Dunia kerja yang semakin dinamis menuntut perangkat yang tidak hanya portabel, tetapi juga andal, aman, dan mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan multitasking. Tren laptop kerja kini tak lagi sekadar berfokus pada bodi yang tipis dan ringan, tetapi juga memperhatikan aspek performa. Mulai dari prosesor kencang, kapasitas RAM besar dan upgradable, semua kini menjadi faktor esensial. Tak lupa juga dengan kehadiran fitur-fitur penunjang produktivitas seperti layar rasio 16:10, port konektivitas lengkap, dan sistem keamanan biometrik. Selain itu, laptop kerja modern dituntut memiliki daya tahan fisik yang tangguh. Standar militer seperti MIL-STD 810H kini menjadi nilai tambah penting, terutama bagi para profesional muda yang sering berpindah tempat kerja atau bekerja dalam kondisi lingkungan yang tidak selalu ideal. Terakhir, dukungan sistem operasi terkini dan paket software produktivitas seperti Microsoft Office Home & Student juga kini menjadi bagian dari “value” yang dicari oleh p...
Meski mendominasi dunia perangkat lunak enterprise selama puluhan tahun, Microsoft kini menghadapi kenyataan pahit: AI Copilot mereka tak diminati oleh para pekerja. Banyak perusahaan justru beralih ke ChatGPT dari OpenAI, termasuk perusahaan farmasi global Amgen. Amgen awalnya membeli 20.000 lisensi Microsoft Copilot. Namun, setelah lebih dari setahun, karyawan mereka justru aktif menggunakan ChatGPT untuk keperluan riset dan meringkas dokumen ilmiah. Wakil Presiden Senior Amgen, Sean Bruich, menyebut bahwa "OpenAI berhasil membuat produk mereka menyenangkan untuk digunakan," meskipun ia tetap menilai Copilot masih relevan untuk produk Microsoft seperti Outlook dan Teams. Fenomena ini bukan kasus tunggal. Banyak perusahaan yang awalnya mengandalkan integrasi Copilot ke dalam Microsoft 365 ternyata harus mengakui bahwa pengguna lebih memilih AI yang sudah mereka kenal dan sukai. Copilot kalah momentum dari ChatGPT, meskipun memakai model yang sama dan memiliki fitur serupa, ...