Langsung ke konten utama

Realme C53 NFC. Hape 1 Juta, Tampilan Seperti 21 Juta

Anda sedang mencari smartphone Android murah meriah? Coba tengok Realme C53. Smartphone yang satu ini menawarkan berbagai keunggulan yang menarik, seperti desain elegan, performa yang memadai, dan harga yang terjangkau.

Dengan harga resmi di Indonesia mulai dari Rp1,7 juta, smartphone ini menjadi pilihan yang menarik bagi banyak orang.

Realme C53 NFC hadir dengan desain yang disebut “Shiny Champion Design”, menampilkan kesan mewah dengan pilihan warna Midnight Black dan Champion Gold. Dilengkapi dengan Golden Silk Gradient Coating, bodi belakangnya berkilau seperti emas murni. 



Smartphone ini juga memiliki desain yang tipis dan ringan, dengan ketebalan hanya 7.49 mm dan bobot 182 gram, membuatnya nyaman digenggam.

Dari sisi baterai, ia dilengkapi baterai berkapasitas 5000 mAh. Tak hanya itu, Realme C53 NFC mendukung teknologi pengisian cepat SuperVOOC Charge 33W. Realme juga mengklaim bahwa pengisian daya hingga 50% hanya membutuhkan waktu 31 menit, sangat praktis untuk pengguna yang sering bepergian.

Untuk layarnya, panel Realme C53 NFC berukuran 6.74 inci dengan rasio ke bodi sebesar 85.5%, menggunakan panel IPS LCD Full HD+ dan tingkat kecerahan mencapai 560 nits. Refresh rate 90 Hz memberikan pengalaman bermain game dan scrolling yang mulus.

Adapun fitur Mini Capsule, mirip dengan Dynamic Island di iPhone, menambah keunikan pada tampilan notifikasi. Ini membuat hape harga 1 juta ini mirip dengan hape 21 jutaan yang satu itu.

Untuk performa, hape ini diperkuat chipset UNISOC Tiger T612. Dengan prosesor tersebut Realme C53 NFC menawarkan performa yang lancar untuk aktivitas sehari-hari dan gaming dengan pengaturan grafis yang disesuaikan.

Kapasitas RAM besar hingga 6 GB atau 8 GB dengan fitur Dynamic RAM memungkinkan ekspansi hingga 12 GB atau 16 GB6. Memori internal yang luas, 128 GB atau 256 GB, dapat diperluas lagi dengan microSD hingga 2TB.

Kamera Realme C53 NFC memiliki dua lensa kamera belakang, dengan lensa utama 50 MP yang menghasilkan foto dengan kualitas baik, terutama dalam kondisi cahaya yang memadai. Konfigurasi penempatan kameranya juga dibuat mirip dengan hape boba yang satu itu.

Dilengkapi dengan fitur seperti PDAF, HDR, dan Night Mode, serta filter yang dapat memaksimalkan hasil foto. Kamera depan 8 MP menghasilkan foto selfie yang cukup baik dan mendukung rekaman video hingga 1080p.

Sensor dan Teknologi Smartphone ini dilengkapi dengan teknologi NFC yang memudahkan transaksi e-toll atau ATM dan transfer data9. Sensor sidik jari yang responsif dan berbagai sensor lain seperti giroskop, kompas, dan proksimitas juga hadir untuk mendukung penggunaan sehari-hari.

Meski punya kelebihan di atas, tentunya ada beberapa kekurangan Realme C53 NFC termasuk penggunaan storage tipe eMMC yang lebih lambat dibandingkan UFS, ketiadaan lensa ultrawide, hanya satu speaker, dan tidak adanya jaringan 5G. Namun, kekurangan ini tidak mengurangi nilai dari keunggulan yang ditawarkan oleh Realme C53 NFC.

Kesimpulannya, Realme C53 NFC adalah pilihan yang tepat bagi mereka yang mencari smartphone dengan desain cantik, performa lancar, dan harga terjangkau. Meskipun ada beberapa kekurangan, keunggulan yang ditawarkan menjadikannya pilihan yang layak untuk kebutuhan harian pengguna.

Postingan Populer

Review Asus Vivobook 14 A1407QA. Laptop Copilot+ PC Paling Murah!

Perkembangan kecerdasan buatan dalam komputasi semakin pesat. Dan tren yang berkembang saat ini dalam industri laptop adalah hadirnya Copilot+ PC besutan Microsoft, yang terus membenahi Windows 11 dengan fitur-fitur AI terbarunya. Sebagai gambaran, teknologi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan berbagai tugas berbasis AI secara lokal, tanpa harus selalu bergantung pada cloud alias terhubung ke Internet. Nah, salah satu syarat utama agar laptop mampu mengadopsi tren ini dengan baik adalah kehadiran Neural Processing Unit (NPU) yang kuat, dengan kemampuan setidaknya 45 TOPS untuk menangani berbagai skenario pemrosesan AI. Seperti diketahui, laptop masa depan diharapkan tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU untuk menangani komputasi berat, tetapi juga memanfaatkan NPU untuk meningkatkan efisiensi daya dan performa dalam tugas berbasis kecerdasan buatan. Di pasaran, Asus baru-baru ini menghadirkan seri Vivobook 14 A1407QA yang hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon X. Prosesor terse...

Diblokir AS, Huawei Buat Sendiri Chip AI Saingi Nvidia

Huawei tengah mempersiapkan pengujian chip kecerdasan buatannya yang terbaru, Ascend 910D, dengan harapan dapat bersaing dengan produk kelas atas dari Nvidia. Langkah ini muncul di tengah meningkatnya pembatasan AS yang berdampak pada industri semikonduktor China. Menurut laporan dari Wall Street Journal, Huawei telah mendekati perusahaan teknologi China untuk menguji kelayakan teknis chip Ascend 910D. Meskipun pengembangan masih dalam tahap awal, upaya di atas menunjukkan keseriusan Huawei dalam menghadapi gangguan yang diberikan AS terhadap akses teknologi semikonduktor. Ascend 910D diharapkan mampu mengungguli Nvidia H100, yang telah menjadi standar industri untuk pelatihan AI sejak tahun 2022 lalu. Generasi sebelumnya dari lini Ascend mencakup model 910B dan 910C.  Teknologi terbaru yang digunakan memungkinkan pengemasan beberapa die silikon untuk meningkatkan performa, meskipun efisiensinya masih lebih rendah dibandingkan H100.  Sebagai gambaran, meski masuk dalam daftar ...

Jumlah Pengguna Copilot Makin Tertinggal Jauh Dibanding Pengguna ChatGPT

Kabar kurang menyenangkan kembali dihadapi oleh Microsoft. Raksasa produsen software tersebut menghadapi tantangan besar dalam upayanya mendorong adopsi AI melalui Copilot, asisten berbasis kecerdasan buatan yang diintegrasikan langsung ke Windows.  Meskipun perusahaan telah menginvestasikan miliaran dolar AS, memasukkan Copilot ke dalam sistem operasi, dan bahkan menambahkan tombol khusus pada keyboard laptop, jumlah pengguna Copilot aktif mingguannya stagnan di angka 20 juta saja. Ironisnya, angka ini jauh tertinggal dibandingkan dengan ChatGPT, yang berhasil menarik lebih dari 400 juta pengguna per minggunya. Menurut laporan dari Newcomer, pertumbuhan pengguna Copilot hampir tidak menunjukkan kenaikan. Bahkan dalam sebuah pertemuan eksekutif, Chief Financial Officer Microsoft, Amy Hood, menampilkan grafik yang mengonfirmasi minimnya minat publik.  Dengan lebih dari 1,5 miliar pengguna Windows di seluruh dunia, hanya sekitar satu persen yang benar-benar memanfaatkan fitur in...

Nvidia RTX 5060 Meluncur 19 Mei, Harga $299

Nvidia dikabarkan akan meluncurkan GeForce RTX 5060 (non-Ti) pada 19 Mei mendatang. Informasi ini berasal dari mitra AIC Nvidia yang telah menerima detail embargo terkait perilisan kartu grafis terbaru ini. Menariknya, review resmi diperkirakan akan tayang di hari yang sama dengan peluncuran, sehingga calon pembeli harus mengandalkan benchmark resmi dari Nvidia sebelum memutuskan membeli. RTX 5060 menjadi kartu grafis kedua dalam lini RTX 5060 Series setelah peluncuran RTX 5060 Ti bulan ini, yang hadir dalam varian 8GB dan 16GB. RTX 5060 reguler masih menggunakan GPU GB206 yang sama, namun dengan konfigurasi lebih ringan: hanya 3840 CUDA cores dan memori 8GB GDDR7 28Gbps dengan antarmuka memori 128-bit. Menurut laporan Videocardz.com, Nvidia tetap mengandalkan teknologi DLSS sebagai salah satu nilai jual utama RTX 5060. Sebagai penerus langsung GeForce RTX 4060, kartu ini membawa peningkatan performa yang cukup signifikan, tetap mempertahankan harga terjangkau di $299 MSRP. Kebijakan e...

Hindarkan Tarif AS, Apple Kabur dari China ke India

Apple bergerak cepat untuk mengalihkan seluruh perakitan iPhone tujuan Amerika Serikat ke India pada tahun 2026, seiring ketegangan tarif antara AS dan Tiongkok yang semakin memanas. Langkah ini bertujuan menggandakan produksi iPhone di India yang saat ini masih relatif kecil dibandingkan produksi global, sekaligus mengurangi ketergantungan pada jalur perakitan Tiongkok yang telah menopang bisnis Apple hampir dua dekade. Menurut laporan Financial Times, AS menyumbang 28 persen dari 232,1 juta unit iPhone yang dikirimkan Apple secara global pada 2024. Namun, tarif "resiprokal" Donald Trump—yang dalam beberapa kasus mencapai lebih dari 100 persen—telah menghapus sekitar $700 miliar dari nilai pasar Apple.  Untuk menghindari beban pajak impor ini, Apple mempercepat pengalihan produksi ke India. Foxconn dan Tata Electronics kini tengah meningkatkan kapasitas produksi mereka di India. Meski demikian, sebagian besar komponen inti iPhone masih diproduksi di Tiongkok, sehingga keterg...