Langsung ke konten utama

Asus ZenFone Max M1, Smartphone Kompak Baterai Badak

Sejak tahun 2015, tren perangkat telekomunikasi dengan baterai monster alias besar mulai menjadi primadona. Sebut saja beberapa nama diantara ada ASUS yang punya ZenFone Max berkapasitas baterai 5.000mAh, Xiaomi Redmi Note 4 dengan baterai yang juga besar, Lenovo P2 Turbo dengan kapasitas baterai 5100 mAh.

Belakangan ini, persaingan vendor makin terasa. Dan berhubung tahun 2018 adalah tahunnya smartphone dengan genre Infinity Display, maka tentunya, sudah merupakan hal yang lumrah kalau smartphone baterai berkapasitas besar pun mendukung layar wide screen tersebut. Salah satunya adalah ZenFone Max M1.


ASUS ZenFone Max M1 mempunyai ukuran bodi yang mungil dan ramping jika dikategorikan ke dalam smartphone battery horse. Bobotnya hanya 150 gram dengan ukuran 70.9 x 147.3 x 8.7mm. Saat digenggam, smartphone ini mungkin bobotnya serasa seperti smartphone dengan baterai 2.000mAh saja karena begitu ringan dan mungil. Tapi jangan salah, baterainya itu 4.000mAh.


Desain
Masih menggunakan desain ala generasi ZenFone Max, perangkat ini dibuat berbahan metal, menggunakan teknik curved display 2.5D. Bezel disamping kanan dan kiri cukup tipis, serta melengkung bagian sisinya. Alhasil, smartphone ini sangat nyaman ketika dipegang.

Baca juga:

Lebih lanjut, dua kamera di belakang dengan posisi tegak lurus atau atas bawah. Kamera utama di bagian atas, punya resolusi 13MP sementara di bawahnya adalah kamera sekunder beresolusi 8MP yang berguna untuk mengambil gambar wide angle dengan angle view 120 derajat.  Asus pun menyematkan fingerprint scanner di belakang, tepatnya ditengah bodi agak ke atas bodi smartphone. Ada pula dukungan LED flash di bawah kamera sekundernya.

Tombol-tombol fisik berada di sebelah kanan perangkat, antara lain tombol volume dan power button. Di bagian atas ada audio jack dan dibawahnya perangkat terdapat grill speaker bersama dengan port charger konektor. SIM tray ada di sebelah kiri berjenis triple SIM. Jadi pengguna bisa menyematkan dua buah SIM sekaligus bersama dengan kartu SD di dalamnya.

Di bagian muka ada kamera depan beresolusi 8 MP dengan aperture f2.2 yang bisa digunakan untuk mengambil foto bokeh dengan fitur bokeh mode. Untuk warna, Asus menyediakan 3 warna yang bisa dipilih yakni Star Black, Sunlight Gold, Ruby Red. Secara general, smartphone mempunyai bodi yang menarik, nyaman dan enak digunakan sehari hari.

Fitur
Sedikit berbeda dengan para pendahulu ZenFone, ASUS mulai melengkapi lini ZenFone terbaru dengan berbagai fitur unggulan yang mereka miliki. Fitur-fitur ini sudah tertana secara langsung pada smartphone secara software dan hardware dan telah diopimalkan. Berikut beberapa diantaranya.

Face Unlock. Fitur ini mula sering disematkan oleh ASUS pada perangkat-perangkat terbarunya. Sebelumnya kalau tidak salah, Max Plus M1 sudah mendapatkanya. Terkini face unlock sudah lebih dioptimalkan pada seri ZenFone Max M1.

 

Zen UI 4.0. Asus akhirnya menghadirkan tampilan yang lebih fresh pada antarmuka terbarunya yang dinamakan ZenUI 4.0 ini. Ketika membandingkannya dengan UI sebelumnya alias versi 3.0, ZenUI 4.0 benar-benar terasa bersih dan menyengkan.

Jika dibandingkan dengan sebelumnya, Asus juga telah menyingkirkan 29 aplikasi yang sangat jarang dimanfaatkan oleh penggunanya. Tujuannya agar semakin banyak ruang yang tersisa dari kapasitas internal storage yang bisa dipakai secara maksimal oleh pemiliknya. Dari sisi desain, icon-icon dan wallpaer pada Zen UI 4.0 juga lebih segar.


Kesimpulan Awal
Smartphone ini tampaknya cocok untuk digunakan sebagai perangkat daily driver, khususnya pengguna yang berkutat pada penggunaan skala medium. Komunikasi, messaging, browsing dan sesekali bermain game. Baterainya yang besar, sangat akan sangat berguna untuk Anda yang sibuk dan tidak suka membaca charger kemana-mana.

Postingan Populer

Review Asus Vivobook 14 A1405VA. Laptop Kerja Rp9 Jutaan

Dunia kerja yang semakin dinamis menuntut perangkat yang tidak hanya portabel, tetapi juga andal, aman, dan mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan multitasking. Tren laptop kerja kini tak lagi sekadar berfokus pada bodi yang tipis dan ringan, tetapi juga memperhatikan aspek performa. Mulai dari prosesor kencang, kapasitas RAM besar dan upgradable, semua kini menjadi faktor esensial. Tak lupa juga dengan kehadiran fitur-fitur penunjang produktivitas seperti layar rasio 16:10, port konektivitas lengkap, dan sistem keamanan biometrik. Selain itu, laptop kerja modern dituntut memiliki daya tahan fisik yang tangguh. Standar militer seperti MIL-STD 810H kini menjadi nilai tambah penting, terutama bagi para profesional muda yang sering berpindah tempat kerja atau bekerja dalam kondisi lingkungan yang tidak selalu ideal. Terakhir, dukungan sistem operasi terkini dan paket software produktivitas seperti Microsoft Office Home & Student juga kini menjadi bagian dari “value” yang dicari oleh p...

Layar OLED untuk Gaming Akan Makin Hebat

LG Display kembali menunjukkan dominasinya sebagai pionir teknologi layar global. Perusahaan asal Korea Selatan ini mengumumkan keberhasilan produksi massal panel monitor OLED tercanggih di dunia dengan mengandalkan teknologi milik sendiri. Ya, lewat teknologi yang disebut sebagai Primary RGB Tandem, LG Display mengemas kombinasi luar biasa. Kecerahan hingga 1.500 nits, refresh rate 280Hz, dan respons waktu secepat 0,03ms. Tiga elemen utama dalam kualitas gambar monitor gaming OLED. Teknologi Primary RGB Tandem merupakan terobosan generasi keempat OLED dari LG. Alih-alih menggunakan satu lapisan RGB, teknologi ini menumpuk empat lapisan warna primer merah, hijau, dan biru secara independen. Hasilnya adalah kecerahan puncak tertinggi untuk OLED ukuran 27 inci, mencapai 1.500 nits (APL 1,5%), sambil mempertahankan akurasi warna hingga 99,5%. Capaian ini sangat ideal, tidak hanya untuk gamer, tapi juga untuk profesional kreatif di bidang produksi film dan color grading. Tidak berhenti di ...

Blue Screen of Death (BSOD) Akan Hilang dari Windows!

Setelah hampir empat dekade menjadi simbol frustrasi pengguna Windows, layar biru legendaris alias Blue Screen of Death (BSOD) akhirnya akan dipensiunkan. Ya, Microsoft mengonfirmasi bahwa penghapusan BSOD akan mulai akhir musim panas 2025. Tapi jangan gembira dulu. BSOD akan tetap muncul. Meski begitu, Windows 11 akan menghadirkan versi baru dari layar error ini. Dengan latar belakang hitam dan tampilan yang lebih sederhana, dan nanti akan dijuluki Black Screen of Death. Perubahan ini bukan sekadar kosmetik. Microsoft menghapus ikon wajah sedih dan kode QR yang biasanya tampil di BSOD, menggantinya dengan satu kode stop yang menjelaskan penyebab crash, seperti driver bermasalah atau komponen spesifik. Desain ramping ini pertama kali diuji di Windows Insider dan meniru tampilan layar progres sistem saat pembaruan berlangsung. Tujuannya jelas: membuat pesan error lebih mudah dipahami, tidak hanya oleh profesional IT, tapi juga oleh pengguna biasa. Menurut David Weston, Wakil Presiden Ke...

Peneliti Temukan Cara Aman Ambil Emas dari Elektronik Bekas

Sebuah terobosan penting dalam dunia pertambangan dan daur ulang limbah elektronik datang dari Australia. Tim peneliti dari Flinders University berhasil mengembangkan metode baru untuk mengekstraksi emas yang jauh lebih aman dan ramah lingkungan dibanding metode konvensional yang selama ini mengandalkan bahan kimia beracun seperti merkuri dan sianida. Emas adalah logam mulia bernilai tinggi yang digunakan luas di berbagai sektor, dari perhiasan dan investasi hingga elektronik, kedokteran, dan industri kedirgantaraan. Namun, metode ekstraksi tradisionalnya sering kali membawa dampak besar terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.  Merkuri, misalnya, masih banyak digunakan oleh penambang skala kecil di berbagai belahan dunia, meskipun sudah diketahui menyebabkan keracunan akut dan kerusakan ekosistem. Masalah ini semakin mendesak dengan melonjaknya limbah elektronik global. Pada tahun 2022, dunia menghasilkan sekitar 62 juta ton e-waste, sebagian besar mengandung logam berharga sep...

Review Advan AI Gen. Laptop AI Murah yang Menjanjikan

Pasar laptop di Indonesia saat ini tengah menyaksikan datangnya gelombang besar masuknya perangkat berlabel AI. Kondisi tersebut sejalan dengan tren di pasar global, terkait komputasi yang mulai mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam sistem operasi maupun aplikasi kreatif.  Mulai dari brand global ternama hingga pemain lokal, semuanya berlomba menghadirkan laptop AI, khususnya yang dilengkapi dengan kemampuan AI terintegrasi. Dan yang paling diincar adalah segmen produktivitas dan kreator konten.  Dalam konteks ini, Advan, salah satu produsen lokal yang selama ini dikenal lewat perangkat terjangkau, mencoba masuk ke kategori baru yang lebih premium. Tentunya juga menyasar segmen laptop AI performa tinggi, melalui produk terbarunya, Advan AI Gen.  Dengan jargon “The Fastest, Strongest, Professional AI Notebook”, laptop AI ini mencoba menggaet kalangan profesional muda, content creator, dan bahkan gamer kasual lewat kombinasi spesifikasi mentereng dan desain ringkas....