Langsung ke konten utama

Review Asus ZenBook UX333FN, Ringkas Tapi Ngegas

Notebook ringan dan ringkas merupakan perangkat dambaan seluruh pengguna. Khususnya jika notebook tersebut punya performa yang dahsyat di balik desainnya yang menarik. Yang jadi masalah, biasanya ringkas dan performa itu tidak berjalan beriringan, salah satu harus dikorbankan. Tetapi itu tidak terjadi pada Asus ZenBook UX333.

Agar ia bisa dibuat seringkas mungkin, produsen asal Taiwan tersebut memangkas lebar bezel alias bingkai yang mengelilingi layar monitor notebook. Dengan demikian laptop akhirnya dapat tampil lebih ringkas dan semakin mudah dibawa bepergian.


Sebagai informasi, sejak tahun 2016, Asus telah mengembangkan teknologi yang disebut sebagai NanoEdge Display. Teknologi tersebut hadir untuk memangkas ukuran bezel pada layar laptop hingga hanya beberapa milimeter saja. Berkat NanoEdge Display, dimensi layar pun bisa dipangkas secara signifikan dan secara otomatis membuat dimensi bodi laptop semakin ringkas secara keseluruhan. Lalu, apa yang ditawarkan Asus lewat ZenBook UX333?



ZenBook UX333FN merupakan salah satu varian ZenBook terbaru yang baru saja dirilis Asus di pasaran Indonesia. Secara ukuran, laptop ini merupakan varian paling kecil di antara dua saudaranya yaitu ZenBook UX433 dan 533 yang masing-masing memiliki ukuran layar 14 serta 15 inci dan diluncurkan di waktu yang bersamaan.

Desain
Seperti pendahulunya, ZenBook UX333FN merupakan laptop premium yang menyasar pengguna on-the-go. Laptop ini dirancang khusus agar cukup bertenaga untuk menjalankan berbagai aplikasi penunjang pekerjaan sekaligus dapat digunakan sebagai pusat hiburan. Hal tersebut berkat dukungan hardware-nya yang sudah menggunakan prosesor Intel Core generasi ke-8 dan chip grafis Nvidia GeForce.

Namun performa bukanlah keunggulan utama dari laptop ini, melainkan ukurannya. ZenBook UX333FN memiliki dimensi bodi yang sangat rigkas, bahkan diklaim sebagai laptop 13 inci paling ringkas di dunia. Menariknya, laptop ini memiliki bodi dengan ukuran tidak jauh dari kertas A4 sehingga dapat dengan mudah dibawa bepergian, bahkan bisa dimasukkan ke dalam tas berukuran kecil.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ASUS bisa memangkas ukuran bodi ZenBook UX333FN berkat teknologi NanoEdge Display. Teknologi tersebut memungkinkan bezel pada layar laptop ini tampil sangat tipis, yaitu 2,8 milimeter pada bagian sisi, 5,9 milimeter di bagian atas, dan 3,3 milimeter di bagian bawah. Ya, bezel tipis tidak hanya dihadirkan di dua atau tiga sisi saja melainkan di keempat sisi laptop ini.

Meski tipis, Asus juga tetap menempatkan webcam di bagian atas frame. Tak hanya sekadar webcam, kamera yang disediakan merupakan 3D Infra Red camera sehingga mampu mendeteksi wajah lebih baik dan lebih cepat untuk login ke Windows, meskipun pengguna sedang bekerja di ruangan berpencahayaan kurang.



Meskipun ringkas, Asus masih bisa menempatkan kelengkapan konektivitas yang cukup banyak di notebook ini. Di sisi kanan, masih terdapat port USB 3.0 bahkan microSD di sana.



Di sisi kanan, tersedia power connector, port HDMI berukuran penuh, USB serta satu buah port USB Type-C. Artinya, konektivitas merupakan satu hal yang tidak dilupakan saat Asus mendesain laptop tipis yang satu ini.



Satu hal lain yang menarik, meskipun tipis, Asus tidak melupakan pula faktor pendinginan notebook. Ini sangat penting, mengingat ZenBook UX333FN yang kami bahas kali ini menggunakan prosesor Intel Core i7-8565U yang dikombinasikan dengan grafis Nvidia GeForce MX150 GDDR5 2GB yang cukup bertenaga.

Untuk menyejukkan komponen-komponen penghasil panas tersebut, Asus menyediakan pembuangan ke arah belakang yang tidak akan mengganggu penggunanya meski ia sudah bekerja dengan notebook tersebut dalam durasi waktu yang cukup lama.

Di bagian belakang ini Asus juga menmpatkan aksen lis yang terbuat dari bahan metal. Selain berfungsi untuk mempercantik desain ZenBook ini secara keseluruhan, material metal tersebut membuat pembuangan panas di belakang notebook menjadi lebih kuat secara jangka panjang, dibandingkan jika material yang digunakan terbuat dari bahan plastik.



Canggihnya, jika penggunanya sedang tidak dalam kondisi bekerja berat, ZenBook UX333FN juga dilengkapi fitur Quiet Fan cooling yang bisa membuat notebook bekerja dengan sangat hening, tanpa kebisingan. Tetapi saat prosesor dan grafis kembali bekerja keras, fan akan berputar lebih kencang dan tentunya akan mengeluarkan suara.

Fitur
Seperti sudah disebutkan di atas, NanoEdge merupakan fitur utama yang ditawarkan oleh Asus pada pengguna ZenBook UX333FN. Fitur ini membuat notebook 13 inci tersebut bisa dibuat dalam body yang sangat ramping, seperti halnya sebuah notebook 12 inci pada umumnya.



Dapat Anda lihat pada gambar di atas, NanoEdge display pada ZenBook seri terbaru kali ini tidak hanya di bagian kiri dan kanan saja. Namun keempat sisi layar sudah dipangkas ukuran frame-nya sehingga notebook tersebut punya ukuran yang bahkan lebih ringkas dibandingkan dengan kertas berukuran A4.

Bezel layar yang tipis membuat dimensi bodi notebook ini semakin ringkas. Ukuran panjang dan lebar laptop ini hanya 30,2 x 18,9 centimeter, tidak jauh dari kertas A4 yang memiliki ukuran 29,7 x 21 centimeter. Dibandingkan dengan pendahulunya yaitu ZenBook UX331 yang sama-sama menggunakan layar 13 inci, ZenBook UX333FN memiliki bodi 14 persen lebih ringkas.

Bagian belakang notebook inipun sedikit tinggi dibanding bagian depannya. Ini merupakan inovasi lain dari Ergolift design yang dihadirkan Asus. Dengan desain meninggi seperti ini, sesi mengetik dalam jangka waktu panjang akan menjadi lebih nyaman karena pergelangan akan terasa lebih rileks.



Nah, inilah salah satu fitur utama ZenBook UX333FN yakni Number Pad. Fitur ini merupakan touchpad yang menyala dan bisa berfungsi sebagai numeric pad. Sangat bermanfaat saat penggunanya sering bekerja dengan Microsoft Excel atau aplikasi data entry yang banyak berkaitan dengan angka.

Cara penggunaannya mudah. Cukup dengan menekan tombol NumberPad di sudut kanan atas touchpad selama satu detik, maka touchpad akan meningkat fungsinya menjadi sebuah numeric pad pula. Seperti diketahui, sangat sulit bagi produsen notebook untuk menempatkan numeric pad pada sebuah laptop berukuran di bawah 15 inci karena akan membuat tombol keyboard terlalu kecil dan sangat padat.

Dengan NumberPad, masalah tersebut berhasil diatasi. Toh kalau tidak butuh, NumberPad bisa dimatikan dan ia akan berfungsi sebagai touchpad biasa pada umumnya. Dan yang menarik, meskipun NumberPad sedang aktif menyala, Anda tetap bisa menggeser-geser jari Anda di sana dan ia masih berfungsi seperti halnya touchpad biasa.

Sedikit kekurangan mungkin adalah pada ketiadaannya fitur fingerprint yang umumnya ada di kawasan touchpad untuk login ke Windows dengan sentuhan jari.

Spesifikasi
Seri ZenBook merupakan laptop dengan performa premium, tidak terkecuali ZenBook UX333FN. Karena menyasar pengguna profesional on-the-go, laptop ini hadir dengan hardware yang mumpuni sehingga tidak menghambat kegiatan bekerja. Menariknya, hardware tersebut ternyata juga cukup untuk menjalankan berbagai aplikasi hiburan seperti game kasual.

Berikut ini spesifikasi teknis Asus ZenBook UX333FN:


ASUS ZenBook UX333FN diperkuat oleh prosesor Intel Core i7-8565U atau yang sering disebut sebagai Whisky Lake. Prosesor Intel generasi ke-8 ini memiliki berbagai keunggulan, salah satunya adalah konsumsi dayanya yang rendah namun memiliki performa mumpuni untuk menjalankan berbagai aplikasi profesional.

Intel Core i7-8565U merupakan prosesor dengan konfigurasi 4 core dan 8 thread yang sudah mendukung teknologi Hyper-Threading. Prosesor ini juga sudah dilengkapi dengan teknologi Turbo Boost sehingga kecepatan pemrosesannya dapat dipacu hingga 4,6GHz, sementara base clock-nya ada di angka 1,8GHz.

Agar performanya lebih optimal dan bisa menunjang kebutuhan para profesional, ZenBook UX333FN dilengkapi dengan chip grafis (GPU) Nvidia GeForce MX150. Chip grafis ini memang bukan untuk bermain game, namun keberadaannya sangat bermanfaat untuk mendongkrak performa grafis  di laptop ini sehingga dapat menjalankan berbagai aplikasi profesional seperti Adobe Photoshop dan Premiere lebih optimal. GPU tersebut juga yang membuat skor benchmark grafis pada laptop ini lebih baik dari laptop yang hanya menggunakan chip grafis terintegrasi (integrated graphics).

Performa
ZenBook UX333FN memang bukan merupakan mesin gaming seperti jajaran laptop ASUS ROG atau TUF Gaming meski sama-sama menggunakan GPU terpisah. Nvidia GeForce MX150 merupakan GPU berdaya rendah yang memang dirancang agar ultrabook seperti ZenBook UX333FN bisa hadir dengan performa grafis lebih baik.

Namun, bukan berarti ZenBook UX333FN tidak bisa digunakan untuk bermain game. Laptop ini masih bisa memainkan berbagai game AAA lama serta beberapa game yang memang tidak fokus pada kualitas grafis speerti Sid Meier’s Civilization VI dan Beyond Earth. Kedua game tersebut pun bisa berjalan lancar dengan framerate yang cukup baik di sekitar 30fps, meski pengaturan grafisnya tidak maksimal.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah hasil benchmark ZenBook UX333FN menggunakan berbagai aplikasi benchmark terkemuka.



Pada aplikasi Geekbench yang mengukur performa dasar prosesor secara single core dan multi core, prosesor Intel Core i7 Whiskey Lake 8565U yang ada pada notebook ini menawarkan performa sekitar 10 persen lebih baik dibandingkan prosesor Intel Core i7 Kaby Lake 8550U. Adapun dalam kondisi multi-core, performanya meningkat 12 persen lebih. Sebagai informasi, notebook yang kami jadikan perbandingan adalah ZenBook Flip 14 UX461UN yang harganya hanya terpaut Rp1 juta lebih murah.



Pada aplikasi PCMark yang mengukur performa sistem secara keseluruhan, peningkatannya memang tidak terlalu terasa, hanya sekitar 4 persen. Namun untuk aspek digital content creation alias pembuatan konten kreatif seperti foto ataupun video editing, peningkatan performanya mencapai 10 persen lebih.



Peningkatan performa prosesor secara single core dan multi core juga terlihat saat notebook diminta untuk melakukan pekerjaan rendering 3D seperti pada aplikasi Cinebench. Performa single core-nya meningkat hingga 24 persen lebih, sementara multi core-nya naik sebanyak 13 persen lebih.



Pada aplikasi pengujian grafis sintetik seperti 3DMark, performanya justru sedikit di bawah ZenBook Flip 14 UX461 yang sama-sama menggunakan grafis Nvidia GeForce MX150 2GB. Kemungkinan ini disebabkan oleh rampingnya dimensi ZenBook UX333FN sehingga membuat komponen internal milik notebook ini terpaksa dipasang rapat-rapat dan padat sehingga menghasilkan suhu yang lebih tinggi saat sedang bekerja berat.



Jika notebook digunakan untuk bermain game 3D dengan setting berat, dalam kondisi tertentu, performanya masih relatif oke untuk dimainkan. Namun secara rata-rata, frame-rate yang dihasilkan cukup rendah, di bawah 30fps. Tetapi jika menggunakan setting minimal, notebook ini masih cukup digunakan untuk bermain game.

Beralih ke baterai, ZenBook UX333FN hadir dengan baterai lithium-polymer berkapasitas 50Wh. Dalam pengujian menggunakan PCMark 8 Battery pada mode Home Conventional, laptop ini mampu bertahan cukup lama yaitu hingga 5 jam 22 menit. Artinya, untuk penggunaan aplikasi rumahan laptop ini bisa bertahan kurang lebih selama 5,5 jam. Pengujian ini juga dilakukan dengan kondisi laptop terhubung dengan WiFi dan tingkat kecerahan layar 50 persen.



Diuji menggunakan aplikasi Battery Mark yang memaksa notebook bekerja secara full load secara terus menerus, terlihat bahwa baterai mampu bertahan hingga 4 jam 40 menit lebih. Artinya, jika pengguna memakai ZenBook UX333 ini secara wajar, baterainya pasti bisa jauh lebih kuat dari itu.
Lalu, bagaimana dengan kecepatan pengisian baterainya?



Dari pengujian yang kami lakukan seperti pada gambar di atas, dari kondisi 3 persen, baterai notebook dapat terisi penuh hinggal 100% dalam waktu  2 jam 47 menit 49 detik. Lumayan cepat meskipun bukan yang paling cepat.


Kesimpulan
ZenBook UX333FN sudah menggunakan M.2 NVMe SSD sebagai media penyimpanannya. TIdak ada media penyimpanan kedua di laptop ini sehingga akses terhadap datanya sangat cepat. Untuk ZenBook UX333FN yang kita bahas kali ini, ASUS menghadirkan kapasitas penyimpanan sebesar 512GB, sangat cukup untuk menyimpan berbagai data pekerjaan dan hiburan. Performanya pun sangat pesat.

Secara spesifikasi, Asus ZenBook UX333FN mungkin tidak berbeda jauh dengan ultrabook sekelasnya. Bahkan mungkin ada juga ultrabook yang menawarkan spesifikasi serupa di luar sana. Tetapi satu hal yang menjadi keistimewaan produk ini adalah bodinya yang sangat ringkas.

Sejauh ini, belum ada notebook 13 inci dengan bodi yang lebih ringkas dari ZenBook UX333FN dan hal tersebut tentu luar biasa. Apalagi ASUS harus menyematkan berbagai komponen premium ke dalam bodi yang sangat ringkas tersebut. Fitur tambahan yang disediakan, yakni NumberPad juga sangat berguna karena membuat touchpad notebook punya fungsi yang lebih.

Ketiadaan fitur fingerprint scanner pada notebook, yang biasanya hadir di area touchpad atau di dekat keyboard masih bisa dimaklumi, mengingat ada fitur 3D IR camera di webcam notebook ini untuk mempercepat login ke Windows. Akhir kata, bisa dibilang Asus ZenBook UX333FN ini merupakan notebook yang ringkas, tapi nge-gas!

Postingan Populer

Laptop Gaming Murah dengan GeForce RTX 5000 Series, Beredar!

Asus kembali menghadirkan inovasi terbarunya di lini laptop gaming melalui Asus Gaming V16. Seperti diketahui, Asus gaming merupakan lini laptop gaming murah yang memadukan performa AI modern, grafis bertenaga, efisiensi daya tinggi, serta ketahanan fisik berstandar militer.  Produk ini menyasar tak hanya bagi para gamer dan profesional yang membutuhkan kinerja optimal dalam paket yang portabel dan andal, tapi juga pengguna umum yang membutuhkan laptop kencang, namun dalam wujud yang standar, tidak menyolok seperti laptop gaming mahal. Ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ 5 atau 7 generasi terbaru, Asus Gaming V16 menawarkan performa komputasi tinggi untuk berbagai kebutuhan, mulai dari gaming AAA, multitasking berat, hingga pemrosesan berbasis AI. Chip grafis NVIDIA® GeForce RTX™ 5060 menjadi jantung pengolahan visual, menghadirkan teknologi ray tracing dan DLSS 3.5 yang memberikan pengalaman gaming lebih realistis, dengan frame rate yang stabil dan visual yang imersif. Layar WUXG...

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

China Siapkan Prosesor x86 Sendiri. Semua Berkat AMD

China kembali mengguncang industri chip silikon. Kali ini lewat penggabungan dua pemain penting dalam industri chip dan server: Hygon dan Sugon. Merger ini menjadi langkah besar dalam ambisi Beijing untuk menciptakan ekosistem superkomputasi yang sepenuhnya mandiri, dari desain CPU hingga produksi server. Bagi yang belum familiar, Hygon adalah nama yang muncul setelah AMD pada 2016 memutuskan untuk melisensikan desain CPU Zen dan teknologi x86-64 ke perusahaan bernama Tianjin Haiguang Advanced Technology Investment Co. Tujuannya jelas: memenuhi kebutuhan chip server di Tiongkok dengan solusi non-Intel yang tetap “legal” lewat lisensi. Hasil dari kolaborasi itu adalah prosesor Hygon Dhyana, yang meskipun tidak populer secara global, cukup mendapat tempat di kalangan raksasa teknologi Tiongkok seperti Tencent, berkat dorongan besar dari pemerintah Tiongkok terhadap penggunaan perangkat keras lokal. Di sisi lain, Sugon adalah produsen server dan superkomputer yang kerap menggunakan chip H...

Asus Luncurkan Expert P Series untuk Dukung Kebutuhan Bisnis Modern

Asus Indonesia resmi meluncurkan lini produk komersial terbaru, Expert P Series, yang terdiri dari laptop ExpertBook P3405CVA, desktop ExpertCenter P500MV, dan All-in-One ExpertCenter P440VA. Ketiganya dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi digital di dunia bisnis, dengan daya tahan tinggi, performa stabil, fitur AI terintegrasi, serta keamanan kelas enterprise. “Expert P Series bukan sekadar perangkat kerja, tapi partner produktivitas yang ringan, tangguh, dan aman untuk berbagai skenario kerja hybrid,” ujar Yulianto Hasan, Director Commercial Products Asus Indonesia. Setiap perangkat sudah dilengkapi AI on-device, termasuk platform ExpertMeet untuk kolaborasi yang lebih efisien tanpa perlu aplikasi tambahan. Tren kerja hybrid dan adopsi teknologi AI menjadi latar belakang kehadiran lini ini. Menurut laporan Gallup, 60% karyawan memilih model hybrid, sementara survei McKinsey 2024 mencatat 78% organisasi telah menggunakan AI dalam operasional mereka. Asus menghadirkan solusi ...

Hell Is Us, Game Paling Berat, Bahkan RTX 4090 Pun Tak Cukup

Para pemilik GPU kelas atas seperti Nvidia RTX 50 dan 40 Series yang mencoba menjalankan demo Hell Is Us tercengang. Alih-alih menikmati adegan sinematik pembuka, banyak pemain justru mengalami crash sebelum cutscene selesai, meninggalkan pertanyaan besar: untuk apa semua kekuatan grafis ini? Dalam pembaruan terbaru di Steam, pengembang Rogue Factor menyarankan solusi sementara yang cukup ironis: turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan semua fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, dan FSR. Ya, bahkan teknologi unggulan seperti DLSS 3.5 pun diminta dimatikan agar game bisa berjalan. “Harap turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, FSR, dll. dari menu utama sebelum memulai game,” tulis Rogue Factor dalam catatannya. Tom’s Hardware mengonfirmasi bahwa ini satu-satunya cara agar game bisa melewati bagian intro tanpa crash. Setelah berhasil mencapai karakter utama bernama RĂ©mi, pemain kemudian dipersilakan menaikkan kembali pengaturan grafis. ...