Langsung ke konten utama

Review Asus Vivobook 14 A1405VA. Laptop Kerja Rp9 Jutaan

Dunia kerja yang semakin dinamis menuntut perangkat yang tidak hanya portabel, tetapi juga andal, aman, dan mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan multitasking. Tren laptop kerja kini tak lagi sekadar berfokus pada bodi yang tipis dan ringan, tetapi juga memperhatikan aspek performa.

Mulai dari prosesor kencang, kapasitas RAM besar dan upgradable, semua kini menjadi faktor esensial. Tak lupa juga dengan kehadiran fitur-fitur penunjang produktivitas seperti layar rasio 16:10, port konektivitas lengkap, dan sistem keamanan biometrik.

Selain itu, laptop kerja modern dituntut memiliki daya tahan fisik yang tangguh. Standar militer seperti MIL-STD 810H kini menjadi nilai tambah penting, terutama bagi para profesional muda yang sering berpindah tempat kerja atau bekerja dalam kondisi lingkungan yang tidak selalu ideal.

Terakhir, dukungan sistem operasi terkini dan paket software produktivitas seperti Microsoft Office Home & Student juga kini menjadi bagian dari “value” yang dicari oleh para pengguna. Khususnya di segmen ini.

Dengan semakin terjangkaunya prosesor kelas H dari Intel, yang awalnya hanya ditemukan di laptop gaming atau creator, sejumlah vendor mulai menghadirkan laptop kerja dengan performa tinggi namun tetap dalam kemasan tipis dan ringan. 

Asus menangkap tren ini dengan menghadirkan Vivobook 14 A1405VA-VIPS5151M. Laptop ini dirancang untuk pekerja modern yang menginginkan kombinasi performa, portabilitas, dan harga yang bersahabat. Seperti apa laptopnya? Mari kita bahas.



Desain
Asus Vivobook 14 A1405VA mengusung desain sederhana dengan warna Indie Black yang memberikan kesan profesional. Casing berbahan plastik dengan permukaan matte membuatnya tidak mudah menangkap sidik jari, sementara dimensi bodi yang ramping (tebal hanya 1,99 cm) menjadikannya mudah dibawa ke mana-mana. Dengan bobot 1,6 kg, laptop ini masih tergolong ringan untuk ukuran perangkat dengan prosesor Intel Core H-Series.

Desain layar dengan rasio 16:10 dan bezel tipis menghadirkan screen-to-body ratio sebesar 86%, memberi kesan lebih lapang saat bekerja. Meski panelnya masih mengusung 45% NTSC, kehadiran resolusi WUXGA (1920x1200) menawarkan ruang kerja vertikal ekstra dibandingkan layar 1080p konvensional, yang sangat membantu dalam produktivitas seperti mengetik dokumen atau menelusuri spreadsheet panjang.

Asus tetap mempertahankan identitas Vivobook dengan garis diagonal khas di bagian tutup layar, serta logo “Vivobook” kecil yang ditempatkan di sisi. Keyboard chiclet dengan backlit hadir dengan desain ergonomis, memberikan pengalaman mengetik yang cukup nyaman meski tidak se-premium seri Zenbook. Sebagai bonus keamanan, Asus juga menyematkan sensor fingerprint di touchpad-nya yang mendukung Windows Hello.

Sebagai laptop kerja, portabilitas menjadi nilai jual penting. Vivobook 14 hadir dengan kelengkapan port yang cukup lengkap, mulai dari USB-A dan USB-C, HDMI 1.4, hingga combo audio jack. Tidak lupa, Asus juga menyertakan backpack dan mouse wireless dalam paket penjualan di official store mereka di e-commerce. Sebuah bonus kecil yang menambah nilai untuk pembeli di segmen entry-to-mid level.



Fitur
Satu keunggulan penting dari Vivobook 14 A1405VA adalah layarnya. Meski bukan panel dengan cakupan warna luas, tetapi dengan tingkat kecerahan 300 nits, panel IPS-level ini cukup nyaman digunakan bahkan di lingkungan dengan pencahayaan terang. Tambahan lapisan anti-glare juga membantu mengurangi pantulan cahaya yang mengganggu saat bekerja lama.

Vivobook 14 juga sudah dilengkapi Wi-Fi 6E dan Bluetooth 5.3, menjadikannya siap untuk kebutuhan konektivitas modern. Kombinasi ini sangat mendukung penggunaan cloud storage, panggilan video, hingga streaming data besar tanpa lag. Ditambah lagi, webcam 720p yang memiliki penutup privasi menjadi fitur penting untuk pengguna yang sering mengikuti rapat daring.

Untuk kebutuhan audio, Asus membekali laptop ini dengan SonicMaster speaker dan mikrofon array bawaan yang cukup memadai untuk video call atau meeting daring. Meskipun kualitas suara bukan yang terbaik di kelasnya, performa audio laptop ini tetap cukup untuk penggunaan profesional sehari-hari.

Terakhir, kehadiran Microsoft Office Home & Student 2024 plus langganan Microsoft 365 Basic memberikan nilai tambah besar. Banyak laptop di kelas harga serupa hanya menyertakan versi percobaan atau bahkan tidak menyertakan software produktivitas sama sekali, membuat Vivobook 14 tampil lebih unggul dari sisi ekosistem software.



Performa
Menggunakan Intel® Core™ i5-13420H Processor , laptop ini menawarkan performa kelas atas untuk segmen mainstream. Prosesor ini merupakan chip 8-core (4P+4E) dengan 12 thread yang mampu menembus frekuensi hingga 4.6 GHz. Kombinasi ini menjadikannya ideal untuk pekerjaan multitasking berat, seperti menjalankan banyak tab browser, mengedit dokumen besar, hingga melakukan kompilasi kode.

Kapasitas RAM 16GB DDR4, yang terdiri dari 8GB onboard dan 8GB SO-DIMM, berjalan dalam mode dual-channel, mendongkrak performa multitasking dan efisiensi grafis terintegrasi. Laptop ini juga menyediakan slot ekspansi jika pengguna ingin melakukan upgrade memori di masa depan.



Untuk penyimpanan, Asus menyematkan SSD NVMe PCIe Gen 4 berkapasitas 512GB. Kecepatan baca/tulis SSD generasi keempat ini jauh lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya, mempercepat proses booting sistem, membuka aplikasi, hingga transfer file besar.

Sayangnya, dari sisi grafis, laptop ini masih menggunakan Intel UHD Graphics yang merupakan GPU terintegrasi. Meski cukup untuk pekerjaan kantoran, multimedia ringan, dan sesekali pengeditan foto ringan, performanya tentu tidak cocok untuk rendering berat atau gaming 3D. Laptop ini memang tidak ditujukan untuk tugas kreatif berat, tetapi performa CPU-nya tetap impresif untuk laptop kerja harian. Berikut ini performanya:



Penggunaan prosesor Intel® Core™ i5-13420H Processor H series membuat laptop ini punya performa di atas rata-rata laptop mid-level yang biasanya menggunakan prosesor AMD Ryzen ataupun Intel U series yang lebih hemat energi. Performa CPU-nya, apalagi saat multitasking, bisa mencapai 30 sampai 40 persen lebih tinggi.





Dari sisi grafis, Intel® UHD Graphics pada laptop ini memang tidak terlalu bertenaga. Digunakan untuk bermain game AAA, ia masih cukup kewalahan. Untuk aplikasi rendering pun, performanya relatif biasa saja. Namun tentunya wajar karena ini adalah laptop kerja konvensional, bukan laptop untuk editing apalagi laptop untuk gaming.

Meskipun bukan laptop gaming, Asus sudah melengkapi laptop kerja ini dengan storage berbasis SSD yang kencang. Kecepatan bacanya lebih dari 6Gbps dan kecepatan tulisnya juga di atas 3GBps. Sat set sat set.


Meski begitu, karena laptop ini merupakan laptop kerja konvensional, mainstream dan bukan ultrabook, daya tahan baterai laptop kerja yang satu ini hanya cukup saja. Untuk memutar non-stop video Full HD dengan tingkat kecerahan layar 50% dan laptop tersambung ke internet via wifi, laptop bisa bertahan 7 jam lebih. Kalau buat kerja? Tergantung apa aplikasi yang Anda gunakan dan bagaimana Anda bekerja.

Kesimpulan
Asus Vivobook 14 A1405VA-VIPS5151M hadir sebagai pilihan yang sangat menarik di kelas harga Rp9 jutaan. Dengan banderol tersebut, Anda sudah mendapatkan laptop dengan Intel Core i5-13420H, RAM 16GB dual-channel, SSD NVMe Gen 4 512GB, dan layar 14 inci rasio 16:10. Kombinasi ini menjadikannya sangat layak untuk digunakan sebagai perangkat kerja harian, multitasking, kuliah, hingga kegiatan hybrid work yang kini menjadi standar baru.

Namun nilai lebih dari laptop ini bukan hanya di performa perangkat kerasnya saja. Asus sudah menyertakan Windows 11 Home asli dan Microsoft Office Home & Student 2024, ditambah langganan Microsoft 365 Basic selama 1 tahun. 

Artinya, Anda bisa langsung bekerja tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk lisensi software, yang jika dibeli terpisah bisa menambah jutaan rupiah. Fitur ini menjadikan Vivobook 14 sangat unggul dari sisi "total cost of ownership".

Tak hanya itu, Asus juga memberikan garansi global selama 2 tahun, serta Asus Perfect Warranty/Accidental Damage Protection (ADP) selama 1 tahun. Proteksi ini mencakup kerusakan akibat jatuh, tersiram cairan, hingga korsleting, dan Asus akan menanggung hingga 80% biaya perbaikan, sesuatu yang sangat signifikan untuk ditawarkan di laptop kelas harga ini.

Memang ada beberapa kompromi seperti layar dengan cakupan warna terbatas (45% NTSC) dan absennya GPU diskrit, namun mengingat harga jual, kelengkapan fitur, serta daya tahan dan keamanan perangkat, Asus Vivobook 14 A1405VA layak disebut sebagai salah satu laptop kerja terbaik di kelas Rp9 jutaan pada pertengahan 2025 ini. 

Cocok untuk pelajar, profesional muda, maupun pekerja remote yang menginginkan laptop cepat, aman, dan siap pakai sejak hari pertama.

Postingan Populer

Layar OLED untuk Gaming Akan Makin Hebat

LG Display kembali menunjukkan dominasinya sebagai pionir teknologi layar global. Perusahaan asal Korea Selatan ini mengumumkan keberhasilan produksi massal panel monitor OLED tercanggih di dunia dengan mengandalkan teknologi milik sendiri. Ya, lewat teknologi yang disebut sebagai Primary RGB Tandem, LG Display mengemas kombinasi luar biasa. Kecerahan hingga 1.500 nits, refresh rate 280Hz, dan respons waktu secepat 0,03ms. Tiga elemen utama dalam kualitas gambar monitor gaming OLED. Teknologi Primary RGB Tandem merupakan terobosan generasi keempat OLED dari LG. Alih-alih menggunakan satu lapisan RGB, teknologi ini menumpuk empat lapisan warna primer merah, hijau, dan biru secara independen. Hasilnya adalah kecerahan puncak tertinggi untuk OLED ukuran 27 inci, mencapai 1.500 nits (APL 1,5%), sambil mempertahankan akurasi warna hingga 99,5%. Capaian ini sangat ideal, tidak hanya untuk gamer, tapi juga untuk profesional kreatif di bidang produksi film dan color grading. Tidak berhenti di ...

Blue Screen of Death (BSOD) Akan Hilang dari Windows!

Setelah hampir empat dekade menjadi simbol frustrasi pengguna Windows, layar biru legendaris alias Blue Screen of Death (BSOD) akhirnya akan dipensiunkan. Ya, Microsoft mengonfirmasi bahwa penghapusan BSOD akan mulai akhir musim panas 2025. Tapi jangan gembira dulu. BSOD akan tetap muncul. Meski begitu, Windows 11 akan menghadirkan versi baru dari layar error ini. Dengan latar belakang hitam dan tampilan yang lebih sederhana, dan nanti akan dijuluki Black Screen of Death. Perubahan ini bukan sekadar kosmetik. Microsoft menghapus ikon wajah sedih dan kode QR yang biasanya tampil di BSOD, menggantinya dengan satu kode stop yang menjelaskan penyebab crash, seperti driver bermasalah atau komponen spesifik. Desain ramping ini pertama kali diuji di Windows Insider dan meniru tampilan layar progres sistem saat pembaruan berlangsung. Tujuannya jelas: membuat pesan error lebih mudah dipahami, tidak hanya oleh profesional IT, tapi juga oleh pengguna biasa. Menurut David Weston, Wakil Presiden Ke...

Peneliti Temukan Cara Aman Ambil Emas dari Elektronik Bekas

Sebuah terobosan penting dalam dunia pertambangan dan daur ulang limbah elektronik datang dari Australia. Tim peneliti dari Flinders University berhasil mengembangkan metode baru untuk mengekstraksi emas yang jauh lebih aman dan ramah lingkungan dibanding metode konvensional yang selama ini mengandalkan bahan kimia beracun seperti merkuri dan sianida. Emas adalah logam mulia bernilai tinggi yang digunakan luas di berbagai sektor, dari perhiasan dan investasi hingga elektronik, kedokteran, dan industri kedirgantaraan. Namun, metode ekstraksi tradisionalnya sering kali membawa dampak besar terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.  Merkuri, misalnya, masih banyak digunakan oleh penambang skala kecil di berbagai belahan dunia, meskipun sudah diketahui menyebabkan keracunan akut dan kerusakan ekosistem. Masalah ini semakin mendesak dengan melonjaknya limbah elektronik global. Pada tahun 2022, dunia menghasilkan sekitar 62 juta ton e-waste, sebagian besar mengandung logam berharga sep...

Review Advan AI Gen. Laptop AI Murah yang Menjanjikan

Pasar laptop di Indonesia saat ini tengah menyaksikan datangnya gelombang besar masuknya perangkat berlabel AI. Kondisi tersebut sejalan dengan tren di pasar global, terkait komputasi yang mulai mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam sistem operasi maupun aplikasi kreatif.  Mulai dari brand global ternama hingga pemain lokal, semuanya berlomba menghadirkan laptop AI, khususnya yang dilengkapi dengan kemampuan AI terintegrasi. Dan yang paling diincar adalah segmen produktivitas dan kreator konten.  Dalam konteks ini, Advan, salah satu produsen lokal yang selama ini dikenal lewat perangkat terjangkau, mencoba masuk ke kategori baru yang lebih premium. Tentunya juga menyasar segmen laptop AI performa tinggi, melalui produk terbarunya, Advan AI Gen.  Dengan jargon “The Fastest, Strongest, Professional AI Notebook”, laptop AI ini mencoba menggaet kalangan profesional muda, content creator, dan bahkan gamer kasual lewat kombinasi spesifikasi mentereng dan desain ringkas....