaran, saat ini harganya berada di kisaran Rp2,9 sampai 4 jutaan di gerai-gerai e-commerce seperti Lazada ataupun Tokopedia. Tetapi kalau ingin investasi jangka panjang, sebaiknya anggaran tersebut dialokasikan untuk membeli smartphone Android kekinian.

Dengan Rp3 sampai 4 juta, ada banyak pilihan smartphone Android yang menawarkan performa lebih mumpuni dari iPhone 6 Plus, punya kamera lebih bagus, daya tahan baterai lebih panjang dan tentunya lebih adem saat digunakan untuk sesi bermain non stop. Buat Anda yang ingin membeli smartphone berbasis iOS dan menjajal environment khusus Apple, iPhone 6 Plus masih sangat layak dibeli bahkan di tahun 2019 ini.


Postingan Populer

10 PC All in One Terbaik. Solusi Praktis untuk Rumah dan Kantor Modern

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar perangkat komputer telah mengalami pergeseran signifikan. Penggunaan PC All in One (AIO) semakin populer, terutama di kalangan pengguna rumahan, pekerja remote yang work from home, pelajar di lab sekolah, hingga kantor kecil ataupun UMKM. Faktor utamanya adalah, ruang kerja makin terbatas, dan banyak orang mencari solusi komputer yang ringkas, mudah dipasang, dan tetap bertenaga. Dengan integrasi layar, CPU, penyimpanan, dan periferal dalam satu perangkat, tanpa banyak kabel, PC All in One menjanjikan tampilan meja yang bersih, setup cepat, dan mobilitas lebih mudah bila ruang berpindah. Desain ramping dan fungsional kian diminati seiring gaya hidup minimalis dan kebutuhan fleksibilitas ruang. Selain itu, kinerja perangkat AIO yang kini menggunakan CPU dan GPU modern sudah cukup untuk menunjang pekerjaan sehari-hari, belajar, bahkan kreativitas ringan. Tren ini menunjukkan bahwa Komputer All in One bukan lagi sekadar alternatif. Tetapi bisa jadi pil...

ARM Dirikan Sekolah Desain Chip di Korea Selatan

ARM, desainer inti CPU yang berada di bawah kepemilikan SoftBank, tengah mengambil langkah strategis untuk memperkuat ekosistem desain semikonduktor Korea Selatan. Melalui kerja sama resmi dengan Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan, perusahaan asal Inggris tersebut akan membangun sekolah desain chip khusus yang menargetkan pelatihan 1.400 tenaga ahli pada tahun 2030. Langkah ini tentu bukan sekadar program pendidikan. Korea Selatan sedang berupaya mengejar ketertinggalan di sektor fabless, wilayah yang selama ini dikuasai pemain seperti Qualcomm, Nvidia, dan AMD.  Kehadiran sekolah desain ARM berpotensi mempercepat kemampuan teknis perusahaan lokal seperti Silicon Works, ADTechnology, Telechips, Nextchip, hingga startup AI seperti Rebellions dan FADU. Pemerintah Korea pun menambah dorongan dengan rencana mendirikan sekolah pascasarjana khusus semikonduktor. Namun ambisi besar ini datang bersamaan dengan tantangan struktural. Dalam pertemuan terpisah antara P...

Beli PC All in One 24 Inci, Dapat 27 Inci. Caranya?

Pasar PC All in One di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan positif dalam dua tahun terakhir. Pergeseran pola kerja menuju hybrid, meningkatnya kebutuhan perangkat ringkas di rumah, serta meningkatnya konsumsi konten digital membuat Komputer All in One semakin populer.  Banyak pengguna kini mengutamakan perangkat dengan desain minimalis, footprint kecil, namun tetap bertenaga untuk multitasking, meeting online, editing ringan, hingga hiburan seperti streaming film atau musik. Ditambah lagi, rumah modern cenderung menghindari perangkat berukuran besar, sehingga PC desktop konvensional mulai kalah pamor dibandingkan AIO yang lebih rapi dan mudah ditempatkan di ruang kerja maupun ruang keluarga. Salah satu pilihan menarik di kategori ini adalah Asus AIO V440 touchscreen, yang kini hadir dengan promo upgrade superhemat. Bagi pengguna yang membutuhkan layar lebih besar dan pengalaman visual lebih nyaman, Asus memberikan penawaran istimewa. Cukup tambah Rp1.000.000, kamu bisa melakuka...

Harga Memori DDR4 dan DDR5 Mahal Sampai Akhir 2027

Pasar memori global berada dalam kondisi paling tidak stabil dalam satu dekade terakhir. Harga DDR5 dan DDR4 terus meroket tanpa tanda-tanda akan turun, dan laporan terbaru menunjukkan bahwa krisis pasokan ini bisa berlangsung hingga Q4 2027. Jika benar, konsumen dan pasar PC harus bersiap menghadapi tren harga yang makin tidak masuk akal. Kabar buruk ini muncul tak lama setelah Micron resmi mematikan brand konsumennya, Crucial. Keputusan yang secara gamblang menunjukkan pergeseran fokus industri bahwa AI kini menjadi prioritas utama. Dengan permintaan dari pusat data yang melonjak, DRAM dan NAND dialihkan ke segmen AI, meninggalkan pasar konsumen dengan pasokan yang semakin tipis. Sumber industri bahkan menggambarkan situasi ini sebagai kombinasi dari crypto boom, krisis komponen selama COVID-19, dan era scalper, semuanya terjadi bersamaan. Memori untuk PC, GPU, laptop, mini PC, hingga konsol, semuanya terpengaruh. Setiap produk yang menggunakan DRAM dipastikan mengalami kenaikan harg...

Review Asus Vivobook S14 M3407HA, Laptop AI Bertenaga dari AMD

Segmen laptop AI performa tinggi kini menjadi medan persaingan paling panas di industri komputasi portabel. Setelah era Qualcomm Snapdragon X Elite dan X Plus lalu Intel Core Ultra mencuri perhatian dengan integrasi NPU (Neural Processing Unit) di dalam prosesornya, AMD tidak tinggal diam.  Kehadiran prosesor Ryzen 7 260 dengan XDNA NPU hingga 16 TOPS menandai langkah strategis AMD dalam menghadirkan laptop cerdas yang tak hanya cepat, tapi juga hemat daya dan efisien dalam menjalankan beban kerja berbasis AI. Semuanya mentransformasi tugas-tugas yang biasanya dilakukan CPU, kini menjadi dikerjakan oleh NPU. Khususnya tugas berbasis AI. Laptop AI Asus Vivobook S14 M3407HA menjadi contoh nyata transformasi tersebut: menghadirkan kinerja tinggi, kemampuan AI lokal, dan efisiensi baterai yang sebelumnya sulit dicapai. Dengan fokus pada portabilitas dan ketahanan daya, Asus mencoba menghadirkan laptop yang bukan hanya untuk kerja kantoran, tapi juga untuk kreasi konten, komunikasi, dan...