Akhir Maret lalu, Vivo menghadirkan smartphone premium terbaru mereka ke pasaran Indonesia, yakni seri V9. Peluncurannya sangat megah, mengambil tempat di kawasan candi Borobudur dan disiarkan langsung oleh 12 stasiun televisi nasional ke seantero negeri. Tapi yang sangat disayangkan, keputusan produsen asal Tiongkok tersebut dianggap melecehkan pengguna di Tanah Air. Ya. Ketika itu Vivo V9 hadir dengan prosesor ala kadarnya, yakni Snapdragon 450 dengan RAM sebesar 4GB dan storage 64GB. Menurut petinggi Vivo Indonesia, masyarakat di negeri ini tidak perlu prosesor yang kencang dan akhirnya memilih menghadirkan prosesor tersebut di smartphone mereka yang sebenarnya harganya relatif mahal, yakni Rp3.999.000. Dari sisi performa, prosesor Qualcomm Snapdragon 450 sejatinya memang prosesor Snapdragon 625 yang dikurangi clock speed-nya. Performa dan efisiensi energinya sebetulnya sangat baik. Namun tidak sewajarnya smartphone andalan malah dipasangi prosesor yang disunat. Dan terbukt...