Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM. Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...
Meski Amerika Serikat telah memberlakukan sanksi keras terhadap Rusia sejak invasi ke Ukraina, kenyataannya chip buatan AS masih terus mengalir masuk. Meski bukan lewat jalur resmi. Data dari Dinas Bea Cukai Federal Rusia yang dikutip Kommersant menyebut bahwa impor prosesor Intel turun hingga 95 persen tahun lalu. AMD pun mengalami penurunan serupa, meskipun sedikit lebih baik, yakni 81 persen. Secara resmi, hanya 37.000 unit prosesor yang tercatat masuk ke Rusia sepanjang 2024, jauh dibanding 537.000 unit pada 2023. Namun, produsen komputer lokal seperti Lotos Group dan Rikor melaporkan hal berbeda. Menurut mereka, pasokan chip tak hanya tetap tersedia, tapi justru meningkat. Rikor bahkan mengklaim telah mengamankan lebih dari 120.000 prosesor sepanjang 2024, naik sekitar 30 persen dari tahun sebelumnya. Beberapa perusahaan menyatakan bahwa akses ke chip impor justru semakin mudah selama tiga tahun terakhir. Sanksi internasional pun tampaknya lebih banyak berfungsi sebagai simbo...