Pasar kartu grafis global mencatat lonjakan besar pada kuartal kedua 2025. Menurut laporan terbaru dari Jon Peddie Research (JPR), pengapalan GPU naik 27 persen menjadi 11,6 juta unit, sementara pengiriman CPU desktop mencapai 21,7 juta unit atau meningkat 21,6 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Lonjakan ini diyakini dipicu oleh aksi pembelian panik menjelang penerapan tarif baru yang memengaruhi harga perangkat keras PC.
Kondisi pasar terlihat tidak biasa untuk periode kuartal kedua, yang biasanya relatif stabil. Dr. Jon Peddie, presiden JPR, menilai tren ini sebagai refleksi dari ekspektasi harga yang lebih tinggi akibat tarif impor. Banyak konsumen berusaha membeli kartu grafis lebih awal sebelum kenaikan harga benar-benar terjadi.
Situasi ini juga berdampak pada stok di ritel, di mana kartu grafis kelas menengah dan entry-level sempat turun harga, sementara model high-end justru naik, hingga akhirnya sebagian besar pengecer kehabisan persediaan.

Di tengah hiruk pikuk ini, Nvidia menjadi pemenang besar. Produsen GPU tersebut kini menguasai 94 persen pangsa pasar, naik 2,1 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. AMD hanya mampu bertahan dengan 6 persen, sementara Intel bahkan tidak masuk ke dalam grafik pangsa pasar karena performa penjualannya sangat rendah. Kondisi ini menjadi pukulan telak bagi Intel, mengingat perusahaan sempat gencar mempromosikan debut GPU diskritnya pada Desember 2024.
Nvidia dan AMD sebenarnya telah meluncurkan lini kartu grafis terbaru sejak awal tahun. Nvidia bahkan merilis varian dengan harga lebih terjangkau di kuartal kedua dan ketiga. Namun, konsumen tetap kesulitan mendapatkan kartu grafis dengan harga mendekati MSRP (Manufacturer’s Suggested Retail Price).
Kelangkaan pasokan baru sedikit mereda pada bulan lalu, meski tidak menghentikan antusiasme pasar. Data menunjukkan rasio pembelian GPU terhadap prosesor desktop mencapai 154 persen, menandakan banyak pengguna membeli lebih dari satu kartu grafis untuk sistem mereka.
Meski saat ini Nvidia menikmati dominasinya, JPR memprediksi kondisi tersebut hanya bersifat sementara. Dalam proyeksi jangka menengah, pasar GPU diperkirakan menyusut 5,4 persen antara 2024 hingga 2028. Penurunan ini bisa dipicu oleh berkurangnya minat konsumen terhadap PC rakitan, atau oleh kehadiran prosesor dengan grafis terintegrasi yang semakin kuat, seperti lini AMD Strix Halo.
Dengan dinamika pasar yang penuh ketidakpastian, jelas bahwa dominasi Nvidia hari ini bukanlah jaminan untuk masa depan industri GPU.

