التخطي إلى المحتوى الرئيسي

Review Asus ZenPower Pro

Assalamualaikum. Salam sejahtera buat semua para pembaca. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman tentang ZenPower Pro, di mana saya mendapat kesempatan untuk menjajal powerbank besutan Asus ini.

Seiring dengan maraknya smartphone, kebutuhan akan powerbank semakin meningkat. Seperti diketahui, kelebihan dari powerbank adalah kita bisa mengisi baterai smartphone atau gadget lainnya tanpa harus menghubungkan atau mencari colokan listrik. Bisa di mana saja dan kapan saja. Mungkin itu salah satu alasan Asus mengeluarkan produk powerbank. Apalagi mengingat bahwa produsen asal Taiwan ini juga memiliki produk smartphone, tablet dan gadget lainnya.



ZenPower Pro merupakan powerbank generasi kedua dari Asus. Sebelumnya Asus mengeluarkan powerbank ZenPower. Dan ZenPower Pro ini hadir sebagai penyempurna dari sang kakak, ZenPower.

Dari sisi desain, Asus ZenPower Pro juga punya desain mewah seperti yang dimiliki Asus ZenPower. Bahan alumunium yang membungkus baterai powerbank yang digunakan membuat powerbank ini tidak terasa murahan seperti powerbank merek lain yang casingnya berbahan plastik.

Untuk dimensinya sendiri, Asus ZenPower Pro hanya sekitar 1 cm lebih panjang dibanding ZenPower versi awal yang punya ukuran mungil, yang lebarnya hanya seukuran kartu ATM. Bobotnya juga tidak banyak berbeda, hanya 15 gram lebih berat.

Dari segi daya yang disimpan, memang tidak ada perubahan antara ZenPower dan ZenPower Pro yang kali ini kita bahas. Keduanya sama-sama mengusung daya 10.050mAh. Namun jika dilihat dari fitur-fiturnya, jelas terdapat banyak perbedaan.

Di antara perbedaan yang sangat menonjol adalah extra port di mana ZenPower Pro memiliki 2 port USB yang bisa digunakan untuk mengisi ulang dua handphone sekaligus. Yang menarik, tidak hanya sekadar charging, salah satu port tersebut juga sudah mendukung fast charging dan dilengkapi dengan LED Flash yang bisa berfungsi sebagai senter ketika dalam kondisi gelap.

Berikut ini spesifikasi lengkap Asus ZenPower Pro :
  • Tipe baterai: Cylindrical rechargeable lithium ion
  • Daya input: DC 5V 2.0A
  • Daya ouput:
    • Port 1: DC 5.1V/2.4A (Max) or 9.1 V2.0A or 12.1V/1.5A
    • Port 2: DC 5.1V/2.4A (Max)
    • Port1+Port2: 23.5W (Max)
  • Kapasitas: 5.1V/6400mAh/32.6Wh atau 9.1V/3400mAh/30.9Wh atau 12.1V/2400mAh/29.0Wh
  • Waktu pengisian: kurang dari  6 jam dengan input 5V/2A atau  kurang dari 9 jam dengan input 5V/1A
  • Ukuran/bobot: 100 x 59.6 x 22 mm dengan bobot 230g
  • Fitur proteksi/keamanan: Input OVP, OCP; Output OVP, OCP short protection; cell protection including OVP, OCP; thermal protection during charge and discharge stage; adaptor protection, Jeita protection
  • Temperatur pengisian: 0°C ~ 35°C
  • Warna: Osmium Black, Sheer Grey, dan Glamor Pink


Dok. Pribadi
Dari pengalaman saya setelah beberapa  hari mencoba Asus ZenPower Pro berkapasitas 10.050 mAh ini, powerbank tersebut mampu mengisi Zenfone 5 saya yang punya baterai berkapasitas 2.110mAh sebanyak 3 kali. Yang menarik, masih ada sisa daya yang tersedia di powerbank ini untuk mengisi baterai perangkat lain.

Selain itu, port 1 dari ZenPower Pro juga menawarkan fitur fast charging. Meskipun smartphone yang saya gunakan belum mendukung, namun proses pengisian baterai bisa sedikit lebih cepat karena arus daya yang bisa dihantarkan dari port tersebut lebih besar.

Tetapi yang paling penting adalah smartphone saya aman dan stabil karena ZenPower Pro sudah dibekali dengan proteksi menyeluruh seperti adanya Short Circuit Protection, Temperature Protection dan berbagai sitem proteksi yang lainnya.

So, bagi Anda yang membutuhkan referensi powerbank, Asus ZenPower Pro ini pilihan yang cocok sekali. Untuk harganya, Asus ZenPower Pro ini dibandrol dengan harga Rp399.000. Harga ini tergolong terjangkau dan sebanding mengingat berbagai fitur, teknologi dan sistem keamanan yang ada di dalamnya.

المشاركات الشائعة

Hp Oppo Murah Ini Cuma 1 Jutaan

Oppo belum lama ini menggelar smartphone terbarunya ke pasaran Indonesia. Spesifikasinya mengagumkan, apalagi fitur kameranya. Ya, Oppo Reno 10x Zoom menawarkan kemampuan fotografi yang mumpuni, sekaligus performa perangkat yang hebat. Meski demikian, ada harga ada rupa. Smartphone tersebut dipasarkan dengan harga yang tidak murah, yakni Rp12,999 juta untuk versi dengan RAM 8GB dan storage 256GB. Mahal? Tentu saja tidak, jika melihat spesifikasi yang disediakan di dalamnya. Sayangnya, tidak semua pengguna mampu membeli smartphone Oppo dengan harga yang tergolong fantastis tersebut. Cukup banyak di antara kita yang ingin membeli hp Oppo murah yang harganya kalau bisa di bawah Rp1 juta. Kalau tidak ada pun, kalau bisa harganya masih Rp1 jutaan. Alias di bawah Rp2 juta. Nah, kalau sudah begitu, apa pilihan yang bisa kita dapatkan? Berikut ini pilihannya: Harga HP Oppo Murah di 2019: Untuk smartphone alias hp Oppo murah di harga 1 jutaan, dipastikan Anda sudah mendapatkan pe...

Harga Chip MediaTek Dimensity Tak Lagi Murah?

Rumor terbaru seputar MediaTek mengindikasikan bahwa strategi flagship perusahaan untuk 2026 berpotensi tidak lagi sesederhana dengan menghadirkan hanya satu chipset kelas atas. Dimensity 9600, yang diproyeksikan menjadi andalan MediaTek tahun depan, disebut-sebut menghadapi tekanan biaya serius akibat melonjaknya harga wafer 2nm dari TSMC.  Kondisi ini membuka kemungkinan lahirnya dua varian Dimensity 9600, alih-alih satu model tunggal seperti generasi sebelumnya. Isu ini mencuat seiring spekulasi bahwa MediaTek tengah mempertimbangkan pendekatan mirip Qualcomm, yang telah memisahkan lini flagship-nya menjadi versi standar dan varian “Elite” atau “Pro”.  Bocoran dari sumber Weibo, Repeater 002, menyebut MediaTek belum sepenuhnya yakin apakah akan merilis versi Dimensity 9600 yang “dipangkas”, dengan GPU lebih lambat dan dukungan memori yang dibatasi pada LPDDR5X, bukan LPDDR6. Jika benar, langkah ini mencerminkan kompromi antara ambisi performa dan realitas biaya produksi. Te...

Motherboard DDR4 dan DDR5 Sekaligus Dirilis Asrock

ASRock kembali menghadirkan pendekatan yang nyaris terlupakan di pasar motherboard modern lewat peluncuran H610M Combo. Motherboard micro-ATX berbasis chipset Intel H610 ini menawarkan dukungan ganda untuk memori DDR4 dan DDR5 dalam satu papan induk. Langkah ini merupakan sebuah strategi yang jelas menyasar segmen kantor, bisnis, dan sistem berbiaya rendah yang kini berada di bawah tekanan. Khususnya saat terjadi kenaikan harga komponen, terutama memori. Keputusan ASRock ini menarik karena dalam beberapa tahun terakhir industri secara tegas memisahkan dukungan DDR4 dan DDR5 demi efisiensi desain dan stabilitas. Namun, H610M Combo justru menghidupkan kembali konsep “transisi generasi” dengan menyediakan empat slot DDR5 dan dua slot DDR4.  Pengguna memang tidak bisa mencampur kedua jenis memori secara bersamaan, tetapi fleksibilitas ini memberi opsi penting. Kapasitas hingga 96GB DDR5 atau 64GB DDR4, tergantung kebutuhan dan kondisi pasar. Dari sisi fitur, ASRock H610M Combo tetap re...

Kenapa Harga RAM Naik?

Keputusan Micron untuk menghentikan merek konsumen Crucial pada 2026 menjadi sinyal keras tentang perubahan fundamental di industri memori global. Setelah hampir tiga dekade melayani pasar DIY dan pengguna PC rumahan, Micron menilai bisnis RAM konsumen tidak lagi sepadan secara ekonomi di tengah lonjakan permintaan dari pusat data berbasis AI.  Bagi perakit PC, keputusan ini terasa menyulitkan. Kebutuhan memori meningkat, tetapi pasokan justru semakin menjauh dari konsumen. Masalah utamanya bukan lemahnya permintaan, melainkan siapa yang kini menguasai kapasitas produksi. Perusahaan hyperscaler dan operator pusat data AI menyerap hampir seluruh output wafer memori, dengan kesediaan membayar jauh lebih tinggi dibanding pasar konsumen. Micron secara terbuka mengakui bahwa pertumbuhan AI di data center mendorong permintaan memori dan storage ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga perusahaan memilih memprioritaskan pelanggan strategis yang menawarkan margin lebih besar...

iPhone Dikabarkan Akan Pakai Prosesor Buatan Intel. Panas?

Rumor mengenai kolaborasi besar antara Apple dan Intel kembali menguat. Laporan terbaru menyebut Apple sedang mengevaluasi proses manufaktur Intel 18A-P untuk chip seri M, dengan target pengiriman awal pada 2027.  Namun kini, proyeksi baru muncul ke permukaan. Chip buatan Intel tersebut bisa saja digunakan pada iPhone 21 versi non-Pro yang diperkirakan akan rilis pada tahun 2028. Informasi ini pertama kali diperkuat oleh analis Ming-Chi Kuo yang menyatakan bahwa Apple telah menandatangani NDA dengan Intel dan bahkan menerima Process Design Kit (PDK) untuk pengujian. Jika benar, ini menjadi langkah besar mengingat Apple selama bertahun-tahun sangat bergantung pada TSMC sebagai manufaktur tunggal untuk seluruh chip mobile dan desktop mereka. Intel 18A-P menjadi titik fokus karena ini adalah node pertama yang mendukung Foveros Direct 3D hybrid bonding, memungkinkan penggabungan chiplet secara vertikal menggunakan TSV. Dengan pendekatan arsitektur modern Apple yang mengutamakan efisien...