Dunia kerja yang semakin dinamis menuntut perangkat yang tidak hanya portabel, tetapi juga andal, aman, dan mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan multitasking. Tren laptop kerja kini tak lagi sekadar berfokus pada bodi yang tipis dan ringan, tetapi juga memperhatikan aspek performa. Mulai dari prosesor kencang, kapasitas RAM besar dan upgradable, semua kini menjadi faktor esensial. Tak lupa juga dengan kehadiran fitur-fitur penunjang produktivitas seperti layar rasio 16:10, port konektivitas lengkap, dan sistem keamanan biometrik. Selain itu, laptop kerja modern dituntut memiliki daya tahan fisik yang tangguh. Standar militer seperti MIL-STD 810H kini menjadi nilai tambah penting, terutama bagi para profesional muda yang sering berpindah tempat kerja atau bekerja dalam kondisi lingkungan yang tidak selalu ideal. Terakhir, dukungan sistem operasi terkini dan paket software produktivitas seperti Microsoft Office Home & Student juga kini menjadi bagian dari “value” yang dicari oleh p...
Microsoft baru saja secara tidak langsung mengakui bahwa jumlah perangkat aktif Windows menyusut drastis. Dari 1,4 miliar perangkat pada 2022 menjadi “lebih dari satu miliar” saat ini. Itu berarti sekitar 400 juta perangkat Windows telah hilang dari ekosistem dalam tiga tahun terakhir. Pernyataan ini muncul dalam sebuah blog panjang Microsoft terkait dukungan Windows 10 yang akan berakhir pada 14 Oktober 2025. Meski kalimat “lebih dari satu miliar” terdengar impresif, pengamat teknologi Ed Bott menilai angka tersebut merupakan penurunan signifikan, bukan sekadar pembulatan. Fenomena ini disebut sebagai dampak dari pasca-boom pandemi, ketika penjualan PC melonjak akibat kebutuhan kerja dan sekolah dari rumah. Kini, banyak rumah tangga hanya mengandalkan satu perangkat bersama, atau bahkan beralih ke tablet, Chromebook, atau smartphone. Laptop lama yang rusak pun sering kali tidak diganti lagi. Kondisi ini menjadi pukulan berat bagi produsen PC seperti HP, Lenovo, Dell dan Asus, yang kin...