Langsung ke konten utama

Laptop Gaming Lenovo Legion Dapat Pembaruan

Demi meningkatkan presensinya di segmen gaming, yang sangat pesat pertumbuhannya, Lenovo hari ini menggebrak pasar Indonesia. Tak hanya satu, Lenovo Indonesia langsung menghadirkan dua seri laptop terbarunya, yakni Legion Y Series.

Dua model laptop gaming terbaru Lenovo, yaitu Legion Y740 dan Legion Y540 dihadirkan ke pasaran Indonesia. Sebagai informasi, pembaruan dari seri sebelumnya, atau dua model laptop gaming ini telah diperkenalkan dalam salah satu kesempatan di ajang CES 2019 yang berlangsung di Las Vegas awal tahun 2019.


Sebagai laptop gaming, kedua model Lenovo Legion Y series tersebut juga siap untuk mendukung komputasi kelas berat dan cocok bagi para content creator. Misalnya untuk mengerjakan aktivitas seperti rendering, menyunting foto dan video, menonton film definisi tinggi, sampai menjalankan berbagai aplikasi secara multitasking.


Yang menarik, laptop tersebut tetap hadir dengan desain yang tipis dan ramping meski menggunakan grafis terdedikasi.

Baca juga:

Lenovo Legion Y540
Sebagai sebuah laptop gaming terjangkau, seri Legion Y540 hadir dengan spesifikasi yang sedikit lebih rendah serta harga lebih terjangkau dibandingkan dengan seri Legion Y740. Menggunakan prosesor Intel Core generasi ke-8 serta grafis Nvidia GeForce RTX 2060, seri ini lebih ditujukan bagi kebutuhan kompetitif gaming atau esport.


Untuk memenuhi kebutuhan segmen tersebut, Lenovo menjadikan portabilitas sebagai keunggulan yang ditawarkan. Berkat desain yang ramping, Lenovo Legion Y540 hanya memiliki bobot seberat 2,3Kg saja.

Dari sisi keyboard, laptop ini dilengkapi dengan backlit warna putih yang menawarkan response time cepat yaitu 1ms yang sangat dibutuhkan saat bermain game. Untuk audio, Harman Kardon jadi andalan yang mendukung pula teknologi Dolby Atmos.




Lenovo Legion Y740
Legion Y740 hadir sebagai seri dengan spesifikasi tertinggi yang ditujukan bagi para hardcore gamer. Desain tipis yang diusung laptop berukuran layar 15 inci ini dimungkinkan berkat penggunaan grafis Nvidia GeForce RTX 2070 Max-Q. Sedangkan untuk versi 17 inci-nya grafis yang digunakan adalah Nvidia GeForce RTX 2080 Max-Q yang merupakan upgrade dari generasi sebelumnya yang menggunakan varian kartu grafis GeForce GTX 10 series.


Untuk gaming, layarnya sudah diperkuat panel resolusi full HD dengan refesh rate 144Hz untuk kenyamanan saat bermain game dengan pergerakan cepat. Tak hanya itu, layar tersebut masih dilengkapi dengan fitur Nvidia G-Sync guna menghilangkan efek stuttering, lag, atau screen tearing yang biasanya mengganggu saat bermain game.

Lenovo IdeaPad L340 Gaming
Ada yang unik saat mereka meresmikan laptop gamingnya di Jakarta hari ini. Seri IdeaPad, seri yang biasanya ditujukan untuk segmen consumer mainstream, kali ini pun dibelokkan ke arah gamers. Tepatnya dengan seri IdeaPad L340 Gaming.

Laptop ini hadir dengan dua varian layar, yaitu 15 inci FHD dan 17 inci FHD. Untuk varian 15 inci, dimensi laptopnya adalah 363 x 254,6 x 22,9 mm dengan berat kurang dari 2,2Kg. Hadir dengan kapasitas HDD hingga 2TB dengan dukungan RAM 16GB, Lenovo IdeaPad L340 memiliki kapasitas baterai yang mampu bertahan hingga 8,5 jam dan dilengkapi dengan fitur pengisian cepat (Rapid Charge).

Bagaimana dengan harganya? Di pasaran Indonesia, Lenovo Legion Y540 dijual di harga mulai dari Rp14.499.000. Seri Legion Y740 dijual di harga mulai dari Rp28.249.000. Adapun Lenovo IdeaPad L340 Gaming dijual di harga yang sangat menarik, yakni mulai dari Rp10.999.000.

Postingan Populer

Review Asus ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop Gaming Tipis Futuristis

Dalam dunia laptop gaming yang semakin kompetitif, Asus kembali mengukuhkan posisinya di industri laptop gaming tipis lewat seri ROG Zephyrus G14. Di pasaran, salah satu model laptop gaming tipis yang jadi andalan Asus adalah seri ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop gaming tipis yang hadir pada kisaran tahun 2024 ini membawa kombinasi menarik antara performa tinggi, teknologi terkini, dan desain yang super portabel. Dengan layar OLED 3K yang memanjakan mata, GPU RTX 4050 yang efisien, serta dukungan AI dari prosesor Ryzen 7 8845HS, laptop ini ditujukan untuk gamer dan kreator yang menuntut performa dalam dimensi ringkas. Yang menjadi daya tarik utama dari G14 adalah bagaimana Asus berhasil meramu laptop 14 inci ini menjadi sebuah mesin bertenaga tanpa mengorbankan kenyamanan dan keindahan desain. Bobot hanya 1,5 kg, menjadikannya salah satu laptop gaming teringan di kelasnya. Di sisi lain, perangkat ini juga membawa berbagai fitur profesional seperti layar Pantone Validated dan Dolby Atmo...

Siap Kuliah Lagi? Ini Laptop Generasi AI yang Kencang dan Stabil untuk Mahasiswa

Tahun ajaran baru sudah di depan mata. Mahasiswa di berbagai penjuru negeri bersiap kembali ke kampus, bersua teman-teman seperjuangan, hingga beradaptasi dengan jadwal kuliah yang baru. Tapi back to campus bukan sekadar tentang bertemu dosen favorit atau suasana kelas yang dirindukan.  Di era saat ini, terutama bagi kamu yang tergolong dalam Generasi AI, persiapan menuju semester baru juga berarti memilih perangkat yang bisa mendukung segala aktivitas akademik dan kreatif secara maksimal. Bukan Sekadar Laptop, Tapi Partner Belajar Mahasiswa Generasi AI Tantangan mahasiswa saat ini jauh berbeda dari dulu. Kini, tugas-tugas perkuliahan tak lagi hanya menulis dan presentasi, tapi juga mencakup riset data, desain grafis, produksi video pendek, hingga eksplorasi tool berbasis AI seperti Copilot, ChatGPT, CapCut AI, atau Canva Magic Studio.  Agar semua berjalan lancar, kamu butuh laptop yang bukan hanya kencang, tapi juga cerdas, efisien, dan bisa diandalkan sepanjang hari. Laptop ...

Monitor Gaming OLED Terbaik Samsung, Odyssey OLED G6 dan G7

Pasar monitor gaming kembali diguncang oleh Samsung dengan pengumuman trio terbaru dalam lini Odyssey. Sorotan utama jatuh pada Odyssey OLED G6 berukuran 27 inci, yang digadang sebagai monitor OLED gaming pertama di dunia dengan refresh rate 500Hz.  Angka ini terdengar berlebihan bagi sebagian orang, namun jelas menyasar segmen gamer kompetitif ekstrem yang menganggap refresh rate 240Hz atau 360Hz sudah tidak lagi cukup. Spesifikasi G6 memang tidak main-main. Monitor ini hadir dengan resolusi QHD, respons 0,03ms, kecerahan hingga 1.000 nits, serta sertifikasi VESA DisplayHDR True Black 500. Teknologi QD-OLED memastikan warna lebih kaya, sementara dukungan Nvidia G-SYNC dan AMD FreeSync Premium Pro membuat pengalaman gaming bebas tearing.  Samsung bahkan menambahkan lapisan “Glare Free” agar tetap nyaman digunakan di berbagai kondisi pencahayaan, serta teknologi OLED Safeguard+ untuk mengurangi risiko burn-in yang selama ini menjadi momok layar OLED. Dengan validasi Pantone, wa...

AMD Catat Rekor, 41 Persen Pangsa Pasar Server. Intel Kian Terdesak

Laporan terbaru dari Mercury Research untuk kuartal kedua 2025 menandai titik balik penting dalam persaingan chip server global. AMD berhasil merebut 41 persen pangsa pendapatan server, rekor tertinggi sepanjang sejarahnya, sekaligus memperdalam luka Intel yang terus kehilangan pijakan di segmen paling menguntungkan ini.  Lonjakan 7,2 poin dibanding tahun lalu dan kenaikan 1,5 poin dari kuartal sebelumnya menunjukkan tren yang konsisten: AMD semakin dominan, sementara Intel masih bergulat dengan keterlambatan manufaktur dan kehilangan kepercayaan pasar. Capaian AMD tidak terbatas pada server. Secara keseluruhan, pangsa pendapatan perusahaan mencapai 33 persen, naik 8,8 poin dibanding tahun sebelumnya. Di segmen klien, AMD juga mencatat pertumbuhan dengan pangsa 27,8 persen, didorong permintaan yang kuat dari sektor cloud maupun enterprise. Bahkan di pasar desktop, performa Ryzen tampak mengesankan. Pangsa pendapatan desktop AMD melonjak 20,5 poin dari tahun lalu dan hampir 5 poin d...

Teknologi Semikonduktor China Terhambat. Peluncuran Deepseek R2 Ditunda

Kasus DeepSeek dan Huawei Ascend menunjukkan bahwa ambisi Tiongkok untuk mandiri dalam teknologi semikonduktor AI masih menghadapi jalan terjal. Startup AI yang sempat naik daun dengan model R1 pada Januari lalu itu dipaksa menunda peluncuran penerusnya, R2, setelah gagal melatih model menggunakan chip Ascend buatan Huawei.  Upaya yang didorong langsung oleh regulator Beijing itu akhirnya berujung kompromi: training tetap memakai GPU Nvidia, sementara inference dijalankan di atas Ascend. Kegagalan ini bukan sekadar soal teknis, melainkan cermin dari kesenjangan mendasar antara ekosistem chip Tiongkok dan Nvidia. Training model AI berskala besar menuntut perangkat keras dengan kecepatan, reliabilitas, serta ekosistem perangkat lunak yang matang. Ascend terbukti masih rentan terhadap bug, kecepatan interkoneksi yang tidak stabil, dan software stack yang belum selevel CUDA milik Nvidia. Bahkan dengan dukungan langsung dari tim engineer Huawei di lokasi, DeepSeek tak berhasil menyelesa...